O5. Bohong

14.8K 1.5K 34
                                    

Familyship & brothership

.

Ruangan sedikit redup itu terdengar suara ketikan keyboard dari laptop bermerk terkenal. Altair atau sekarang yang sudah menjadi Alynx tengah mengetik jadwalnya sendiri, mungkin terdengar biasa, namun untuk orang seperti Alynx yang asli itu sangat tidak wajar, semua jadwalnya akan langsung disusun oleh Cedric sedangkan dirinya hanya mengikuti jadwal itu.

Cedric menatap Tuannya dengan lamat, lalu mengalihkan pandangannya pada tablet miliknya. Baru pertama kalinya Tuannya ini membuat jadwalnya sendiri untuk beberapa hari kedepan, terlebih lagi tak mengandalkan dirinya. Apa dirinya sudah tak berguna lagi dimata Alynx? Kalau iya, selamat tinggal pada title tangan kanan Tuan Alynx.

Alynx yang masih mengetikkan jadwalnya melirik Cedric yang tengah duduk di sofa dengan mengotak-ngatik tabletnya, "Kau kenapa?"

Cedric yang fokus memeriksa email dari manager keuangan tersentak ketika suara berat itu menyapa gendang telinganya, "Saya tak apa Tuan!"

"Sungguh?" tanya Alynx dengan mengangkat satu alisnya.

Cedric mengangguk tiga kali, "Ya, saya hanya ada sedikit pikiran," ucapnya dengan sedikit lirih.

Alynx berhenti mengetik, mata tajamnya menatap Cedric, "Begitu kah?, baiklah. Kau Cedric, berliburlah satu minggu kedepan," ucap Alynx dengan tegas.

Cedric melototkan matanya, "Tuan?!" pekik Cedric dengan suara huskynya.

"Apa?" jawab Alynx santai, dan malah merebahkan kepalanya pada sandaran kursi kerjanya.

"Apa saya punya salah? Apa kesalahan saya fatal? Anda tak memecat saya dengan dalih liburan bukan?"

Pertanyaan brutal dari Cedric mulai dilayangkan. Cedric merasa Tuannya ini sangat berbeda dari Tuannya yang biasanya, apa Jex salah memberi obat pada Alynx? Terlebih Tuannya terlihat sangat mandiri sekali dalam urusan kantor. Buktinya sekarang Alynx membuat jadwalnya sendiri, Cedric takut ia tak lagi berguna untuk Alynx. Walau pun ucapan Alynx itu tajam, sarkas, dan dingin, tapi Cedric sangat menghormati Alynx.

Alynx diam tak menjawab pertanyaan Cedric, ia memainkan kursi kerjanya dengan memaju mundurkan kursi itu dan  berputar, persis seperti anak kecil.

"Tuan, jawab!"

Alynx menghentikan memutarkan kursinya, matanya menatap Cedric tajam, "Kau berani memerintahku?"

Cedric gelagapan, ia menundukkan kepalanya dengan bersimpuh dilantai, tangannya saling bertautan, jangan lupakan imaginer telinga anjing yang lesu, "Maaf Tuan."

'Seperti anak anjing yang ingin dipungut,'

Alynx menghela napas, ia berjalan mendekati Cedric dan berjongkok di depan sang tangan kanannya itu, tangan kanannya menepuk puncak kepala Cedric, "Tidak, aku hanya kasihan padamu. Dari dulu aku tak membiarkanmu untuk berlibur, jadi untuk kali ini aku akan memberikanmu waktu berlibur. Untuk urusan tiket, hotel, dan uang saku, biar aku yang urus."

'Punya uang banyak harus dimanfaatkan dengan baik, contohnya menolong orang! Ini termasuk menolong kan ya? Kayaknya iya deh.'

Cedric mengangkat kepalanya, manik matanya bertubrukan dengan manik mata Alynx, "Tuan Anda tidak apa-apa?" tanyanya dengan sedikit linglung.

Alynx mendengus, ia berdiri lalu melangkahkan kakinya ke kursi kerjanya lagi, "Kenapa kau terus mempertanyakan hal yang sama?"

Cedric menatap Alynx, "Maaf, saya hanya heran dengan Anda hari ini, seperti bukan Anda saja. Terlebih sikap Anda pada para Tuan muda. Apakah efek demam mempengaruhi Anda?"

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang