One Step Closer

252 23 0
                                    

Beberapa waktu berlalu, sampailah mereka di condominium tul.

"Tul bangun kita sudah sampai" mew mengguncang pelan tubuh tul hingga sang empu perlahan terbangun. Mew keluar dan membukakan pintu

Tul pun menggeliat pelan kemudian keluar dari taxi dibantu mew. Mereka berjalan menuju kamar tul, sampai di depan pintu, mew tiba-tiba bertanya

"Tul boleh phi menginap dicondo mu? Besok phi harus mengambil motor di fakultasmu" tul sedikit kaget sebenarnya dengan permintaan mew, dia mengangguk mengiyakan. Kapan lagi pikirnya.

Merekapun masuk dan tul mempersilahkan mew untuk mandi terlebih dahulu, sedangkan ia memasak makanan untuk makan malam. Beberapa menit berlalu dan mewpun keluar dari kamar mandi. Ia menghampiri tul yang sedang sibuk menyiapkan makan malam mereka.
"tul mandilah, phi akan menyelesaikan sisanya"

Tul pun mengangguk mengiyakan, ia pergi ke kamar mandi dengan jantung yang bergemuruh, bagaimana tidak, mew hanya memakai bawahan tanpa atasan. Tul dapat melihat 8 kotak di perut seorang mew suppasit, dengan sebuah tato di dada kiri berlambangkan huruf G dengan gambar kupu-kupu kecil dibagian atasnya. Ia pun penasaran dengan huruf G itu, ingatkan tul bahwa ia harus bertanya pada tod besok.

"tul apakah kamu sudah selesai, cepatlah sebelum makanannya dingin".

Lamunan tul buyar mendengar teguran mew, ia pun segera keluar untuk makan malam, hanya terdengar dentingan sendok dimeja makan, tidak ada yang berbicara. Mew fokus pada makanannya dan tul yang sedang memikirkan huruf g di dada mew. Siapa dia? Apakah dia seseorang yang selalu ditunggu mew?, entahlah membayangkan saja sudah membuatnya merasa sesak.

Setelah beberapa saat mew menyelesaikan acara makannya, ia melihat tul yang belum selesai, bahkan tul seperti tidak berselera untuk makan tul hanya memainkan makanannya sembari melamun.

"apakah ada yang menganggu pikiranmu tul" mew bertanya penasaran

"ahh, tidak phi aku hanya sedang memikirkan tugasku yang belum selesai" tul menjawab gugup

Mew menatap lekat tul, meneliti apakah ada kebohongan, ia menghela nafas lelah ia tahu tul berbohong. Namun mew tidak ingin terlalu menekan tul untuk jujur, karena ia tidak mau membuat tul tidak nyaman.
Ia pun mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"tul tidurlah ini sudah malam" mew menyuruh tul sembari merebahkan dirinya di sofa sebelah ranjang tul.

"aw, kenapa phi tidur di sofa?tidur diranjang phi, sofa akan membuat tubuhmu sakit".

Mew yang mendengar ucapan tul tidak bisa untuk tidak tersenyum, ia bahagia karena tul membiarkannya tidur di ranjang yang sama. Ia kira tul akan risih jika ia dengan tidak tahu dirinya tidur diranjang tul. Tapi ternyata tul tidak keberatan sama sekali. Ia pun bergegas naik keranjang tul dan merebahkan dirinya senyaman mungkin,

tul yang melihat tingkah mew terkekeh geli, apakah pria disebelahnya ini masih mew yang sama dengan mahasiswa teknik yang terkenal akan sifat dinginnya.

*****

Ini sudah tengah malam dan tul masih setia terjaga sembari terus menatap wajah tampan pria disampingnya yang sedang tertidur lelap. Jantungnya terus berdebar kencang sedari tadi, senyum manis diwajah tampannya tidak pernah pudar. Apakah ini mimpi, tidak ini nyata tul. Kata-kata itu selalu terucap pelan dari bibir plumnya untuk menyakinkan bahwa ini bukan mimpi.

Tul mendekat ke arah mew mengelus pipinya lembut, dan kemudian merebahkan kepalanya dibantal mew dan memeluknya.
Tul sangat suka aroma mew, aroma yang selalu mampu membuat hatinya tenang. Pria ini, bagaimana ia dengan mudahnya mengambil hati tul bahkan tanpa harus berusaha.

Tul teringat awal pertemuan mereka hingga saat ini, saat dimana seseorang yang berhasil mengobrak-abrik isi hatinya tertidur lelap disampingnya.
Bahkan dalam mimpi terliarnya pun, tul tidak pernah mampu membayangkan mereka bisa sedekat ini, apakah tul egois jika ia ingin mendapatkan mew untuk hatinya?.

Tul kembali mengingat tato huruf G di dada kiri mew, ia tidak bisa menghentikan fikiran negatifnya tentang sosok G ini, apakah ia adalah cinta yang sedang mew tunggu, lalu bagimana jika sosok itu datang?. Memikirkannya membuat tul sedih, baru kali ini dalam perjalanan panjang hidupnya ia jatuh cinta, apakah ia siap jika kebaikan mew yang selalu ditunjukkan padanya hilang, kebersamaan mereka yang walaupun belum lama sudah mampu membuat tul jatuh terlalu dalam. Apakah hatinya akan siap jika harus terluka?. Fikiran-fikiran negatif itu terus menyerang tul, hingga tanpa sadar ia jatuh terlelap dengan memeluk mew.

Tiba - Tiba Cinta (END)Where stories live. Discover now