Takayama Nicholas

66 6 0
                                    

Masa kini, Kota Kyoto, Prefektur Kyoto, Jepang

Ceklek

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Tuan Tanaka dari kompor yang baru saja dia matikan karena sup yang dia masak sudah matang. Memperhatikan remaja laki-laki, dengan seragam sekolah yang masih terpasang di badannya, yang baru saja masuk dan menutup pintu dapur yang baru dibukanya. Wangi harum masakan khas jepang langsung memenuhi indra penciuman remaja laki-laki tersebut.

"Hey Nicho...kau datang lebih awal hari ini. Apa kau bolos sekolah?"

Tanaka Reiji selaku pemilik restoran tentu saja merasa heran. Anak buahnya yang satu itu datang lebih awal dari hari biasanya, padahal hari ini adalah hari rabu dan jam masih menunjukkan pukul 11:45 siang. Biasanya remaja laki-laki ini akan datang ke restoran pada pukul 16:00 di hari biasa, dan pukul 08:00 di hari weekend.

"Tidak mungkin aku bolos, paman. Aku masih sayang dengan nilai-nilaiku. Hari ini guru-guru mengadakan rapat dan siswa-siswi diberi pilihan untuk pulang atau melakukan kegiatan klub lebih awal. Tentu saja aku lebih memilih untuk pulang dan bekerja"

Yap..remaja laki-laki tersebut adalah Takayama Nicholas, biasa dipanggil Nicho atau Nicholas. Siswa yang baru saja duduk di kelas 3 SMA seminggu yang lalu. Dia bekerja part time sebagai pelayan di salah satu restoran makanan khas jepang yang ada di Kota Kyoto.

"Dimana adikmu? Kenapa tidak membawa dia ke sini? Apa kau dan adikmu sudah makan?"

Diberi pertanyaan beruntun seperti itu membuat Nicholas terkekeh. Hatinya menghangat, merasa sangat bersyukur masih memiliki seseorang yang khawatir dengan keadaannya dan adiknya. Dia beruntung Tuan Tanaka mau menerimanya yang notabenenya masih siswa SMA sebagai pegawai di restorannya.

Menjadi satu-satunya orang yang mampu bekerja di keluarga Takayama, membuat dia harus rela meninggalkan masa remajanya untuk mencari uang. Ia tidak mau adiknya harus kelaparan dan tidak terurus, atau bahkan sampai harus putus sekolah hanya karena dirinya tidak memiliki uang. Adiknya baru saja memasuki masa SMA seminggu yang lalu, tidak mungkin ia membiarkan itu terjadi pada adik kesayangannya.

"Dia langsung pulang ke rumah, dia memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan. Dan ya, kami sudah makan, paman. Tidak perlu khawatir".

Tidak bohong, Nicholas dan adiknya memang sudah makan sepulang sekolah tadi. Duduk di taman sekolah sebelum pulang dan memakan bekal sederhana yang tadi pagi disiapkan oleh Nicholas untuk dirinya dan adiknya. "Masakan kakak adalah yang terbaik", begitu kata adiknya.

"Syukurlah kalau begitu. Jika dia ingin makan sesuatu, bawa saja kemari, jangan sungkan. Nah, sekarang cepat ganti bajumu dan ayo mulai bekerja. Jam makan siang kantor hampir tiba"

"Baik", ucap Nicholas sembari berjalan meninggalkan dapur dan pergi ke ruangan ganti khusus pegawai.


~DF~


Chapter tentang Nicholas akhirnya bisa aku publish^^

Semoga kalian terhibur dengan chapter ini. Dan tolong berikan vote dan komentar, maupun kritik dan saran untuk perkembangan book ini ke depannya.

Terima kasih sudah membaca chapter kali ini, dan sampai jumpa di chapter selanjutnya💙

Vallet's Boarding House || AndTeamHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin