Part 17

560 50 6
                                    

- 12 jam kemudian -

Aku di Finlandia.

Dan aku kedinginan.

Padahal cuacanya panas tapi udaranya dingin sekali. Apakah ini yang selalu dirasakan Merri di Finlandia setiap harinya?

Aku tidak pernah ke Finlandia. Jujur saja, dan ini adalah kali pertama bagiku. Aku masih di bandara saat itu dan bingung mau kemana. Aku belum memesan hotel juga. Satu satunya yang terlintas di benakku adalah; bertanya ke orang yang berada di sekitarku.

Jadi aku bertanya kepada seorang pria botak yang memiliki badan besar, kelihatannya dia sedang menunggu taksi. "Sorry, sir, emm dimana alamat rumah Merri?"

"Merri?"

"Maksudku Moonlight Highmore"

Pria itu menatapku sarkas. "Kau turis ya?"

"Maaf?"

"Kalau kau domestik, kau tidak akan menanyakan alamat rumah pengusaha itu karena Finlandia adalah rumahnya"

"Maksudku, dimana dia tinggal?"

"Sangat susah untuk masuk kedalam cluster mereka"

"Cluster?". Aku melanjutkan. "Tapi kau tahu dimana cluster mereka?"

"Aku tahu, aku bisa mengantarkan kau kesana"

"Kau serius? Terimakasih"

Aku dan pria itu sama sama masuk ke dalam taksi Finlandia dan kami pun meluncur ke jalanan. Aku memperhatikan jalanan Finlandia yang sangat teratur dan tertata rapih. Pria itu berkata padaku, "untuk apa kau mencari Ms. Moonlight?"

"Ah, aku teman jauhnya", kataku. "Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya

Pria itu mengangguk mengerti, dan kemudian diam. Taksi memasuki kota Finlandia yang penuh akan gedung gedung tinggi menjulang mencakar langit. Lalu taksi melewati sebuah gedung yang paling tinggi dengan alphabet di atasnya sebagai logo gedung itu; H.

"Itu milik keluarga Highmore", ujar pria itu. "Tempat dimana seluruh kejayaan mereka berjalan"

Aku mengangguk mengerti. Kemudian taksi keluar dari kompleks gedung gedung itu. Pemandangan sekarang adalah rumah rumah warga dan ruko ruko kecil untuk berjualan. Banyak sekali orang yang melintas di trotoar atau sedang bertransaksi dengan penjual di ruko tersebut. Lalu taksi keluar dari kompleks perumahan warga lagi dan tak jauh dari sana terlihat lah sebuah gerbang putih yang menjulang tinggi, mungkin tingginya sekitar 5 meter. Gerbang dibuka oleh 2 orang penjaga, dan masuklah kami di cluster Merri, menurutku.

Pemandangan setelah gerbang itu adalah sebuah taman besar dengan air mancur di tengah taman itu, kursi taman yang di taruh di sekitar taman itu, lalu terlihat lah sebuah rumah putih besar disana. Banyak sekali penjaga yang berdiri disana. Taksi masuk ke dalam lobby rumah, dan pintu dibukakan oleh dua orang penjaga. Satu dibagianku, dan satu dibagian pria itu.

"Ayo", katanya. "Kita sudah sampai di tujuanmu"

"Tunggu", kataku. "Segampang itu?"

Pria itu bingung. "Lalu kau mau apa lagi?"

"Siapa kau?", tanyaku. Karena aku yakin dia adalah orang yang sering datang ke cluster Merri, jika dia hanya orang asing pasti dia tidak akan diperbolehkan masuk semudah itu. "Jawab aku, siapa kau?"

"Aku Jonathan, kau bisa panggil aku Mr. J. Aku adalah supir pribadi Ms. Moonlight"

Aku mengernyitkan kening tak percaya. "Kau - apa? Kenapa kau tidak memberitahukan itu padaku?"

"Kau tidak bertanya". Mr. J menaiki tangga rumah dan pintu dibuka oleh seorang perempuan yang mengenakan pakaian khas orang kantoran. "Hello, Patricia"

"Hello. Mr. J", sapanya. Patricia melihatku. "Kelihatannya kau membawa orang, bagian apa lagi yang dibutuhkan dirumah ini? Tukang kebun?"

"Maaf?". Aku tersinggung. "Aku bukan tukang kebun untuk rumah ini. Aku kesini untuk bertemu dengan Merri, maksudku Moonlight"

Patricia menaikkan satu alisnya. "Apa sudah membuat janji terlebih dahulu?"

