6 -malam yang begitu panjang-

Start from the beginning
                                        

Di dalam mobil lona tak menunjukkan ekspresi apa-apa, tidak ada dialog dari mereka berdua dan tak ada yang membuka suara biasanya lona akan membuka suara duluan tapi ini tidak

"Marah sama mas ya? "

Tak ada jawaban dari lona dia juga enggan menatap wajah suaminya itu.

"Jawab dek durhaka loh ga jawab pertanyaan suami"

Geral menggoda lona
Dengan berbagai ucapan yang keluar dari mulutnya dia juga mengomel tak jelas membuat lona ingin menutup telinga nya saja.

Dan tiba tiba lona memutar badannya yang tadi menatap jendela sekarang menatap geral penuh

"Adek ga marah tapi mas diem"

Terkekeh geral melihat perilaku istrinya tidak ada habis habisnya untuk mengganggu istrinya itu. Semakin istrinya kesal geral semakin senang.

"Kalo ga marah lagi cium mas dulu"
Geral menunjuk pipinya mengisyaratkan agar lona menciumnya.

"Kalo gamau cium bibir juga gapapa"

"Diam ya mas atau adek ga ngasih mas lagi"
Seperti tersambar petir geral mendengar perkataan itu

"Gak gabisa gabisa, mas gamau"

"Terserah adek lah orang adek yang punya badan"
Meraka adu mulut dimobil yang berakhir geral me berhentikan mobilnya dipinggir jalan.

Lona mengira geral akan marah atas perilakunya dia terdiam saat geral menatapnya,tapi bukan omelan marah yang diucapkan geral dia mendekatkan badanya ke lona dan.. "Cup" lona malah mendapat kecupan di bibirnya. Kaget lona melihat gerak melakukan itu secara tiba-tiba padanya.

"udah keselnya?"

"Mas minta maap yak, mas tu gemes sama adek"

Lona mendengar itu menyeringit, bingung mau merespon apa kenapa mendadak geral begini

"i-iya udah-udah" "muah! "

Lona mencium pipi geral dengan terseyum, seketika geral disitu salting dengan kelakuan istrinya ini bagaimana dia tak semakin cinta kalo tiap hari diperlakukan begini.

"tuh, dah adek cium nih adek pegang
tangannya, ga usah ngomel lagi"

Senyumnya sangat sumringah geral hanya bisa manganggukan kepalanya melihat istrinya dia tak bisa berkata apa-apa saat istrinya sudah begini
geral melanjutkan perjalanan mereka sesekali dia melakukan mobilnya agar lona tak melepas genggamannya.

"Lapar juga kan, adek daritadi kan bilang makan dulu baru kerumah mama gini kelaparan kan"

Lona mengomel pasalnya suaminya ini yang tadi dirumah ia tawari makan tak mau tapi pas sudah jalan mendadak merengek lapar.

"Adek ngomel terus ga laper apa"

geral sudah malas menjawab omelan sang istri tetapi begitu juga dia suka memancing kekesalan lona

"Dek mas malas makan"

Terbelalak lona mendengar ucapan geral masalah ia sudah memesan banyak makanan geral malah ngomong seperti itu bikin orang kesel aja.

"Ya terus ngapain mesan makan kalo malas makan ga jelas kamu mas"

"Bukan dek, anu mas mau disuapin tangan mas capek nyetir"

Hanya terseyum getir lona mendengar itu tak ada habis habisnya daritadi geral memancing emosinya.
Akhirnya menurut lona menyuapi geral walau sedikit terpaksa.

"Ih istriku baik"

"Kalo ga baik sudah ku lempar makanan ke mukamu mas"

"enaknya ya kalau disuapin istri tu, ms jadi semangat makan"

"Bediam mas diliatin orang"

Pasalnya dari tadi geral tak henti hentinya mengoceh entar apapun itu di ucapkannya untuk menggoda sang istri sampai lona sendiri muak dengan semua ocehan itu .

Geral juga seperti anak kecil ingin disuapi makan dan di belai agaknya anak yang manja kepada mamanya.

Sampai mereka dirumah orang tua geral dengan nuansa khas rumah dinas polisi lona melihat itu merasa kembali ke ingatan masa lalunya kalau dia juga pernah tinggal dirumah seperti ini.
ada ayunan gantung, tanaman bunga yang beragam, dan danau disekitar situ. Hati lona serasa merasakan apa yang dulu sering ia rasakan.

" Ibu geral datang"

"Sama lona juga kan? "

Terdengar teriakan yang cukup keras dari dalam rumah.

"Iyalahh"
Lona dan geral berada di depan pintu menunggu pintu dibuka
Tak lama saat pintu mulai terbuka menunjukkan bahwa ada seorang ibu-ibu dengan cantik khas ibu-ibu jaman dulu, lona melihat mertua tersenyum bahagia dia sangat senang bertemu dengan ibu mertuanya lagi karna terakhir bertemu saat lona menikah dengan geral itu pun mereka tak sempat banyak mengobrol.

"Ibu lona kangen"

"Ibu juga"

Lona memeluk ibu mertuanya terasa hangat saat mereka berpelukan
Ibu mertua lona adalah seorang yang ramah, tak pelit dan tidak galak namun adalah seorang penuntut.



• EUTANASIA •Where stories live. Discover now