Bab 11: Beatin'

141 17 8
                                    

"Ah tau ah, bete!"

Si gadis berambut ponitail tampak merajuk. Meski begitu lawan bicaranya sama sekali tak berniat untuk berhenti usil.

"Lah ini minumannya udah digantiin, sama-sama boba, kan?" kata sang 'Don Juan palsu' diiringi tawa renyah.

Mana mau ia menerima minuman rasa greentea yang jelas-jelas tidak dirinya sukai. Bisa-bisanya Arjuna masih bercanda soal itu. Setelah menumpahkan chocho cheese nya, laki-laki itu malah menggantinya dengan rasa rumput?

Mau namanya diteriaki sebanyak apapun, Putri tidak akan menoleh. Lebih baik ia menunggu teman-temannya yang lain di bangku kantin daripada harus terus berurusan dengan atlet basket kemarin sore yang ngeselinnya bukan kepalang.

Hingga gadis itu mulai risih mendapati dia yang dirasa terus membuntuti dari belakang. Peperangan itu belum selesai rupanya?

"Juna diem deh!"

Ah~ Detik itu juga malunya bukan kepalang. Kalau saja decakan beserta kalimat yang terlanjur terucap bisa ditarik kembali, maka ia akan melakukannya.

Karena ketika tubuh itu berbalik, sosok tegap yang tertangkap oleh netranya bukanlah Arjuna lagi, melainkan Bumi. Iya, Bumi bersama senyum tipisnya. Entah kapan dan darimana anak itu datang. Yang jelas ditengah mimik wajah Putri yang masih membeku, anak ini malah membuat kakak kelasnya semakin sulit mencerna situasi.

"Kalau bukan Juna gak mesti ikut diem, kan?"

Sebatang coklat berhasil disodorkannya lewat tangan kanan. "Biar bete nya ilang."

~

Kalau Kei ada, pastinya dia tidak habis pikir dengan kelakuan Bumi. Tapi berhubung tangan Bumi mengisyaratkan kode supaya 'bestie' nya segera menjauh ketika mendapati Bumi dan 'mbak crush' sudah berada di satu meja kantin, detik itu juga Kei segera berbalik arah sambil merutuki Bumi dalam hati. Entah berapa banyak umpatan yang ditabung Kei sekarang sampai nanti dirinya bisa mengintrogasi si batu es yang betulan kasmaran.

KEITA.
|gila,
|gila
|GILA
|HEH JUPITER
|LO BISA GA SIH KALO EMANG GILA SEENGGAKNYA MIKIR DIKIT?

engga|

|ANJIR
|Teknik Mi
|TEKNIK
|Semua ada tekniknya plisss, bisa-bisanya lo malah sat set sat set sesuka hati
|😭

Tapi ini gue aman aman aja|

Berhasil|

Masi idup|

|IYA EMANG, CUMA LU DOANG YANG UDAH BEGITU MASIH NAPAS

Lalu?|

|et dah kocak
|Lu paham gak sih maknanya gue ngetik penuh emosi ini?
|Gw takjub anjai ☝🏻
|TETAP ILMU PADI SAYANGKU🤙🏻🌾🌾

Asalkan Keita tau, Bumi juga mati-matian untuk menjaga image nya dihadapan gadis itu. Dan kalau ruang chat itu tidak ditutup dengan segera, Bumi betulan tidak akan bertahan lebih lama lagi dalam menahan perasaannya yang tengah meletup-letup.

"Kamu adiknya Langit ternyata," ujar Putri kembali membuka pembicaraan. "Lucu banget namanya, Langit sama Bumi."

Bumi mengangguk pelan menerima pujian itu. Dasar pencitraan! Kalau bukan karena Putri, mana mau dirinya dikaitkan dengan sang kakak.

Ngomong-ngomong, sebetulnya ada satu hal yang belum Bumi beritahu. Ini tentang bagaimana keduanya bisa selangkah lebih akrab.

Ingat kan kemarin lalu mama sempat mengajak anak-anaknya pergi ke undangan pernikahan? Awalnya semua tampak normal-normal saja, cenderung membosankan bagi si bungsu yang harus ikut mengitari teman-teman mama yang kemudian akan berkata 'Ini Bumi? Wah udah gede ya, kemarin perasaan masih ngintilin kakaknya aja kemana-mana dari belakang'. Sangat klise, bukan?

Langit dan BumiWhere stories live. Discover now