jeno mengelus perutnya dengan sabar sambil menahan rasa sakit. keringat dingin mulai keluar dari keningnya, ia menggigit bibir bawahnya.
ia perlahan menyingkap selimutnya dan memindahkan lengan mark dari pinggangnya ke sebelahnya.
perlahan dia mulai terisak, jeno mendudukkan dirinya dan masih mengelus perutnya.
"s-sakit... jie sama binie aktif nya malem terus, ibun kan mau bobo" dia berbisik disela sela tangisannya, tidak ingin membuat suaminya terbangun.
sebenarnya rasa sakit ini wajar dan baru terjadi seminggu lalu tetapi jeno masih belum terbiasa, wajar saja mengingat sekarang kandungannya sudah memasuki kehamilan trimester ketiga.
ia mulai frustasi dan melihat ke arah perut nya yang tiap bayi bayinya menendang pasti membuat sebuah tonjolan. isakannya semakin keras tapi segera berhenti karena terkejut saat tangan suaminya tiba tiba ikut mengelus perutnya.
jeno menengok ke belakang dan melihat wajah suaminya yang masih mengantuk tetapi tersenyum hangat sambil mendekatkan tubuh keduanya.
"m-mas melk... hiks maaf"
mark masih tersenyum lalu memeluk jeno dari belakang, ia menyandarkan punggung jeno ke dadanya dan mengelus perut jeno kembali. sesekali ia kecup pipi istrinya yang sekarang semakin tembam.
"gapapa, sayang. anak anak ayah nakal nih" ucapnya dengan suara berat khas orang bangun tidur. ia menengokkan kepalanya menatap jeno dari samping lalu terkekeh.
mata jeno merah, air mata masih bercucuran, dan bibir nya yang masih terisak. memang selama kehamilan jeno mark harus extra sabar, karena bisa saja habis ini jeno tiba tiba marah.
"ga mau diem.. hiks udah nenong bilangin.. hiks"
mark tertawa karena sekarang jeno benar benar seperti bocah yang sedang mengadu kepada ibunya.
"sabar ya, sayangku. ini jisung sama wonbin, anak anak ayah.. istirahat dulu yuk mainnya"
mark masih mengelus dengan sabar perut jeno dan tangisan jeno perlahan mereda. jeno menyamankan badannya di dada mark.
"you are my sunshine... my only sunshine"
mark mulai menyenandungkan lagu, jeno mengusap air matanya dan perlahan menutup matanya, bayi bayi di perut jeno sudah tidak terlalu banyak bergerak.
"you make me happy... when skies are grey"
mark terus menyanyikan lagunya sampai beres, sedangkan jeno mulai tertidur. ia tersenyum dan perlahan menidurkam badan jeno dan dirinya lalu kembali menyelimuti badan keduanya.
ia mengecup kening jeno, "hebat, nenong hebat"
•••
paginya, jeno adalah orang pertama yang bangun karena sudah kewajibannya sebagai seorang istri untuk mempersiapkan segala macam yang diperlukan suaminya untuk bekerja nanti.
dengan perasaan yang senang sambil bersenandung kecil, ia memasak telur dadar dan nasi goreng. menu sarapan favorit suaminya.
setelah disajikan di meja makan, ia menuju kamar mandi milik mereka yang ada di kamar dan menge check air panasnya.
jeno menganggukkan kepalanya saat dirasa airnya masih hangat, ia lalu berjalan ke arah kasur tempat suaminya masih bergelung dengan selimut.
ini adalah rutinitasnya setiap hari kerja suaminya, membangunkan mark dengan ciuman kalau tidak, mark tidak akan bangun.
ia menatap wajah tampan suaminya dan tersenyum salting karena bisa mendapatkan hati seorang pria matang tampan seperti orang orang di video yang berlatar belakang lagu Daddy's Home (jeno sering menontonnya di tiktok).
jeno mengecup pucuk kepala mark, kedua pipinya lalu yang terakhir beberapa kecupan di bibir mark.
perlahan mark membuka matanya dan meregangkan tubuhnya sambil mengerang seperti seekor kucing.
"nenong.. morning, sayang" sapanya dengan suara parau khas orang bangun tidur, jeno mengecup sekali lagi bibir suaminya dan tersenyum.
"morning, mas melk! mandi ya, nenong udah masak"
mark bengong sebentar mengumpulkan nyawanya sedangkan jeno sudah sibuk membuka tirai di kamarnya dan merapihkan kasur.
"nenong, hari ini istirahat ya, jangan banyak kesana kemari dulu. kalau ada apa apa, cepet telfon mas"
mark menghampiri jeno, memeluknya dari belakang dan mengecup pipi jeno. tangannya perlahan mengelus perut gembul istrinya dengan sayang.
"morning, jagoan ayah"
"jangan dipang- aduh! tuhkan nendang!" jeno meringis sebentar saat dirasa bayi bayinya bergerak seolah membalas sapaan ayahnya.
mark tertawa lalu meminta maaf sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk segera mandi, tidak ingin terlambat pergi ke kantor.
"mas melk! ini kemeja dan lain lain udah nenong siapin ya di kasur" jeno berteriak dari balik pintu kamar mandi dan berjalan keluar kamar saat mendengar jawaban dari mark yang sedang mandi.
beberapa menit kemudian, mark keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. ia tersenyum saat melihat pakaian kantornya sudah diletakkan dengan rapih di atas tempat tidur.
•••
"nenong"
jeno segera menoleh dan menatap suaminya yang sudah super duper ganteng itu dengan mata berbinar. ia berdiri dari sofa dan menghampiri mark yang sedang berusaha merapihkan dasinya.
dengan telaten, jeno membenarkan dasi suaminya dan mark yang menatap jeno dengan tatapan penuh cinta kepada istrinya.
setelah dirasa dasinya sudah cukup rapih, mark berterimakasih dan mencium bibir jeno sedikit melumatnya. tangannya turun ke perut jeno dan berjongkok.
"ayah kerja dulu ya, anak anak" ucapnya diakhiri dengan kecupan. jeno tersenyum dan semburat merah terlihat di pipinya.
"hati hati, sayangkuu! nanti nenong anterin bekal ya?" jeno memeluk leher mark, mark melingkarkan lengannya di pinggang jeno lalu menganggukkan kepalanya.
"sayang nenong" dengan perlahan mark melepaskan pelukannya dan mengecup kembali pipi jeno.
"sayang mas melk!"
jeno mengantarkan mark ke depan pintu dan melambaikan tangannya saat mobil milik suaminya mulai menjauh dari lingkungan rumahnya.
•••
HALO READERSSS!
maaf baru bisa update sekarang dan cuman segini aja ya :( kalian bisa kasih aku saran buat cerita ini ke depannya biar ga flat 😁
jangan lupa vote and see you in the next chap! 💟🫂
YOU ARE READING
markno daily ^___^
Fanfictiondaily life pasangan mark dan jeno sehabis menikah. udah jelas ini cerita bxb/bl yagesya, dimohon untuk tidak salah lapak. happy reading!🫂
