5

291 35 9
                                    

Kehilangan seorang Appa menjadi hal terberat bagi Taehyung dan Rosé, terutama bagi Rosé, rasanya semakin berat ketika ia harus tahu bahwa Taeho meninggal karena kecelakaan di saat Taeho mencari keberadaan Rosé.

Setelah tujuh hari kematian Taeho, suasana rumah semakin mencekam. Jiwon yang terus menyalahkan Rosé sampai hampir membunuhnya.

Kali ini Jiwon mulai berulah lagi di rumahnya, sambil berteriak-teriak ia melempar banyak furnitur-furnitur rumahnya.

Mendengar keributan, membuat Taehyung dan Rosé langsung menghampirinya.

"Eomma"

"Eomma, hentikan eomma, eoh?!" ucap Taehyung

"Taehyung ah, kalau kau lebih memilih Rosé, lebih baik Eomma mati saja" Jiwon meraih pisau dan menodongkan ke arah perutnya

"Aku tidak pernah memilih Eomma untuk melahirkanku, tapi tuhan yang memilihnya langsung dan menjadikan Eomma sebagai Eomma untukku dan juga Rosé"

"Jadi, Eomma tidak perlu meminta aku untuk memilih eomma, karena tuhan sudah memilihnya jauh sebelum aku di lahirkan "

"Taehyung ah, dengarkan eomma! jika kau membatalkan pernikahanmu dengan Jisoo, lebih baik Eomma mati saja" ujarnya

"Eomma! Aku tahu itu kemauanmu, tapi bisakah eomma memintanya tanpa harus mengancamku?"

"Lalu kau akan tetap menikahinya?" Jiwon menunjuk Rosé dengan pisau yang di peganginya

Taehyung terdiam, ia mencoba berpikir jernih untuk menjawab pertanyaanya. Takut, jika Jiwon sampai melukai dirinya sendiri lalu benar-benar meninggalkannya.

"Eomma, mianhe eoh?!" Rosé menjatuhkan tubuhnya ke lantai, berlutut di hadapan Jiwon

Perasaan bersalah yang kian memupuk membuat Rosé memutuskan untuk mengalah.

"Eomma, aku akan pergi seperti yang eomma inginkan. Mulai hari ini, aku akan melakukan apa yang di perintahkan oleh Eomma"

Rosé menghela napas panjang, dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Rosé berdiri dan berjalan menuju ke arah Taehyung, dengan rasa sesak yang menghimpit dada dan rasa sakit yang membara, Rosé menyatukan tangan lalu berlutut tepat di hadapan Taehyung.

Dengan bibir gemetar menahan tangis, Rosé bersuara "Oppa, mulai hari ini kau harus melakukan apapun yang di perintahkan oleh Eomma"

"Aku menyayangi Appa dan Eomma, setelah kehilangan Appa, tidak mungkin jika kita harus kehilangan Eomma" lirih Rosé

Taehyung menggelengkan kepala, rasanya sama, sesak menghimpit dada, bagaimana mungkin ia harus berpisah dengan wanita yang di cintainya?

Taehyung melepaskan jemari tangan Rosé untuk terakhir kalinya, bibirnya kelu, tidak bisa mengatakan sepatah katapun, Taehyung menahan tangisnya, ia berjalan menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya.

Rosé terisak, menangis pilu, namun tak sedikitpun membuat iba wanita yang sedari tadi mengulum senyumnya.

"Pergilah, dan jangan kembali!"

Kata yang sama, yang di ucapkan selama beberapa hari ini.

"Satu hal yang harus kau tahu dariku, aku membencimu Rosé!"

"Semenjak kau datang dalam kehidupanku, suamiku dan anakku lebih mendengarkan mu!"

"Kau telah merampas semua orang yang ku cintai!" ucap Jiwon, iapun meninggalkan Rosé yang menangis lirih penuh kesedihan.

Tangis Taehyung terdengar pecah, ia menjerit kencang sambil terus membenturkan kepala ke dinding kamarnya. Luka yang selama ini semakin menganga dan tertahan karena Eomma nya, kini menjerit pilu lewat tangis yang kian mengeras.

NO ORDINARY LOVEWhere stories live. Discover now