02. CARA MEMINTA MAAF 🦣

837 132 32
                                    

[CARA MEMINTA MAAF]

▪️▪️▪️

Mata sayu dan belum terbuka sempurna tidak menghalangi Gema untuk berbangun pagi ini. Setelah merasa tidak ada ayah atau ibunya di sisinya, ia langsung bangun dan keluar dari kamarnya.

"Yahh.." panggil Gema dengan suara kecilnya saat melihat sang ayah sedang duduk di meja makan sambil menemani sang ibu memasak.

"Wahh jagoan ayah pintar sekali bisa bangun sendiri, sini Sayang" Abi merentangkan tangannya agar sang putra masuk ke dalam pelukannya.

Ibu yang sedang memasak pun tersenyum melihat pemandangan manis antara ayah dan anak ini.

"Dik ayi na?" -Adik bayi mana?- tanya Gema saat menyadari tidak ada adiknya di sekitar ayah mau pun ibunya.

Ayah dan ibu tidak heran lagi, karena memang sedari Gema membuka mata pastilah sang adik yang akan ditanyakan lebih dulu, definisi kakak yang membucin adik.

"Adik bayi masih tidur, Gema di sini saja bersama ayah" jawab Abi yang terus saja menciumi pipi gempal sang putra.

"Was Yah, ma mu dik ayi" -Awas Ayah, Gema mau adik bayi-

Dengan sekuat tenaga Gema berusaha melepaskan diri dari kungkuhan ayahnya.

"Was Yaahhh" sepertinya Gema memang sudah sangat merindukan adiknya hingga membuatnya ingin menangis saat sang ayah tidak juga ingin melepaskan dirinya.

"Mas, masih pagi.." mendengar suara lembut mengalun dari sang istri, membuat Abi menghentikan aksinya. Ia pun perlahan menurunkan Gema dari pangkuannya.

Merasa memiliki kesempatan, Gema langsung berlari cepat dengan kaki-kaki kecilnya untuk menghampiri sang adik tersayangnya.

Abi hanya tersenyum melihat anaknya berlari, baginya lucu sekali melihatnya, tubuhnya ikut tersentak-sentak saat Gema berusaha mengayunkan kaki kecilnya dengan cepat.

Saat sudah berada di depan kamar sang adik, Gema dengan sangat pelan membuka pintunya karena takut membangunkan adiknya yang kata ayahnya masih tertidur.

"Dik ayi.." gumam Gema saat melihat adiknya masih terlelap di box bayinya.

Gema langsung tersenyum saat melihat pipi adiknya yang begitu berisi, semakin gemas saat melihat kedua pipi itu berwarna semu merah. Rasanya ingin sekali ia memakannya, namun ia masih mengingat adiknya pernah menangis keras saat ia menggigit pipinya, sejak itu tidak pernah lagi Gema mengigit sang adik.

Gema cemberut karena mulai bosan, adiknya belum juga ada tanda-tanda ingin bangun, padahal ia sudah tidak sabar untuk bermain bersama. Namun ia juga tidak bisa membangunkannya, ia sangat paham jika adiknya pasti akan menangis keras jika ia bangunkan. Alhasil, ia hanya memperhatikan adik mungilnya ini, setidaknya itu sudah menjadi hiburan untuknya.

Saat sedang asyik menatap sang adik, tiba-tiba Gema melihat jika tangan adiknya terdapat bintik kemerahan, tak lama terlihat jika ada nyamuk yang menggigit sang adik.

"Ish .. nda oleh muk, ngan didit-didit dik ayi" -Ish .. tidak boleh nyamuk, jangan gigit-gigit adik bayi-

Tangan Awan yang terbungkus sarung tangan pun mulai bergerak gelisah karena merasa gatal di beberapa bagian tubuhnya.

CASUARINAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora