06. 24/7 BERSAMA ABANG 🦣

745 108 26
                                    

[24/7 BERSAMA ABANG]

▪️▪️▪️

Ruangan pengap, gelap nan dingin membuat tubuh kedua makhluk mungil yang sedang berada di dalamnya menggigil hingga terasa bergetar. Suara berisik hujan seakan-akan menjadi musik menyeramkan yang memekakkan telinga keduanya. Dengan perasaan takut, kedua makhluk mungil itu saling memeluk satu sama lain.

"Abang Gema.." panggil si kecil kepada kakaknya yang tengah memeluk tubuhnya.

"Heum? Abang di sini, Awan tidak usah takut" bisik sang kakak guna menenangkan adik kecilnya.

"Jangan tinggalkan Awan, Awan takut di sini gelap" adu sang adik dengan suara paraunya karena sedari tadi menangis tak berhenti.

"Sstt .. Abang akan selalu di sini, Awan jangan khawatir, Abang tidak akan pernah tinggalkan Awan" sahut Gema walau dirinya juga dilanda ketakutan saat ini.

Tak lama terdengar langkah kaki seseorang yang membuat kakak beradik ini semakin mengeratkan pelukannya. Terlebih, terdengar suara pintu terbuka yang membuat cahaya temaram sedikit masuk ke dalam ruangan gelap ini. Lalu masuklah seorang lelaki dengan hoodie hitam dan tudungnya menutupi kepalanya serta masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Manis sekali.." terdengar suara serak nan berat yang menjadi sumber ketakutan kedua makhluk kecil di depannya.

Senyum sinis terpatri di bibirnya saat melihat kedua anak kecil di depannya ini sangat ketakutan, terlihat tubuh keduanya yang bergetar tak karuan.

Dengan sekali gerakkan, tangan besar seorang lelaki berhoodie hitam tadi menarik kasar tangan Awan hingga terpisah dari sang kakak. Tanpa rasa kasihan lelaki tadi menghempaskan Awan dengan sangat kuat hingga tubuh mungilnya menghantam dinding dan lantai yang dingin.

"AWAN..!!" Pekik Gema melihat adiknya dihempaskan oleh lelaki misterius di depannya ini.

"Kenapa, hm? Kau khawatir dengan adikmu?" Lelaki menyeramkan itu mencengkram pipi Gema dengan cukup kuat hingga anak kecil itu sedikit meringis kesakitan.

"Jangan sakiti adikku.." cicit Gema dengan susah payah memohon kepada laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali.

"Abang.." lirih Awan yang berusaha bangkit walau tubuhnya terasa sakit semua.

▪️▪️▪️

"Abang .. Abang .. ABANG..!!!" Awan terbangun dari tidurnya dengan rasa sesak yang begitu menyiksanya, nafasnya memburu tak beraturan, ingatan-ingatan masa lalu merasuk ke dalam memorinya membuat kepalanya sakit.

Udara dingin karena hujan dan kamar yang gelap karena listrik padam membuat Awan semakin ketakutan. Dadanya semakin sakit karena nafasnya yang begitu sesak hingga ia seakan tidak bisa bernafas. Kegelapan yang mencekam membuat Awan terpaku hingga tak bisa berbuat apapun, terlebih ia tidak bisa mendengar suara karena alat bantu dengarnya ia lepas sebelum tidur tadi.

Awan hanya bisa terbaring kaku di tempat tidurnya, tangan kanan mencengkram dadanya, sedangkan tangan kirinya mengepal kuat, kakinya mulai menekuk dan dadanya mulai membusung karena tak ada udara yang masuk ke dalam paru-parunya. Dalam hatinya, Awan berdoa agar ada yang bisa menolongnya saat ini. Jika biasanya ada ayah atau ibu yang menemaninya di saat listrik padam seperti ini, namun kali ini Awan hanya sendiri melawan rasa sesak yang semakin menyiksa dirinya.

CASUARINAWhere stories live. Discover now