Waktu pulang

454 59 6
                                    

•••

Suasananya begitu canggung, [Nama] tidak tahu harus membahas apa bersama seseorang yang dulu pernah ia sukai di masa sma. Kata-katanya seolah tersangkut di tenggorokan tiap kali dia mencoba untuk membuka obrolan, berusaha bersikap normal yang padanya akhirnya gagal.

Sementara Childe, [Nama] melirik laki-laki yang duduk disebelahnya, berbicara panjang lebar dengan senyuman tanpa beban membuat mata [Nama] berkedut dalam perasaan lain.

Dia memang...tak pernah menyatakan perasaannya pada Childe meskipun saat itu sudah bertekad akan memberitahukan perasaan yang ia pendam begitu dalam pada yang di taksir meski akhirnya ia urungkan karena melihat Childe yang ternyata sudah lebih dulu ditembak orang lain.

Kalau saja ia bergerak lebih dulu apa sekarang ceritanya dengan Childe akan berbeda?

"Kau datang kesini bersama siapa?" tanya Childe, menoleh pada [Nama].

"Bersama temanku dan Scara."

"Scara? Oh, anak kecil itu." Childe masih mengingat Scara yang ia temui saat itu.

[Nama] mengangguk dan kembali menjadi diam, Childe menyadari betapa diamnya [Nama] saat berada didekatnya. Ia hendak memegang bahu [Nama] namun perhatian nya teralihkan oleh seseorang.

Itu Zhongli, datang bersama Xiao dan entah bagaimana Scara bisa ikut bersamanya, berjalan disamping nya dengan diam, pemandangan langka melihat Scara diam dan tak memulai perdebatan dengan Xiao.

Apa karena sedang bersama Ayah Xiao, Scara jadi terdiam? Pikir [Nama] sembari terkekeh dan segera menghampiri Scara.

"Kamu sudah puas main air?" tanya [Nama] main-main pada Scara yang memalingkan wajahnya dan mengerucutkan bibirnya, memasang ekspresi jengkel seolah belum puas.

"Puas? Hah, untuk apa merasa puas hanya dengan main air? Kekanakan sekali..." elak Scara, meski perasaan aslinya berkata lain.

Ia sebenarnya puas namun merasa belum cukup menghabiskan waktu bersama [Nama], meski cuma sekali ia ingin menaiki seluncuran itu bersama [Nama] tapi ia tak punya cukup keberanian untuk menyuarakan isi hatinya atau lebih tepatnya gengsi.

"Kalau kau gimana?" tanya balik Scara, kembali menatap [Nama].

"Sangat puas! kebetulan sekali bisa beristirahat saat jadwalku padat, Keqing sangat membantu."

"Temanmu itu kemana, dia datang bersama kita dan sekarang entah dimana."

"Tadi aku lihat...sekarang tidak tau." [Nama] menggeleng.

Zhongli memperhatikan bagaimana [Nama] berbicara dengan leluasa, seolah ia memberikan penuh perhatian nya pada lawan bicara. Perhatikan saja cara [Nama] menatap Scara, Zhongli bisa mengartikan sorot mata yang terpancar dari tatapan itu.

Tatapan tulus seorang ibu.

Sekarang Zhongli mengerti mengapa Xiao merasa nyaman dan selalu ingin berada didekat [Nama].

Merasakan tangan seseorang yang mendarat di kepalanya membuat [Nama] terdiam sejenak sebelum mendongak untuk menatap pelaku, Zhongli. Yang menepuk kepalanya dengan lembut sambil tersenyum.

Scaramouche and YouWhere stories live. Discover now