"Belum tapi dia tahu siapa aku"

"Maaf, jika tidak ada janji sebelumnya, aku tidak bisa membuatmu bertemu dengan Ms. Moonlight"

"Siapa kau sebenarnya hah? Kau tinggal bilang padanya bahwa Greyson Chance datang, dan dia pasti akan tahu"

Mr. J menahanku. "Jangan emosi, di cluster ini dilarang untuk emosian"

"Cluster bodoh!"

Sebuah mobil BMW hitam masuk ke dalam lobby, alhasil membuatku, Patricia, dan Mr. J mengalihkan pandangan pada mobil itu.

Patricia merubah posisinya menjadi sikap tegap begitupun dengan Mr. J. Aku? Hanya diam tak berminat sedikit pun untuk seperti itu. Pintu mobil dibuka dan keluar lah seorang wanita yang sering sekali aku lihat di layar televisi dan juga halaman pertama koran; Ma'am Ellyana Highmore.

"Selamat siang, Ma'am", ujar Patricia.

"Selamat siang, Ma'am", ujar Mr. J.

"Selamat siang", katanya. Dia terlihat begitu berbeda sekali. Begitu pucat dan lemas. Mr. J membantunya menaiki tangga dibantu oleh asisten pribadi Ma'am Ellyana Highmore yang lain. Patricia mengikuti dari belakang. Kemudian, mataku dan mata Ma'am Ellyana bertemu. Dia berhenti. "Siapa kau, Anak Muda?"

Aku mendekat dan memberinya salam. "Aku Greyson Chance. Aku kesini untuk bertemu dengan putri anda"

"Mari masuk, Mr. Chance", katanya.

Aku mengikutinya dari samping. Saat aku masuk ke dalam rumahnya Merri, aku terpukau karena rumah ini besar sekali. Koridor depan seperti sebuah hall, di dinding terpasang lukisan abstrak yang mahal. Kami masuk ke sebuah ruangan yang berisikan sebuah sofa berwarna abu-abu yang besar dan 4 couch mengelilingi sebuah meja berkayu jati. Ma'am Ellyana duduk di sofa dan aku duduk di depannya.

"Ambilkan minum", kata Ma'am Ellyana"

Patricia berbicara dengan seorang asisten rumah tangga yang baru sampai kemudian kembali lagi ke dapur saat diberi perintah.

"Terimakasih", kataku. "Terimakasih sudah mengizinkanku masuk kerumah anda. Indah sekali"

"Terimakasih", katanya sambil tersenyum. "Ada keperluan apa kau, Nak ingin bertemu dengan anakku?"

"Aku ingin minta penjelasan kepadanya"

"Kau mengenalnya sebagai Merri Dian atau Moonlight Devine Highmore?"

"Merri Dian", ujarku tegas. "Dia adalah managerku, aku adalah artisnya. Dia bekerja untukku"

Patricia berjengit. Alhasil membuatku memberikan perhatian padanya.

"Maafkan aku", katanya. "Aku hanya tidak sangka bahwa ada seseorang yang datang bertemu dengan Ms. Moonlight sebagai Merri Dian"

"Jadi maksudmu, aku adalah orang yang baru datang kesini untuk bertemu dengan Merri bukan Moonlight?"

Patricia mengangguk begitupun Mr. J yang terkesima.

"Patricia benar". Ma'am Ellyana berkata, "tidak ada satu orang pun. Kau lah yang pertama, Mr. Chance"

Sebuah suara mesin mobil terdengar memasuki lobby.

"Mungkin itu dia", ujar Ma'am Ellyana.

Patricia dan Mr. J berjalan kembali menuju koridor pintu keluar untuk menyambut seseorang itu.

Minuman datang, segelas lime squash. Aku meminumnya sedikit, dan rasanya sama sekali tidak asam melainkan segar. Lalu suara heels menapaki lantai, memasuki koridor, dan muncullah Merri yang langsung membelalakan matanya tak percaya atas kehadiranku. "Greyson? Sedang apa kau kesini?"

Aku berdiri. "Aku butuh penjelasanmu, Merri"

Merri menarikku masuk ke dalam rumahnya, berjalan menuju koridor ke koridor lainnya dan berakhir di sebuah taman belakang yang besar dengan sebuah kolam renang di tengah tengahnya. "Jawab aku"

"Kau duluan yang harusnya menjawab pertanyaanku, Merri Dian"

[ BOOK 2 ] - D I V E | Greyson ChanceWhere stories live. Discover now