First Meet

776 32 3
                                    

"phi tul, aku menyukaimu", seorang gadis baru saja mengutarakan perasaannya dengan suara yang cukup amat lantang, hah lagi-lagi pernyataan cinta, tul sudah muak dengan semua itu, bukannya sombong hari ini sudah 3 orang gadis yang menyatakan cinta padanya dan ketahuilah itu semua tidak berakhir baik.

"maaf nong, aku gay kembali padaku jika kamu tidak lagi memiliki payudara"

Plak, Plakk

2 tamparan mendarat di pipi kiri dan kanan tul.
See total sudah 6 tamparan yang di dapatnya satu hari ini, dan rata-rata hampir setiap hari dia mendapat pernyataan cinta dengan akhir yang sama, bayangkan jika ini berlangsung selama satu bulan akan semembengkak apa pipi mulusnya ini.

"Hahahahahah, bruk bruk, uhuk, uhuk". tul benar-benar tidak habis fikir dengan sahabatnya ini lihatlah disaat pipinya terkena tamparan sayang, dia hanya tertawa ngakak sebagai penonton.

"ai shia prem, kamu beneran tidak membantu" yah sahabatnya bernama prem, lengkapnya Prem Warut Chawalitrujiwong, mereka telah bersahabat sejak tk,sd,smp, dan terpisah di sma, namun satu sekolah lagi ketika perguruan tinggi. Entahlah tul harus senang atau sedih.

"maaf-maaf, itu salah mu sendiri bre, harusnya kau lebih halus saat menolaknya" tul hanya mendengus

"kamu tau sendiri ai prem, mereka akan lebih ganas jika aku menggunakan cara itu"

Yah tul sudah pernah menolak mereka dengan bahasa yang halus. tapi apa, mereka malah lebih semangat lagi untuk mengejarnya. Terpaksa dia harus menggunakan berbagai cara yang lumayan kasar, salah satunya adalah berpura-pura menjadi gay, jika kalian tanya apakah ia gay maka jawabannya adalah tul tidak tau, karena selama 20 tahun hidupnya ia tidak pernah merasakan jatuh cinta bahkan ketertarikan pada orang lain entah itu perempuan maupun laki-laki, ataukah mungkin ia asexsual ? Entahlah dia tidak terlalu memikirkannya.

"ya ya terserahmu lah, btw minta minum" acuh prem, ia haus ngomong-ngomong temannya itu susah sekali jatuh cinta, entah sudah berapa hati yang berhasil ia patahkan. Kemaren saja dia baru menolak bintang kampus tahun ini, bayangkan. Jika itu prem dia tidak akan berfikir dua kali untuk menerimanya.

Tul memberikan minumnya kepada prem, yang langsung di sambut baik oleh si empu. Hingga tiba-tiba

Brakkkk Uhuk,uhuk,Uhuk.

Prem tersedak dengan tidak elitnya, tul mengelus punggung prem sembari menenangkan lihatlah wajahnya sangat merah pasti sakit sekali pikir tul. Ia menoleh ke arah pintu yang dibuka secara tiba-tiba dengan tidak santainya.

"ai jo, ada apa ?" tanya tul khawatir, bagaimana tidak nong tersayangnya terlihat begitu mengenaskan dengan wajah memerah dan air mata yang bercucuran.

"phi tul, phi tod selingkuh hiks hiks" ucap jo sesenggukan, Jo Kavinpat Thanahiransilp merupakan sahabat sekaligus nong tersayang tul dan prem, dia yang termuda diantara mereka bahkan di fakultas arsitektur.

"shia, barani-beraninya dia" ucap tul marah sembari berjalan keluar.

"ai tul" prem berteriak panik tul terlihat sangat marah sekarang,tul memang selalu begitu apabila menyangkut jo,lihat bahkan dia tidak menanyakan permasalahannya.
Jo memang nong kesayangan tul tidak bahkan prem juga menyayanginya, bedanya prem masih sedikit waras untuk tidak langsung menghajar pacar dari adik mereka itu. dia menoleh kepada jo,

"jo, ceritakan apa yang terjadi, kamu tau dari mana kalau phi tod selingkuh ?".

******

Sedangkan disisi lain tul berjalan dengan tergesa-gesa menuju fakultas teknik, sialan dia benar-benar marah sekarang, bisa-bisanya bajingan itu menyakiti adiknya.

"oi, kamu tau dimana phi tod ?" tanya tul kepada salah satu mahasiswa jaket biru yang kebetulan di temuinya

"dia dilapangan" tul berlari setelah mendapat jawaban itu, sial dia lelah ngomong-ngomong, fakultas teknik itu luas bahkan fakultas paling luas di kampus mereka.

Setelah sampai dilapangan ia melihat mahasiswa baru yang sedang berkumpul dilapangan dengan mengenakan kaos putih bertuliskan 'SOTUS' yah ini adalah penerimaan mahasiswa baru di teknik, 1 minggu sebelum kuliah aktif mereka akan menjalani yang namanya sotus, peloncoan kalau kata tul, entahlah untuk apa mereka melakukan itu ia juga tidak tahu.

Matanya memindai ke seluruh lapangan hingga ia menemukan objek yang dari tadi dicarinya ia berlari masuk ke lapangan dan ..

"ai shia tod" teriak tul lantang menyebabkan kegiatan yang semula berisik menjadi hening seketika.

Tiba - Tiba Cinta (END)Where stories live. Discover now