His Past Lover

225 22 3
                                    

Tul mengerjapkan mata pelan, ia melihat mew yang sepertinya sedang melamun, hingga tak sadar sang supir taxi sudah berkali-kali memanggilnya.

"phi mew" tul menepuk pelan bahu mew

Mew sedikit terkejut dengan tepukan tul, ia segera meminta maaf kepada sopir taxi dan mengajak tul keluar. Mew berjalan kearah motornya.

"tul, phi pergi dulu na. Nanti pulang sekolah phi akan menjemputmu" mew berucap pelan

Tul menggeleng pelan
"tidak perlu phi, rencananya aku nanti akan mengerjakan tugas di condo prem.

Mew yang mendengar jawaban tul mengangguk dan segera berpamitan.

Setelah mew pergi, tul berbalik menuju kelasnya.

"waw tul, aku tidak menyangka kamu bisa secepat ini"

Terdengar suara menggoda dibelakangnya, dan tul sudah sangat hafal suara siapa itu.

"au prem, kamu serius mengatakan itu kepadaku. Seorang tul pakorn tidak mungkin gagal dengan percintaannya"

Tul berujar sombong, dan prem hanya dapat memutar bola matanya malas2. Mau marah tapi itu fakta.

"yaya terserah, tapi kamu berhutang cerita kepadaku"
Prem berjalan acuh meninggalkan tul.

****

"mew, jika kamu ingin bermain-main aku mohon jauhi phi tul"

Mew yang sedang membaca mendongak melihat tod yang tiba-tiba menghampirinya. Ia hanya diam tidak mengiyakan ataupun menyanggah ucapan tod.

Tod yang melihat mew hanya diam seketika menjadi emosi.
"jika kamu hanya menjadikan phi tul pelarian dari mantan kekasihmu itu, lebih baik berhenti.

Bughhhh

Satu tonjokan berhasil mendarat di pipi tod, ia mengaduh dan berniat membalas mew. Namun niatnya berhenti akibat teriakan seseorang.

"apa yang kalian lakukan sialan" teriak tae.

Sebenarnya tae sedikit terkejut melihat mew dan tod bertengkar, pasalnya mereka bukan tipikal orang yang akan menyelesaikan permasalahan dengan emosi tidak sepertinya.

Mew hanya melihat tae datar dan berjalan meninggalkan kelas. Tae pun beralih menatap tod, namun tod hanya diam dan kembali duduk dibangkunya.

Tae mengerjap bingung, ia ditinggalkan?

"au meng, kenapa kau ada disini"

Tepukan seseorang menyadarkan tae, dilihatnya boun yang menatapnya heran. Ia pun segera mendatarkan tatapannya.

"aku ingin membicarakan sesuatu denganmu boun" ucapnya sembari menyeret boun kekuar.

Mew menghela nafas gusar, sialan, tod benar-benar memancing emosinya. Dia mengambil rokok dari saku dan mematiknya.

Mew merokok dengan pikiran yang melayang jauh, ia merebahkan tubuh di atas sofa. Pandangannya mengitari gedung-gedung tinggi pencakar langit dengan berbagai bentuk yang indah.

Dia selalu suka tempat ini, disaat fikirannya sedang kacau mew selalu pergi ke sini. Roftop ini merupakan markas anggota hazer, tidak ada seorangpun yang di izinkan kesini kecuali mew dan teman-temannya.

Mengingat kata teman, fikirannya kembali ke beberapa saat lalu. Mew sedikit menyesal karena terlalu terbawa emosi, jujur diantara semua temannya, tod adalah orang yang selalu ada disisinya. Mereka berteman sedari kecil, tidak pernah terpisah kecuali saat shs, karena keluarga mew harus pindah keluar negri saat itu. Bisa dibilang tod adalah saksi hidup mew.

Seharusnya tod tahu, apa yang paling tidak disukai mew. Dia tidak suka jika seseorang mengangkat topik tentang masa lalunya.

Ingatannya tertuju pada sosok gadis cantik yang hingga kini masih menguasai sebagian besar hatinya.

Natalia grace Jongcheveevat, ia merupakan sepupu angkat sekaligus cinta pertama mew. Gadis cantik dengan senyum lembut yang mampu membuatnya jatuh bahkan diawal pertemuan mereka.

Usianya 11 tahun saat itu, saat dimana paman dan bibinya membawa seorang gadis kecil berusia 8 tahun dan diperkenalkan sebagai sepupunya, gadis yang dengan semangat memanggilnya phi dan langsung membuatnya jatuh cinta.

Setahun berlalu, mew selalu berusaha menghilangkan perasaannya, hingga peristiwa itu terjadi, peristiwa yang menewaskan paman dan bibinya. Akhirnya orang tua mew membawa grace untuk tinggal bersama.

Waktu cepat berlalu, perasaan mew bertambah besar. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada grace, namun grace menolaknya dengan alasan ia sudah menganggap mew sebagai phi kandungnya.

Mew pun marah, dia berlari keluar tanpa peduli bahwa diluar sedang hujan lebat, ia berlari dan terus berlari. Saat itu ia tidak tahu bahwa grace mengejarnya, yang ia ingat hanya sebuah suara tabrakan dibelakang dan ketika ia menoleh, dia sudah melihat grace terkapar dengan darah yang terus keluar dari kepalanya, ia menangis berteriak meminta tolong, namun suaranya teredam suara hujan. Sedangkan mobil yang menabrak grace sudah hilang entah kemana.

Malam itu, karena kebodohannya ia kehilangan cinta pertama sekaligus adik yang sangat disayanginya.

Tiba - Tiba Cinta (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin