Chapter 18 - Hilang

161 17 0
                                    

Tok.. Tok.. Tok..
Ness mengetuk pintu rumah itu lalu sosok wanita paruh baya keluar dari rumah itu.

"Ohh Ness-kun.. Ayo masuk" ujar wanita tersebut yang tidak lain adalah ibunya Kurona.

"Ah maaf tapi aku hanya ingin bertemu dengan Ranze-kun. Apa aku bisa menemuinya?" ucap Ness.

"Ranze-kun? Memangnya dia tidak memberitahumu?" tanya ibunya Kurona.

Ness pun mengerutkan keningnya kebingungan, karena selama ini Kurona bahkan tidak menghubunginya sama sekali.
"Maaf.. Soal apa?"

"Dia dan adiknya sedang menginap di rumah Isagi-kun. Bahkan sudah 2 hari mereka menginap disana." jawab ibu Kurona.

"Apa?" gumam Ness.

"Apa bibi pernah menghubunginya lagi?" tanya Ness.

"Ehmmm.. Belum." jawab ibu Kurona disertai gelengan kecil.

Deg... .
Semakin tak karuan lah perasaan Ness. Khawatir, panik, gelisah, takut, semuanya bercampur aduk.
'Ranze-kun..' batin Ness.

"Ahh begitu.. Kalau begitu aku pamit dulu.. Terimakasih." ucap Ness lalu segera bergegas pergi dan kembali menaiki motornya.

'Ranze-kun.. Apa yang terjadi padamu..' batin Ness.
-
-
-
Disisi lain, Kurona dan adiknya, Hiro, disekap di suatu tempat seperti gudang yang cukup luas dengan beberapa pria seperti preman yang menjaga mereka.

"Kakak.. Sebenarnya siapa perempuan itu? Kenapa dia menangkap kita?" bisik Hiro.

"Hm? Ehmmm.. Dia itu orang jahat yang mengincar teman kakak." balas Kurona.

"Lalu kenapa dia malah menangkap kita?" lanjut Hiro.

Kurona hanya tersenyum mendengar pertanyaan adiknya lalu dia mengusap pucuk kepalanya.

"Entahlah.. Tapi maafkan kakak, hiro. Gara-gara kakak, kau jadi terlibat dalam ini semua." ucap Kurona sembari terus mengusap kepala sang adik.

"Hmm.. Asalkan bersama kakak, aku tidak masalah. Tapi, bagaimana dengan teman kakak? Apa dia berhasil melarikan diri?" ujar Hiro.

Kurona sontak terdiam dan mengingat kejadian saat peluru itu menembak bahu Isagi.
"Isagi-kun.." gumam Kurona.

'Apa tembakanku tepat mengenai dadanya? Kuharap itu meleset dan ada seseorang yang membantunya..' batinnya.

"Kakak..." panggil Hiro.

Kurona pun menoleh dan menatapnya.
"Hm?"

*krukkk*
Suara perut Hiro terdengar sampai ke telinga Kurona, dan Kurona pun langsung menyadarinya.
"Kau-"

"Ah tidak tidak.. Aku tidak lapar!" sela Hiro dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.

"Pfftt.. padahal kakak belum selesai bicara.." ujar Kurona.

Hiro hanya bisa tersenyum simpul saat mendengar ucapan kakaknya.

Kurona pun berdiri dan menghampiri salah seorang pria yang berada tak jauh dari mereka.
"Maaf.. Aku dan adikku lapar.. Bisa berikan makanan untuk kami?" pinta Kurona.

"Hm? Tunggu sebentar.." ucap Pria itu yang langsung pergi setelah menyelesaikan ucapannya.

'Penjagaan disini benar-benar ketat. Bagaimana aku dan Hiro bisa kabur dari sini?' batin Kurona sambil memandangi sekelilingnya yang di dominasi oleh pria bertubuh kekar yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Ada yang asik mengobrol, minum alkohol, main kartu, catur, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit juga yang sedang tidur

Tak lama pria itu kembali menghampiri kurona sambil membawa dua cup ramen instan.

Blue Promise | KaisagiWhere stories live. Discover now