373 57 9
                                    

•••

"Bagaimana menurutmu?"

"Itu sudah jelas dia, satu satunya korban yang selamat, [Nama]."

Ia menjeda kalimatnya sebentar sebelum kembali melanjutkan, "Tapi ada yang janggal darinya."

"Oh?"

"[Nama] seakan baru menginjakkan kaki disini, tingkahnya seperti seseorang yang tanah kelahiran nya bukan dari sini."

"....coba selidiki dia lebih jauh."

"Baik." angguk Heizou.

————

Api berkobar dan teriakan minta tolong berdengung ditelinganya, padahal ia tahu siapa pelaku yang sengaja memporakporandakan panti asuhan namun mulutnya terkatup rapat, tak mampu memberitahu siapa pelaku dibaliknya, lantaran terlalu takut.

Kakinya lemas, seolah tak bertulang, ia cuma duduk disana memandang tempat yang ia tinggali terbakar dan menghanguskan apa yang didalamnya.

Apa ini salahnya?

Karena cuma ia satu satunya yang selamat.

Mimpi buruk itu membuatmu segera terbangun dari tidur dengan keringat membasahi pelipis dan napas yang naik turun, ingatan yang hampir kamu lupakan kembali muncul ke permukaan membawa perasaan tak enak hinggap.

Nyatanya pilihanmu merawat Scara bukanlah didasarkan dari rasa kasihan, melihatnya dibuang oleh orang tuanya sendiri, rasanya seperti melihat dirimu di Scara.

Kamu cuma mengingat ibumu, meski suaranya perlahan kau lupakan, sementara ayahmu, entah ada dimana dia sekarang, kamu bahkan tak ingat bagaimana rupanya.

Kamu menatap pantulan dirimu sendiri dicermin setelah mencuci wajah, berpikir mengapa kenangan yang dengan paksa kau kubur justru tadi menjadi mimpi burukmu.

"....aku gelisah."

————

Kamu merasakan pandanganmu menggelap saat kedua tangan menutupi nya, entah siapa pemilik tangan itu, lagipula kenalanmu di kota ini tidak sebanyak itu hingga seseorang tiba tiba akrab denganmu.

"Tebak siapa!"

Kamu menyentuh tangan yang menutupi matamu itu, dari suaranya kamu sudah kenal bahwa itu adalah Heizou.

"Um, Yae miko?"

"Salah, coba tebak lagi."

"Kujou Sara."

"....salah."

"Lalu siapa?"

Kamu menahan tawa dalam hati, mengerjai Heizou balik ternyata cukup menyenangkan. Laki-laki itu menyerah dan menjauhkan tangannya dari matamu hingga kamu dapat kembali melihat.

Kamu berbalik untuk melihat Heizou yang berdiri dibelakangmu, dia sedikit memasang wajah cemberut.

"Padahal kau sudah tahu itu aku, kenapa menyebut nama orang lain?"

Scaramouche and YouWhere stories live. Discover now