20: Ingatan Masa Lalu

0 0 0
                                    

Aku tak percaya sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali kami bertemu. Masih jelas dalam ingatanku saat pertama kali bertemu dengan Leta. Kami hanya anak kecil polos yang bisa langsung akrab hanya karena kebetulan bertemu di tepi danau.

Pagi itu aku berlari mengejar seekor kadal dari halaman rumah Bibi Mary. Kadal itu berlari agak lambar. Walau begitu, tidak pernah sedetik pun aku bisa menyusulnya.

Hingga tak terasa, kakiku telah membawaku keluar desa dan semakin mendekati danau. Danau yang terkenal tidak pernah dikunjungi, karena konon tidak ada yang boleh menyentuh danau itu.

Saat aku kehilangan jejak kadal yang dari tadi kuikuti, sebuah suara menarik perhatianku.

"Hai."

Seorang anak kecil perempuan dengan rambut panjang yang diikat rendah di belakang. Aku masih ingat, ikatan rambut yang sedikit kendur bukannya membuat rambutnya terlihat tidak rapi, tapi malah menambah kesan manis untuknya.

Aku melambai padanya. Saat itulah, pertemanan kami dimulai.

Kami menghabiskan banyak waktu bersama. Berbagi tentang hal-hal yang diceritakan oleh Ibu kami, bermain dengan barang seadanya di sekitar danau, berbagi makanan bersama. Rasanya seperti kami telah mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun.

Atau setidaknya, begitulah pikirku.

Perjalanan panjang yang seperti tak berujung, nyatanya telah menjadi ujung perjalanan kami. Jika diingat, hingga sekarang aku masih tak percaya apa yang telah terjadi di antara kami. Bagaimana bisa perteman kami terasa begitu nyata, tapi ternyata sangat palsu.

Leta, gadis kecil manis yang telah menemani perjalananku. Secepat itu kami bertemu, secepat itu pula kami berpisah. Lambaian tangan perpisahan serta senyuman penuh air mata yang kulihat, telah menjadi hari kemarin selama bertahun-tahun.

.
.
.

[TBC]

DWC NPC 2024 Day 20: Done

[20/02/2024]
[255]

Shell

Are We There Yet?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt