11: Sebuah Kisah Setelah Permainan

3 2 0
                                    

"Leta, aku takut."

Leta meandangku sejenak sambil terus berjalan. "Takut kenapa?" tanyanya bingung.

"Air yang tadi, apakah aman jika aku minum?"

"Buktinya sekarang Noa tidak kenapa-kenapa, kan?"

Ah... benar juga. Aku masih bisa berjalan dengan aman walau sudah beberapa lama. Mungkin air terjun itu memang tidak ada kaitannya dengan danau. Namun, saat kupandang danau di sampingku, kenapa rasanya di hati ini masih aneh?

"Ngomong-ngomgong, Noa, apakah kamu tahu kalau air itu kuat?"

Kepalaku menoleh pada Leta yang terus fokus pada jalan berlapis dauh kering di bawahnya.

"Kuat?" Aku mengangguk pelan sembari menjawab, "aku percaya. Buktinya danau ini berbahaya."

Leta melirik sekali lagi padaku sebelum menggeleng. "Katanya saat air spirit air terlalu bersemangat, air laut bisa naik dan manusia serta rumahnya akan tenggelam."

Aku mengernyit bingung. Spirit air?

"Spirit air itu yang menjaga air," kata Leta seakan bisa membaca pikiranku. "Setidaknya itu kata ibuku," lanjutnya tidak lama kemudian dengan senyum lebar menghadapku.

"Jika rumah ikut tenggelam, berarti airnya sangat tinggi dong? Ah, rasanya tidak mungkin ada yang seperti itu, Leta," bantahku tak percaya. Tidak mungkin ada air yang setinggi rumah orang. Itu kan sanagat... saaangat tinggi.

"Aku kenal orang yang pernah melihatnya."

Aku menoleh dengan cepat saat mendengar kata-kata Leta. "Benarkah?"

Leta mengangguk pelan.

"Apa dia bercerita padamu?"

Tanpa kuduga, Leta menatap danau tanpa menjawab pertanyaanku. Ia tampak memikirkan sesuatunyang sangat rumit, entah apa.

"Tidak. Aku melihatnya sendiri. Dia temanku sebelum Noa."

Aku mengernyit. Ada rasa pahit yang tiba-tiba hadir di lidahku. Entah kenapa aku tidak suka pembicaraan ini.

"Apakah dia tenggelam?"

Lagi, Leta tak langsung menjawab. Dia terus menatap danau di depannya, membuatku tidak sadar ikut menoleh ke sana.

"Entah."

"Bukankah Leta melihatnya?" tanyaku penasaran.

"Saat air menjadi tinggi, iya. Setelah itu aku tidak pernah bertemu lagi dengannya. Lalu Ibu mengajakku pindah ke sini. Yang kutahu, desa itu sudah tidak ada lagi."

Sekarang giliranku yang terdiam. Aku benar-benar tidak suka pembicaraan ini.

.
.
.

[TBC]

DWC NPC 2024 Day 11: Done

[11/02/2024 - 21.21]
[317]

Shell

Are We There Yet?Where stories live. Discover now