"Kecuali kita mati."
Mati?
Aku masih belum mau mati. Kata Ibu umurku baru 8 tahun. Aku tidak tahu berapa lama itu, tapi festival panen raya selalu diadakan satu sekali. Setelah kami mengadakan festival panen raya, aku harus menunggu sangat lama untuk kembali mengunhungi festuval itu. Kalau begitu, satu tahun itu lama, kan?
Jika satu tahun saja lama, apalagi 8 tahun. Namun aku yang 8 tahun ini masih kalah dengan Ibu. Dulu sekali Ibu pernah bilang jika usianya 30 tahun. Sudah sangat lama Ibu hidup. Aku ingin seperti Ibu.
Ada satu hal yang sangat kuinginkan dan aku tidak ingin mati dulu karenanya. Menemukan 'ayah' untukku sendiri.
Ibu bercerita jika ayah dan Ibu saling menyayangi satu sama lain. Mereka dari desa yang sama di tempat yang jauh. Bermain bersama setiap hari, bertengkar sesekali, dan kembali berbaikan setelahnya.
Ibu bilang, ayah dan Ibu selalu melakukan semuanya bersama sejak kecil, termasuk mengambil buah di pohon apel di atas bukit dekat rumah mereka. Juga pergi bermain dengan anak-anak lainnya di desa mereka. Jika Ibu dan Ayah bertengkar, teman-teman mereka akan berusaha membuat keduanya berbaikan.
Ibu dan Ayah selalu menjadi teman yang baik untuk satu sama lain, kata Ibu hingga di suatu malam Ayah tidak ingin lagi pulang di akhir hari dan berpisah dengan Ibu. Ayah tidak ingin lagi mengucapkan "sampai jumpa besok" pada Ibu. Ayah tidak ingin lagi berlari pagi-pagi sekali ke depan rumah Ibu dan memanggilnga dengan keras.
Kata Ibu, Ayah berlutut di bawah pohon apel yang sedang berbunga. Ayah meminta Ibu terus bersamanya hingga tua. Menjadi satu dengannya hingga salah satu pergi lebih dulu, tinggal bersama dan memasak bersama, tertawa bersama dan menangis bersama, menjadi teman hidup untuk selamanya.
Kata Ibu, jika aku sudah besar nanti, aku juga akan menemukan "ayahku" sendiri. Kata Ibu, suatu saat nanti, aku akan bertemu dengan teman hidupku dan menjadi teman hidup seseorang.
Aku menginginkannya. Jadi ... aku tidak ingin mati dulu.
.
.
.
[TBC]
DWC NPC 2024 Day 6: Done
[06/02/2024 - 21.20]
[316]
Shell
YOU ARE READING
Are We There Yet?
General Fiction"Kemarin aku melihat bebek di danau," ucapku pada Leta, salah satu teman terdekatku di desa ini. "Tidak mungkin. Danau itu, kan, katanya tidak bisa disentuh makhluk hidup." "Tapi kemarin ada. Sungguh. Dia berenang ke jauh ke seberang sana." Leta mel...
