Bab 29

11.2K 1.1K 75
                                    

Hai!! 🖐🖐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!! 🖐🖐

Spam ombaknya dulu banyaaakk 🌊🌊🌊

Happy Reading!!

***

Arum tersentak hingga tubuhnya mendarat di kasur. Ia masih berusaha mencerna semuanya. Napasnya tercekat seolah tak mau keluar dari tenggorokannya. Pria itu bukan hanya membuat jantungnya berdetak tak karuan karena kerinduannya, namun juga kepalanya menjadi pusing.

Bagaimana bisa Pra masih menagih kesepakatan itu? Bukannya dirinya dan Aruna sudah menjalin hubungan tanpa ia harus mendapatkan lelaki lain?

Arum termenung, ia menggenggam hpnya dengan lemas. Sebagian hatinya merasa sendang bahwa Pra menghubunginya lebih dulu, namun sebagian lagi merasa tercabik-cabik dengan kata 'double date'.

Pra dan Aruna memang cocok. Mereka mungkin sudah berpacaran dan...

Arum tak mau meneruskannya. Ia tak ingin membayangkan apapun tentang Pra ataupun Aruna.

Arum meletakkan hpnya begitu saja, tak ingin menggubris ajakan Pra. Biarkan saja, toh Pra dan Aruna memang sudah bersama. Ide gila Pra itu tak mau ia laksanakan. Ia akan sibuk beberapa hari ke depan. Novelnya sebentar lagi naik cetak, dia akan banyak berurusan dengan orang kantor penerbitannya.

Itu jauh lebih baik. Dia akan sibuk dan tak lagi memikirkan Pra.

"Dari vibes dan konsep, kamu merubah total isi ceritanya ya Rum? Is it oke buat pembaca kamu?" tanya Pak Adam saat Arum tengah duduk di ruangan kepala redakturnya itu.

"Sebenarnya ini novel yang berbeda dari yang saya tulis sebelumnya pak."

Dalam satu bulan itu, Arum tak mampu lagi menyelesaikan novelnya. Ia tak tahu apa yang harus ia tulis ketika semua isinya berkaitan dengan Pra. Ketika jari-jarinya menyentuh keyboard dan matanya menatap lembaran kosong itu, Arum termenung hatinya sesak. Padahal novelnya masih berada di tengah cerita.

Lalu ia memutuskan untuk menulis ulang. Cerita baru yang sangat berbeda dari tulisannya sebelumnya.

"Tapi ini cukup berbeda dari genre yang kamu buat kan? Biasanya kamu menulis tentang romance atau teenlit yang lebih ceria suasananya. Bukan sendu seperti ini."

Ya, entah mengapa ia merasa telah menipu dirinya sendiri selama ini. Berbagai kisah-kisah romance yang ia tulis memang terlampau tak masuk akal. Ia tak pernah berpacaran, namun menulis kisah romance pasangan yang bahagia. Ia tak pernah memiliki lelaki yang mencintainya, namun ia membuat tokoh lelaki yang cinta mati ke pasangannya.

Maka kali ini ia akan jujur, bahwa kehidupannya aslinya tak seindah tulisannya. Bahwa dirinya adalah seorang hopeless romantic dan seorang pengecut.

"Saya cuma ingin buat cerita yang berbeda pak." Arum menegakkan bahunya menatap Adam dengan yakin. Meskipun bukunya ini berbeda dari tulisannya biasanya, namun Arum percaya bahwa tulisannya kali ini punya arti khusus baginya.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang