Chapter 20

940 35 0
                                    

“Jadi, bagaimana dengan lamaranya?”

“Lamaran apa maksudmu?”

“Lamaranmu untuk Valerie.”

“Mereka membalasnya dengan satu peluru panas yang menembus tulang pahaku. Kurasa itu cukup atas imbalan karena telah kujamah tubuh putrinya yang berharga.”

Santai pun tanpa beban pria ini mengatakannya, tanpa sedikitpun ekspresi bersalah. Dingin amat sangat datar raut wajahnya sekarang.

Ia memegang Cue yang berdiri tegak lurus di sampingnya, pandangannya intens mengarah pada bola berwarna di atas meja.

“Sebuah peringatan kecil untuk pria tua itu agar tidak terus-menerus mengusik kehidupanku.”

Lucas mengangguk samar. Namun, tetap saja rasanya semua yang telah Demiral lakukan tidak setimpal dengan apa yang telah Alba lakukan untuk menghancurkan bisnis tuanya itu. Membuat para pengikutnya berkhianat, menenggelamkan kapal yang mengangkut barangnya serta mengekpos bisnis milik keluarga Hugo pada pihak berwajib.

Puluhan hingga ratusan milyar pria itu mengalami kerugian. Namun dengan tenangnya Demiral hanya membalas dengan mempermainkan putri tercinta dari musuhnya tersebut.

Itu cukup menyakitkan untuk kudengar kalimat yang keluar dari mulutmu, Demiral Hugo.”

Tubuh Demiral yang mencondong hendak menyodok bola kembali berdiri tegap saat ia dengar suara bergetar dari belakangnya. Lantas ia berbalik, mendapati Valerie yang berdiri pada ambang pintu dengan tampilannya yang amat kacau.

Wanita itu hanya mengenakan baju tipis pada tubuhnya, bajunya cukup kotor oleh noda tanah pada beberapa bagian, rambutnya tidak tertata rapih dan wajahnya sembab memerah sebab air mata mengalir membasahi pipinya.

Seluruh tubuhnya bergetar, tangannya mengepal erat pun ia seka air mata yang membasahi pipinya dengan kasar.

Kediaman Yoxavos tengah sibuk-sibuknya karena hendak mengadakan perayaan pesta ulang tahun Alba nanti malam. Kesempatan bagi Valerie untuk melarikan diri dari ketatnya penjagaan di kediaman itu. Ia bahkan rela menjatuhkan dirinya dari lantai dua kamarnya, jatuh pada rumput taman yang basah bercampur tanah. Itulah sebabnya keadaanya kacau balau.

Semua itu ia lakukan semata-mata untuk mengunjungi kekasih yang amat ia rindukan, kekasihnya yang sudah tak mengunjunginya lagi sejak dua Minggu terakhir namun ia maklumi mungkin pria itu memiliki kesibukan.

Namun hari ini siapa sangka, setelah perjuangannya untuk melarikan diri menemui pria itu malah berujung bertemu hal menyakitkan. Kenyataan yang tak akan pernah ia bisa terima jika kekasih hatinya hanya memanfaatkan perasaan cintanya saja.

Punggung Valerie naik turun akibat dada serta nafasnya yang bergemuruh, menunduk dalam wajah cantiknya menggigit bibir bawahnya menekan rasa sakit hati serta tenggorokan yang seolah-olah tersekat. Ia tidak ingin menangis meraung di hadapan pria itu, pria yang telah menyakitinya begitu kejam.

Lucas melangkah keluar dari ruangan meninggalkan dua orang itu, menutup pintu dan ia berdiri di depan ruangan.

Demiral melengos dari memandang Valerie. Kembali ia mencondongkan tubuhnya di atas meja biliar dan mengarahkan Cue dengan santai, menyodok bola hingga tercerai berhamburan.

Hati Valerie mencelos melihat sikap santai Demiral yang jelas tidak peduli akan kehadirannya, akan rasa sakit akibat fakta yang baru saja ia terima.

Bodoh sekali dirinya yang menganggap jika ucapan Demiral yang ia dengar tadi hanyalah main-main. Setelah mengatakan hal keji itu Valerie masih berharap jika prianya akan meminta maaf dan menjelaskan semua kepadanya agar dirinya merasa tenang.

Aku bahkan akan memaafkanmu jika kau meminta maaf, aku akan menerima penjelasanmu jika kau menjelaskan, aku akan mendengarkannya pun aku akan mengerti.

Air matanya semakin luruh membasahi wajah cantiknya. Hingga sesak ia rasa untuk bernapas karena rasa sakit yang mendera hatinya.

“A—apa itu, sejak awal kau—”

“Ya, sejak awal aku hanya berpura-pura.” Pria ini menjawabnya dingin, bahkan belum sempat Valerie menyatakan pertanyaanya.

Kepalan tangan Valerie semakin kuat. Hancur luluh lantah hatinya. Berhasil Demiral bakar hingga hancur lebur perasaanya. Rasa cinta kasih sayang serta semua hal yang telah Valerie berikan semata-mata hanya untuk memberi pakan permainan yang pria itu buat.

“Aku senang kau bekerja sama dengan baik, Valerie.” Tanpa menatapnya sedikitpun, masih fokus pada meja kotak berisikan bola-bola kecil. Ia masih terus melanjutkan aktivitasnya di sana dengan santainya setelah ia memporak-porandakan perasaan wanita itu.

Sangat keji. Valerie telah menurunkan harga dirinya memberikan seluruh perasaan pada pria itu, memberikan kehormatannya untuk seorang penjahat yang ia pikir pria baik penyelamat hidupnya.

“Tapi apa alasanya?”

Kakinya sampai lemas mendengar setiap kata yang keluar dari mulut pria itu. Kata-kata fakta yang amat menyakitkan. Ia bahkan tak mampu lagi melangkah mendekati Demiral yang berjarak lima langkah di hadapannya.

Lantas, pria itu terkekeh samar. Ia tegakan tubuhnya, memandang Valerie datar. Tidak ada tatapan hangatnya lagi seperti beberapa hari lalu, hanya ada wajah datar dan ekspresi dinginya yang tak peduli.

“Aku senang kau bertanya,” timpalnya. Ia lantai berjalan gontai mendekati Valerie. Berdiri di hadapannya.

“Jika harus ada yang disalahkan, salahkan saja ayahmu. Karena dirimyalah putri berharganya mendapatkan hal semacam ini.” Dia memajukan wajahnya, berhenti tepat di telinga Valerie kemudian berbisik, “Ayahmu menghancurkan hidupmu.”

Valerie dorong kasar tubuh Demiral menjauh dari dirinya. Ia dorong beberapa kali hingga pria itu mundur dan terus mundur.

“Apa katamu? Kenapa kau sangat menjijikan, uh? Kau mempermainkanku lantas kau tuduh ayahku seperti itu! Tidak tahukah dirimu kau begitu amat sangat menjijikan!”

Wajah datar tanpa ekspresi bersalah itu amat menjijikan, dan Valerie benci melihatnya.

“Seperti itulah diriku, tapi dirimu justru malah mau terjebak dengan pria menjijikan ini.”

Demiral berbalik, kembali mencondongkan tubuhnya di atas meja dan memainkan Cue dengan santai.

“Alba Yoxavos selalu merasa benar atas tindakannya. Memandang kaum kami rendah dan jijik karena melakukan hal-hal di luar aturan. Merasa dirinya paling tinggi dan berhak mengusik orang seperti kami. Bukankah itu adil jika kuusik balik dirinya melalui dirimu?”

“Membuat kerugian besar pada bisnisku, maka kubuat rugi putrinya. Mengusik ketenangan yang selama ini ada, maka ku hancurkan ketenangan pikiran putrinya. Mengacaukan segala urusanku, maka kukacaukan perasaan putrinya. Putrinya yang dianggap berharga. Ya, dirimu, Valerie Yoxavos. Wanita pongah, menjunjung tinggi martabatnya sama persis seperti ayahmu.”

“Kau tahu Nolan masih sangat mencintaimu. Namun, ia rela menjauh hanya karena ayahmu terus mengusiknya, mengusik kami.”

Hati Valerie mencelos dalam, remuk hancur pikiran serta perasaanya. Ia tidak tahu, pikirannya kosong seketika setelah mendengar itu semua. Linglung hilang arah.

Bagaimana bisa Alba diturut andilkan dalam masalah ini. Bagaimana mungkin dirinya yang hancur diakibatkan pria ini ingin membalas perbuatan Alba terhadap dirinya. Itu tidak bisa diterima. Sangat tidak bisa diterima, itu tidak masuk akal.

“Tapi ... Aku mencintaimu.”

You're just a doll. My beautiful doll."

Suara Valeri bergetar. Dibalas langsung oleh dinginya nada tak berperasaan itu.

******

Jangan lova vote🌹🌹

LustWhere stories live. Discover now