17. Opera Sabun

12.9K 1.8K 125
                                    

Familyship & brothership

.


Mata Alynx menatap drama di depannya dengan tatapan datar. Seharusnya ia dan anak-anaknya sudah berangkat ke kantor dan sekolah beberapa menit yang lalu, tapi sekarang ia malah terjebak dalam opera sabun di pagi hari seperti ini. Untung masih jam enam pagi.

Sedangkan Antares memandang malas sambil memijit dahinya yang berkedut sakit. Ini sebenarnya ada apa sih, ia sama sekali tak mengerti. Pagi-pagi ia di bangunkan oleh Aries yang menyuruhnya cepat mandi dan segera turun ke ruang keluarga. Ya dirinya bingung lah, tapi ia tetap menuruti perintah Aries. Sesudah itu di ruang keluarga, ia melihat Velicita yang tengah menangis tersedu-sedu sambil dipeluk oleh Belinda. Ini ada apa sih?

"Kau gila Alynx?!" Hardik Lexana pada Alynx.

Alynx melotot tak terima, "Apa? Aku tak melakukan apapun!"

Belinda menatap Alynx dengan tatapan yang tajam, matanya memerah dengan jejak air mata yang sangat terlihat di pipinya, "Tapi Velicita bilang padaku bahwa kau tadi malam pergi ke kamarnya! Kakak ipar, dia ini ponakanmu!"

Carina menatap mata jelaga sang anak sulungnya, hatinya sakit mendengar cerita Velicita tadi, "Alynx, benar seperti itu? Jawab jujur, jangan kecewakan ibu," ucapnya dengan tatapan sendu.

Alynx menggelengkan kepalanya, "Tidak ibu! Aku tak melakukan apapun!"

"Alynx," ucap Carina lirih. Ia percaya pada anaknya, namun tak mungkin juga Velicita yang terlihat seperti gadis polos itu akan mengarang cerita.

Belinda mengusap punggung anak perempuannya, "Bicaralah Velicita, biarkan opa dan omamu tahu yang apa yang dilakukan anaknya pada ponakannya sendiri," ucapnya mencoba membujuk Velicita agar menceritakan sedetail-detailnya kembali di hadapan Alynx dan para anaknya, agar Alynx tak bisa menyangkal lagi.

Manik Velicita melirik orang-orang di sekitarnya, lalu maniknya menatap ke arah Alynx yang sudah rapi mengenakan setelah kemeja kantornya, "Tadi malam pamanー"

Alynx sontak berdiri dari duduknya dengan mata yang berkilat tajam, "Hey! Aku tak melakukan apapun!"

Velicita menatap Alynx lekat, "Paman lupa? Paman tadi malam masuk ke kamarku dan memaksaku melakukan itu," ucapnya dengan gugup.

Auriga dan Aldebaran yang mendengar itu langsung menatap ayahnya, ia agaknya tak percaya dengan ucapan Velicita. Ayahnya tak mungkin berbuat hal seperti itu. Tapi siapa yang harus mereka percaya?

Sedangkan Acrux dan triplets hanya diam, mereka malas. Keempatnya tahu, bahwa Velicita itu anak bebas, pikirannya sudah terlampau jauh. Sudah dari dulu tatapan Velicita terlihat berbeda jika memandang Alynx, namun ayahnya itu menatap Velicita seolah ingin mengulitinya, makanya Velicita takut dengan tatapan itu. Tapi sekarang berbeda, tatapan tajam bak ingin menguliti orang hidup-hidup dari Alynx kian memudar, mungkin itu dibuat untuk mengambil kesempatan oleh Velicita.

"HAH?! BUKANNYA KAU YANG MENGGODAKU DI DAPUR? DAN AKU MENOLAKMU! MURAHAN!" Teriak Alynx, ia tak peduli soal sopan santun lagi kali ini. Hey, siapa yang tidak emosi ketika ia tak melakukan hal itu dan malah dituduh seperti ini, terlebih Velicita tengah memutar balikkan fakta. Sungguh gadis yang licik.

Plak

Tamparan Belinda layangkan pada Alynx, ia tak terima kalau anaknya dikatai murahan, "Jangan mengatakan bahwa anakku murahan!"

Alynx memegang pipinya yang baru saja di tampar, ia tersenyum sinis, "Kenapa tidak? Anakmu ini nyatanya yang telah menggodaku saat aku mengambil minum, dan dengan lancangnya dia memelukku!"

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang