Mew's Parent

219 21 7
                                    

Mew bergegas kembali kecondonya untuk segera bertemu dengan tul. Sial, rasanya ia ingin sekali menendang bokong sahabatnya itu karena telah menganggu aktivitasnya untuk hal yang tidak berguna.

Drtdd... Drtdd

Mew menghentikan motornya sebentar untuk melihat handphonenya yang bergetar menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

My wife❤️

Phi aku pergi untuk mengerjakan tugas di condo prem, dan tidak usah menungguku rencananya aku akan menginap.

Mew yang membaca pesan dari kekasihnya bertambah badmood, aura dingin semakin menguar dari tubuhnya. Ia pun memutuskan pulang kerumahnya untuk mengambil beberapa barang.

Beberapa menit berlalu, sampailah mew di depan rumahnya. Dahinya mengernyit heran kala melihat mobil orang tuanya yang sudah terparkir rapi di depan rumah.

'kapan mereka pulang' batinnya.

Dia pun bergegas untuk masuk dan menyapa orang tuanya.

"sawadi mae, pho, kapan kalian pulang" tanya mew sopan

"ohh sayang baru saja, bagaimana kabarmu?" Sapa sang ibu lembut.

Mew pun segera berpindah duduk di samping sang ibu dan menyenderkan kepalanya lelah.

"bisa kau singkirkan kepalamu itu dari istri pho, apa kau tidak sadar seberat apa tubuhmu yang sekarang" ucap sang ayah sinis.

Mew hanya acuh tak acuh melihat sang ayah.

Sang ayah yang melihat tingkah mew hanya menggelengkan kepala pelan. Dalam hati ia cukup bahagia melihat mew sudah mulai berubah, padahal beberapa waktu lalu dia masih dingin bahkan kepada orang tuanya, tapi lihatlah sekarang, anaknya itu perlahan-lahan sudah mulai kembali.

******

"woahhh meng, apa itu dilehermu" heboh prem ketika melihat tanda merah disekitaran leher tul

Tul pun segera menutup lehernya malu.

"shia prem, bisa diam tidak mau ku lakban bibirmu itu" ucap tul sadis.

Prem yang mendengar ancaman tul segera mengatupkan bibirnya, tapi masih meninggalkan seringaian yang membuat tul muak.

"jangan bilang kamu sudah melakukannya tul, ya tuhan sahabatku sudah tidak perqwan" prem tersentak kaget kala fikiran itu terlintas dibenaknya.

Tul melotot kaget mendengar ucapan prem.

"perawan matamu, aku laki-laki tulen, punya pen*s kau mau lihat" jengkel tul sembari hendak membuka celananya.

Prem yang melihat tingkah tul pun segera menggeplak kepala sahabatnya pelan.

"jangan gila" teriak prem jengkel.

Tul yang mendengar teriakan prem segera merotasikan matanya malas, dan segera fokus dengan laptopnya.

'cih, padahal dia juga jadi pihak yang ditusuk apa bedanya dengan perawan' cibir prem pelan.

Satu jam berlalu, kini tugas mereka telah selasai. Tul menggeliatkan tubuhnya pelan, diliriknya jam, yang ternyata kini sudah pukul 21.30.

Dia pun memutuskan untuk membereskan barangnya, dan segera berniat hendak merebahkan dirinya di ranjang prem.

"emm tul, kamu serius ingin menginap?" Prem bertanya ragu.

"iyalah, rencananya kan begitu" ucap tul ngegas

"ahh ha ha iya ya" prem menggaruk belakang kepalanya canggung.

Tul yang melihat tingkah prem pun menjadi curiga, ia kemudian bangkit dan bertanya pada prem.

"kenapa?" Tanya nya judes

"eh.. anu, i..itu sepupuku akan menginap disini" jawab prem gugup

Tul menatap tajam prem seolah memastikan apakah sahabatnya ini berbohong atau tidak.

"huftt, baiklah aku akan pulang saja" ucap tul pasrah

Prem yang melihat itupun segera berinisiatif untuk menghubungi mew agar menjemput tul di condonya.

Beberapa menit berlalu hingga terdengar deringan ponsel milik tul. Setelah menerima telepon tul menatap tajam prem.

"hehe peace meng, sebagai permintaan maaf, ohh ayolah sebaiknya kau segera pulang. Kasihan phi mew sudah menunggu" ucap prem sembari mendorong tubuh tul keluar.

Tul pun mendengus dan segera keluar dari condo prem.
Prem yang melihat tul keluarpun segera mengambil handphonenya dan menelepon seseorang.

"hallo phi, tul sudah pulang. Kau bisa langsung kesini" ucapnya sembari tersenyum tidak jelas.

****

Tul berjalan cepat kala netranya menangkap sosok sang kekasih yang kini bersender tampan di motornya.

"phi, maaf merepotkan. Padahal aku kira aku akan menginap" tul meminta maaf pelan

Mew mendekat ke arah tul dan segera mengacak-acak rambut tul pelan, dia tersenyum manis dan segera memasangkan helm pada tul.

'tul, tul lemah banget, yang di acak-acak rambutmu, yang berantakan hatimu' keluh batin tul.

Di sepanjang perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka, tul terlalu sibuk dengan lamunannya samapai tidak sadar bahwa mereka telah sampai.

"sayang, kita sudah sampai" tegur mew pelan.

Tul tersentak, dan segera mengedarkan pandangannya. Dahinya menyerngit bingung begitu dia tahu bahwa ini bukan lingkungan asrama mew.

"ini dimana phi?" tanyanya bingung.

"rumah phi sayang, orang tua phi ingin bertemu denganmu" jawab mew kalem

Tul yang mendengar ucapan mew seketika melotot horor.

"HAHHH" teriaknya kaget.

Tiba - Tiba Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang