08. MERASA BERSALAH 🦣

621 104 29
                                    

[MERASA BERSALAH]

▪️▪️▪️

Terlahir dari rahim yang sama tidak menjamin memiliki sifat yang sama pula. Gema dan Awan contohnya, mereka memang terlahir dari rahim yang sama yaitu wanita cantik bernama Abila Halwa Zemira. Namun, sifat keduanya sungguh berbeda, jika Gema memiliki sifat yang pendiam bahkan cenderung tenang, lain hal dengan Awan yang sangat hiperaktif dan tidak bisa diam.

Ada saja hal yang menarik perhatian Awan hingga anak itu terus bergerak dan berbicara, seperti saat ini ia kabur dari pengawasan Gema saat kakaknya itu sedang mengerjakan tugasnya. Padahal sang kakak sudah memperingati berkali-kali untuk menunggunya menyelesaikan tugasnya, setelah itu baru bermain bersama. Namun sepertinya Awan tidak sabaran untuk hanya menunggu sang kakak.

"Uwaahh ada meng lucu sekali" gumam Awan sambil berlari kecil menghampiri kucing berwarna oren yang tiba-tiba berada di taman belakang rumahnya.

"Kamu datang dali mana? Nama kamu siapa? Ayah ibu kamu mana?" Makhluk kecil berusia lima tahun itu tak hentinya berceloteh sambil berjongkok untuk mendekati hewan lucu tersebut.

Karena merasa gemas, Awan pun menggendong kucing tersebut yang tampak diam dan tenang. Sepertinya kucing tersebut adalah kucing peliharaan karena terlihat jinak saat digendong oleh Awan.

"Kamu lucu sekali, Meng" Awan berkali-kali mengusap kucing tersebut dan membuat kucing dalam pangkuannya merasa nyaman. Awan pun tampak senang karena merasa memiliki mainan baru.

Namun, hal itu hanya bertahan beberapa saat, karena setelahnya si bungsu bapak Abisatya ini merasa tangannya terasa gatal bahkan panas dan menjalar ke seluruh tubuhnya, diikuti nafasnya yang perlahan sesak membuat dadanya sakit.

"Uhh .. sakit" lirih Awan yang sudah menggaruk tangannya yang sudah beruam merah, bahkan ia juga memukul dadanya guna mengusir sesak dan sakit yang semakin terasa.

"A-abang.." panggil Awan yang hanya mengingat sang kakak, ia menyesal karena tidak menuruti instruksi dari kakaknya.

Awan berusaha beranjak untuk masuk ke rumah, namun tubuhnya yang sudah lemas tak mampu lagi untuk berdiri. Alhasil, ia terbaring di rerumputan dengan nafas tersengal, wajahnya sudah pucat pasi dan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.

Kucing tadi pun mengeong seakan mengajak Awan bermain tanpa tahu apa yang sedang dialami oleh manusia kecil di dekatnya.

"Adik..!!!" Pekik Gema yang melihat adiknya terbaring beserta kucing yang sedang mendusalkan wajahnya di wajah Awan.

"Hus .. hus pergi, adikku alergi kamu" ucap Gema sembari mengusir kucing oren tersebut dan membantu adiknya untuk duduk.

"A-abang .. sakit" mendengarkan rintihan Awan membuat Gema semakin panik.

Ia sangat bingung sekarang, pasalnya sang ayah sedang bekerja dan ibunya sedang sakit di kamar. Namun ia juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menolong sang adik.

"Ayo masuk dulu" Gema pun langsung menggendong tubuh adiknya untuk masuk ke rumah, berharap ayahnya sebentar lagi pulang karena ia tidak ingin mengganggu sang ibu yang baru saja beristirahat.

Tak lama ia masuk, terdengar suara mobil ayahnya masuk ke dalam perkarangan rumah. Dalam hati Gema ia sungguh bersyukur, ayahnya datang di waktu yang tepat.

CASUARINAWhere stories live. Discover now