Bab 1: About Bumi

324 23 12
                                    

•Nick Name: Bumi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Nick Name: Bumi.
•Birth Month: March
•Height: Not higher than Langit
•Weight: Unknown
•Fav. meals: Unknown
•Fav. things: Still unknown
•Fav. person: Not you. He choose papa.

Bumi Aksagamma. Kalian tidak perlu repot-repot untuk membuat nama panggilan singkat yang bagus untuknya. Karena dia tidak suka dipanggil.

Bumi bukan tipe remaja laki-laki yang suka main keluar bersama teman-temannya. Tapi disebut anak rumahan pun, nampaknya itu juga masih kurang pas. Karena siapa bilang dirinya suka berada di rumah? Ia hanya sedikit lebih nyaman ketika mendiami kamarnya, mulai dari beberapa tahun kebelakang. Bagaimana jika kita sebut dia 'anak kamar' bila julukan anak rumahan terlalu luas baginya?

Tidak, kata Bumi itu aneh. Mau anak kamar, anak pendiam, anak kurang bersosialisasi, atau apapun itu, bagi Bumi tidak ada lagi julukan untuknya yang lebih bagus dari pada 'anak papa'.

Jangan pernah membayangkan wujud Bumi yang acak-acakan, tidak pernah menampakkan diri dibawah cahaya matahari, atau ciri-ciri lainnya yang menyiri-kan remaja tanpa kehidupan. Ya- meskipun dalam sorot matanya hampir tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi Bumi tidak se-menyedihkan itu! Satu lagi, tidak boleh ada seorangpun yang menyebutnya seseorang yang menyedihkan selain dirinya sendiri. Atau ia akan merasa tersaingi. Siapa yang berani mengatai Bumi selain pemilik raga itu sendiri?

Bumi adalah seorang berantakan yang rapih. Maksimal dijam setengah sembilan pagi dirinya pasti sudah bangun, meski tidak selalu langsung melipat selimut di tempat tidur. Tidak apa-apa. Ia sudah cukup bangga dengan langsung mengambil handuk dan mandi tanpa 'mendahulukan handphone' seperti yang biasa dilakukan remaja lain selepas bangun tidur.

Bangun se-siang itu tentunya hanya berlaku dihari libur. Cukup baginya berpakaian dengan mengenakan kaos gelap dengan celana training longgar yang membuatnya nyaman. Tidak akan pergi kemana-mana kan hari ini?

Tentu saja.

Kali ini cermin lemarinya cukup dipandang lama. Perkataan mama minggu lalu benar adanya. Rambutnya sudah memanjang. Lebih panjang dari rambut terpanjangnya disebelum-sebelumnya. Mamanya menyarankan untuk segera potong rambut. Hanya saran kan? Bukan suatu hal urgen yang mutlak harus dilakukan. Kalau begitu selagi ada celah untuk membuat pilihan lain, kenapa tidak?

Padahal Bumi memang sempat punya niat potong rambut tempo hari. Tapi karena mama terlanjur berbicara, ia jadi punya niat untuk putar balik dengan tidak merubah dirinya.

Menuruti perkataan mama berarti ia akan sama seperti Langit. Bumi berlaku seperti seseorang yang kini menduduki peringkat kesatu sebagai orang yang sangat ia benci?

Gak dulu.

Hanya satu orang di rumah yang bisa Bumi jadikan sebagai panutan untuk saat ini.

"Mangga dek Bumi, sarapannya dihabiskan ya.."

Bu Esih, sebut saja pembantu setia keluarga Pak Bintang sejak dulu, sejak Bumi lahir. Tentu karena saat itu mama belum mampu mengurus dua anak sekaligus disela kesibukannya menjadi pekerja kantoran. Maka dari itu Bu Esih sangat berjasa bagi Bumi. Bu Esih jelas bisa memasak, karena itu tugas utamanya di rumah. Beliau juga sangat teliti, alias tidak akan membiarkan debu hinggap lama-lama di rumah. Ia akan segera membereskan semuanya. Satu lagi yang penting, Bu Esih selalu ada di rumah, selalu bisa menemani Bumi dan mengurus Bumi. Adalah hal sederhana, yang tentu tidak bisa dilakukan oleh sang kakak, apalagi mama.

Langit dan BumiWhere stories live. Discover now