Don't Leave Me

170 15 0
                                    

"Hari ini phi tidak ada kelas tul, bagaimana denganmu"

Tul yang mendengar ucapan mew menyeringai senang

"Tidak ada phi" jawabnya singkat

Mew mengangkat sebelah alisnya dan mendekatkan tubuhnya ke arah tul.

"Kau berbohong baby" jawab mew dingin

Tul yang mendengar jawaban mew langsung merengut tak suka

"Kenapa kau bertanya jika sudah hafal jadwalku" jawabnya judes

Mew yang mendengar jawaban tul terkekeh pelan sembari mencium pipi tul lembut.

"Mandilah, phi akan mengantar mu. setelah kau pulang kita akan jalan-jalan bagaimana?"

Tul yang mendengar tawaran mew seketika melonjak senang, ia langsung bergegas ke kamar mandi. Mew yang melihat tingkah kekasihnya itu hanya mampu tersenyum.

☘️☘️☘️☘️

Tul menghela nafasnya pelan, sebenarnya ia sungguh sangat malas sekarang, bokongnya juga masih terasa sedikit sakit.
Tapi lihatlah oknum yang telah membuatnya sakit itu kini tengah mengemudi dengan raut santainya.

"Sudahlah sayang jangan cemberut terus, phi kan sudah janji akan mengajakmu jalan-jalan sepulang kuliah nanti. Lagian mau jadi apa kamu kalau membolos, bagaimana mungkin kekasih seorang mew suppasit yang terkenal pintar ini membolos, lagian belajar itu bla bla " ucap mew menyerocos

"Stop" teriak tul jengkel
Ia cukup pusing sedari tadi mendengar ceramah mew dengan kata-kata yang sama. Ia bahkan sudah hafal diluar kepala.

"Phi sedang bicara tul" jawab mew kesal, ia paling tidak suka jika ada yang menyelanya selagi ia berbicara.

"Kita sudah sampai, yang ada aku bisa telat jika mendengarkan phi terus berceramah"

Mew yang mendengar ucapan tul seketika menghentikan mobilnya. Ia melihat sekeliling dan ternyata memang benar mereka telah tiba di fakultas tul, ia menoleh ke arah tul dan tersenyum menyesal yang di balas dengusan malas oleh kekasihnya itu.

Tul segera melepaskan sabuk pengaman dan membanting kasar pintu mobil mew. Mew yang melihat tingkah bar-bar kekasihnya hanya mampu mengelus dada sabar.

'sabar mew, orang sabar makin di sayang tul, dikasih jatah seminggu minimal 5 kali' batinnya mesum.

Ia pun segera mengemudikan mobilnya meninggalkan sekolah.

Tul melangkah perlahan menuju kelasnya, tangannya beberapa kali mengelus pelan bokongnya yang terasa nyeri jika dibuat berjalan.

'sialan jika tahu begini aku jadi pihak atas saja' batinnya kesal

Tul terus berjalan hingga tiba-tiba

Plakk

"Sial, bangsat, janc*k, asu"
Umpat tul tatkala mendapatkan geplakan sayang di bokongnya. Ia menoleh ke arah sang pelaku yang kini sedang tertawa dengan raut wajah tidak berdosa.

"Sial prem"

Prem yang melihat sahabatnya murka pun segera melarikan diri sembari tertawa terbahak-bahak.

'prem asu, awas kau ya'

"Auh phi, phi masih disini"

Tul menoleh tatkala terdengar suara jo dibelakangnya, disana terdapat jo dan juga tod yang sedang melihat kearahnya.

"Kamu baru datang nong?"

"Iya phi, phi tod telat menjemput" adunya

Tul melirik ke arah tod yang ternyata juga sedang melihat ke arahnya dengan senyum menyebalkan yang tul tahu apa maksudnya.

"Ayolah sayang, maafkan phi na phi hanya lupa menyetel alarm karena hari ini libur, dari pada kamu terus memarahiku sebaiknya bantu phi tul ke kelas, sepertinya dia sangat kesakitan"

Tul yang mendengar ucapan tod mendelik, sial darimana dia bisa tahu.

"Baiklah, ayo phi" ajak jo sembari menggandeng lengan tul menuju kelas.

☘️☘️☘️☘️

Tul menunggu mew di halte bus dekat kampus sembari cemberut.
Sudah 1 jam lamanya ia menunggu mew, namun sang kekasih itu tak juga nampak batang hidungnya.

Kringg,, kringg

Camer❤️❤️

Tul segera mengangkat panggilan itu setelah melihat id sang pemanggil

Tul, kamu bisa kerumah sakit sekarang?, tolong ya nak. Papa akan mengirimkan lokasinya.

Baik pa

Setelah mendengar jawaban tul, panggilan diputuskan secara sepihak, sebenarnya tul cukup bingung sekarang. Siapa yang sakit?, kenapa suara ayah mew terdengar bergetar. Dan tadi ia juga sayup-sayup mendengar tangisan seseorang yang tul yakini adalah ibu mew, mew juga kemana tidak juga menjemputnya, jangan-jangan. Tul menggeleng pelan mengenyahkan pikiran-pikiran buruknya, ia pun memutuskan untuk memesan taxi menuju rumah sakit yang dimaksud oleh ayah mew.

Setengah jam berlalu sampailah tul dirumah sakit. Ia segera menuju resepsionis dan bertanya dimana ruang UGD. Tul segera berlari cepat, entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak.

Sampainya di depan kamar dilihatnya ke dua orang tua mew yang tengah menangis dan berpelukan. Tul menghampiri mereka.

"Pa, ma ada apa?, siapa yang sakit?" Tanyanya panik.

"Phi mu sayang, phi mu kecelakaan" ucap ibu mew histeris

Tul yang mendengar ucapan ibu mew seketika terdiam, tidak mungkin pikirnya. Tadi kekasihnya masih bersamanya, bahkan mereka masih sempat berdebat. Tubuh tul limbung yang segera di tangkap oleh ayah mew. Tul hanya diam, terlalu terkejut dengan keadaan ini, air matanya mengalir keluar tanpa bisa dicegah.

"Sabar tul, papa yakin phi mu akan baik-baik saja" ucap ayah mew meyakinkan, walaupun sebenarnya ia juga cukup takut, ini sudah berjam-jam mereka menunggu tapi dokter tidak juga keluar. Namun, ia hanya berharap ketakutannya tidak terjadi. Ia hanya terus mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa semua baik-baik saja, dan tentunya ia harus bisa menjadi topangan kokoh bagi istri dan menantunya ini.

Beberapa menit berlalu keadaan sudah mulai tenang seperti semula, tul duduk diantara ke 2 orang tua mew. Ibu mew terus memeluk tul untuk memberikan kekuatan, sedangkan sang ayah mengelus punggungnya pelan.

Cklekk

Mereka serempak menoleh ke arah pintu, mereka segera beranjak dan berlari ke arah sang dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana keadaan anak saya dok" tanya ayah mew parau

Sang dokter menghela nafas pelan menatap ayah mew sembari menepuk bahunya pelan.
Ia menggeleng pelan dan berkata.

"Mohon maaf pak, anak bapak tidak dapat kami selamatkan lagi. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain."

Tul yang mendengar perkataan sang dokter tidak mampu lagi menahan kesadarannya dan berakhir pingsan.

"Tul"

Tiba - Tiba Cinta (END)Where stories live. Discover now