07 - Psycho

Mulai dari awal
                                    

"Gak tahu, masih di dalem perut. Mati juga kali." jawab Allaric.

Refleks, Joana mengusap wajahnya kasar. Tak tau lagi harus berbuat apa supaya teman psikopat nya itu segera bertaubat.

Langkah kedua nya berjalan keluar gudang. Joana mematik rokoknya, menawarkannya juga pada Allaric namun langsung ditolak mentah-mentah. Joana pikir Allaric baru kesambet malaikat karna menolak rokoknya.

"Gue pengin dugem." ujar Allaric tiba-tiba.

Joana melotot begitu mendengarnya. Menyesal telah berpikir jika cowok itu kesambet malaikat, yang ada kesambet iblis.

"Lo mau party sehabis bunuh orang?" tanya Joana.

Allaric tampak acuh menggedikkan bahu nya bersikap masabodo.

"Bosen gue, butuh inspirasi buat menjalani hidup." ucap Allaric sok menderita.

"Dengan liatin cewek-cewek seksi sambil goyangin gelas minuman itu?" sewot Joana yang langsung mendapat lirikan tajam dari Allaric.

"Lo pikir gue Joana Handerson?" hina Allaric terang-terangan.

Joana yang merasa tersindir mengumpat, "Sialan! Malah sebut merk."

Allaric terkekeh, menarik kursi kecil dekat kolam renang. Duduk berjajar bersama Joana.

"Gue lagi suka sama seorang cewek." ucap Allaric terdengar serius.

Joana mendengarnya dengan seksama. Takut jika kena prank dari iblis jadi-jadian macam Allaric.

"Bilang 'Joana Ganteng' dulu baru gue percaya kalo lo gak lagi bohong." ujar Joana asal-asalan.

"Joana Ganteng." sahut Allaric cepat.

"Anjir...," celetuk Joana tak percaya.

"Cewek mana yang berhasil lelehin hati batu lo, Ric? Gila banget, harus sungkem nih gue." sambung Joana.

"Gue jatuh cinta pandangan pertama. Sialan emang!" ucap Allaric setengah mengumpat. Merasa tidak percaya jika memang ada perempuan yang dapat menarik hati nya.

"Lagian, dia cantik, Jo. Cantiknya itu khas 'Cewek Allaric' banget. Cantiknya bener-bener menawan. Baru pertama kali liat aja, gue langsung kepikiran kalo dia diciptain emang cuma buat gue."

"Alay." potong Joana. Ia geli sendiri mendengar ocehan Allaric.

"Jatuh cinta bikin lo alay, Ric." hina Joana sekali lagi.

"Gue bunuh lo sehabis gue cerita ini." dengus Allaric sebal.

"Bercanda, brother. Lagian lo cerita kayak baca puisi, dihayati banget. Emang lo jatuh cinta udah sejauh mana?" Joana mengambil langkah aman. Cukup ngeri juga ketika Allaric mengancamnya tadi. Walaupun ia juga tahu jika cowok itu tidak akan mungkin benar-benar membunuhnya.

"Jauh banget. Gue rela mati buat dia." sahut Allaric.

"Buset!" seru Joana terkejut.

Sepertinya Allaric memang sedang dilanda virus asmara. Joana mati-matian menahan tawa nya begitu mendengar jawaban dari Allaric.

"Ternyata udah jauh juga ya." Joana melirik-lirik kecil Allaric, masih tak kuasa jika harus menatap cowok itu. Yang ada nanti tawa nya akan menyembur keluar.

"Terus, rencana lo kedepannya gimana?" tanya Joana mencoba bersikap biasa saja.

"Awalnya gue ajak pacaran, tapi dia gak mau." ucap Allaric.

Joana menatap Allaric penuh selidik.

"Kenapa gak mau?" tanya nya.

Nafas Allaric berhembus pelan. Memandang air kolam yang tampak bersih dan tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET BUT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang