Chapter 9 - Berbeda?

231 25 1
                                    

Isagi berhasil keluar dari kamar Kaiser dan sekarang sedang duduk bersandar di depan pintu kamarnya.

'Bagaimana sekarang? Haruskah aku pulang? Tapi tendangan ku ke dadanya cukup kuat tadi.. Bagaimana jika dia kenapa napa? Bagaimana ini? Ayo berpikirlah Isagi!!!' batin Isagi.

"Yoichi.." panggil lirih Kaiser dari balik pintu sambil menggedor nya. Kaiser terus melakukannya sampai berkali-kali.

Setelah beberapa menit, suara Kaiser dan gedoran pintu pun berhenti.
Isagi meneguk ludahnya, dia bangkit dari posisinya dan memegang knop pintu sambil memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam dalam, lalu dia membuka pintunya perlahan.

Saat dia membuka pintunya, dia melihat Kaiser sudah tak sadarkan diri alias pingsan. Isagi menghela nafas lega, tapi disisi lain, dia juga khawatir pada Kaiser.

Takut Kaiser akan kembali menyerangnya lagi dan juga takut kalau tendangannya tadi merusak fungsi organ tubuhnya, jadi dia dengan hati-hati mengangkat Kaiser dan membaringkannya di ranjangnya lalu dia keluar dan menutup pintu kamarnya sambil bersandar di depan kamarnya lagi.
-
-
-
-
-
Keesokan paginya
Kaiser membuka matanya dan dia merasakan sakit kepala yang cukup hebat. Seluruh tubuhnya juga terasa cukup sakit. Kaiser perlahan bangun dari tidurnya dan duduk di pinggir ranjang sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Dia mencoba mengingat yang terjadi semalam, namun dia hanya mengingatnya kalau Isagi yang mengantarnya sampai depan apartemen lalu dia tidak mengingat kejadian seterusnya lagi.

"Ah.. Syukurlah aku sampai di apart semalam.. Untungnya Yoichi mau mengantarku, kalau tidak, bisa-bisa aku melakukan hal yang tidak-tidak pada orang-orang di kampus." gumam Kaiser.

Kaiser melepaskan kemejanya yang sudah berantakan dan hendak pergi keluar kamarnya tanpa atasan yang membuatnya seluruh bagian atasnya terekspos. Dia hanya memakai celana panjang hitamnya yang kemarin.

Dia hendaklah pergi ke dapur ingin membuat kopi untuk mengurangi sakit kepalanya, namun saat membuka pintu kamarnya, dia malah melihat Isagi yang tertidur dalam posisi duduk di depan kamarnya.

"Yoichi-kun?"

Kaiser pun berjongkok di samping Isagi dan menepuk pundak sang raven agar terbangun. Isagi membuka matanya dan menatap Kaiser, untuk sesaat dia tidak ingat dengan kejadian semalam karena masih belum sadar.

"Ah.. Ohayou senpai." sapa Isagi

"Nee yoichi, apa kau tertidur di depan pintu kamarku seperti ini sejak semalam?" tanya Kaiser

"Hmm itu.." isagi sontak mengingat semua kejadian semalam dan kembali menatap Kaiser dengan ketakutan lalu langsung berdiri dan menjauh dari Kaiser.

Kaiser pun bingung dengan sikap Isagi. Saat dia mendekat, isagi malah menjauh darinya.

"Hee~ ada apa denganmu?" tanya Kaiser

"Ah.. Se-senpai.. Aku.. Aku hanya.. Ingin memastikan keadaanmu saja.. Aku.. Aku akan pulang sekarang.. Janee." ucap Isagi terbata-bata sambil berjalan keluar apartemen Kaiser lalu menghilang dari pandangan Kaiser.

"Ada apa dengannya? Dan apakah yang kulihat tadi itu kissmark di lehernya? Jangan-jangan aku berbuat sesuatu yang tidak tidak saat aku mabuk? Ahh tidak.. Mungkin saja dia mendapatkannya dari salah satu mahasiswi di pesta semalam.. Ya, kuharap begitu.. Tapi, Yoichi bukan orang yang seperti itu.. Ah entahlah.. Sebaiknya aku mandi saja untuk membersihkan tubuhku dulu.. Aroma alkoholnya masih menyengat." gumam Kaiser.
-
-
-
-
-
Tiga minggu setelah kejadian itu, Isagi tampak menghindari Kaiser, tentu hal itu membuat Kaiser kebingungan karena setiap dia ingin menyapa Isagi, Isagi malah mempercepat jalannya dan bahkan dia tidak balas menyapanya kembali.

Blue Promise | KaisagiWhere stories live. Discover now