Shia Tae

574 31 0
                                    

Mew yang mendengar bisikan tul seketika menjadi sangat bergairah, diciumnya ujung kepala tul yang sedang bersandar didadanya. Tul menoleh ke belakang dan mengecup tato yang berada di dada kiri mew. Kemudian ia mendongakkan kepalanya untuk meminta dicium oleh mew. Mew yang melihat tingkah tul pun, tentu tidak tinggal diam, ia mencium rakus bibir tul sembari tangannya mulai bergerilya meremas apapun yang ada di tubuh tul.
Udara kian memanas seiring dengan desahan-desahan yang keluar dari keduanya, bunyi kecipak air di dalam bath up, menandakan betapa bersemangatnya dua insan yang kini sedang bersama-sama mencari kepuasan.

"sayang, sebaiknya kita mandi dulu, kita selesaikan ini di ranjang saja" ajak mew.

Mew sebenarnya sudah sangat bergairah sekarang, namun ia sadar ini adalah pengalaman pertama untuk mereka, jadi dia ingin memberikan yang terbaik untuk kekasihnya itu.

Tul mengangguk mengiyakan, mereka kemudian segera menyelesaikan ritual mandi bersama. Setelah selesai mandi, mew mengangkat tubuh tul dan membawanya ke arah ranjang, diletakkan pelan tubuh tul, seolah-olah itu adalah kaca porselen yang gampang pecah jika sedikit saja diberi sentuhan kasar.
Mew mulai mencium seluruh tubuh tul, mulai dari bibir, leher, dan terus turun.

Tul mengerang pelan, nikmat sekali pikirnya, namun rasa nikmat yang dirasakannya seketika berubah menjadi perasaan aneh ketika ia merasakan sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, tul melihat ke bawah dimana mew memasukkan 2 jarinya ke dalam tul, mew terus mempercepat gerakannya agar tul segera terbiasa.
Mew kemudian bangkit, dan mulai melumat bibir tul lembut, tangannya terus memainkan bagian pusat tul tanpa ada sedetikpun berhenti, mereka sudah sangat bernapsu sekarang, mew mulai memposisikan miliknya di depan lubang tul, namun ketika ia akan memasukannya tiba-tiba...

Kringg kringg i know, i know iam happier when you around..

Mew mencoba mengabaikan panggilan itu yang ternyata dari tae, namun sudah berkali-kali mew tolak, tae tetap tidak menyerah. Hingga akhirnya tul pun menyuruh mew untuk mengangkatnya.

"oy meng, datanglah ke kampus cepat, ada hal penting yang harus aku bicarakan" perintah tae dan langsung menutup panggilan telepon tanpa menunggu jawaban mew.

'aishh shia tae' umpat batin mew

Tul yang mendengar percakapan mew pun segera bangkit dan memeluk mew dari belakang.

"berangkat saja phi, aku tidak apa-apa kita bisa melanjutkan lain kali" ucap tul pelan

Mew menatap tul ragu, namun dibalas dengan anggukan yakin oleh tul, mew menghembuskan nafas kasar sembari mengecup dahi kekasihnya itu. Mewpun beranjak untuk berganti pakaian. Kemudian ia kembali dengan membawa baju tidur tul.

"baiklah sayang, phi ke kampus ya, hati-hati dirumah, untuk makan siang nanti akan phi pesankan, kamu jangan kemana-mana" ujar mew menasehati.

Tul pun tersenyum dan segera membungkam bibir mew untuk menghentikan ocehannya.

"iya phi, kau sudah berkali-kali berkata seperti itu, sebaiknya phi segera pergi mungkin teman-temanmu sudah menunggu". Usir tul halus

Dan membuat mew harus meninggalkan tul dengan langkah pelan seolah tidak rela.

*****

"Oy mew" teriak seseorang ketika ia baru saja memarkirkan mobilnya.

"auu boun, kau juga baru datang" ujar mew bertanya

"hemm, menurutmu kenapa tae memanggil kita dihari libur seperti ini, aku harus meninggalkan kencanku" jawab boun menggerutu.

"aku juga tidak tahu" jawab mew acuh.

Mereka pun berjalan beriringan menuju rooftop sekolah, karena itu merupakan markas mereka.
Sesampainya mereka di rooftop, mereka melihat sudah ada tae dan tod yang fokus kepada handphone masing-masing, hingga tidak menyadari kedatangan mereka.

"ada apa tae, kenapa kau memanggil kami di hari libur seperti ini, biasanya kau yang paling malas keluar ketika hari libur karena sibuk berduaan dengan pacarmu itu, jangan bilang tee sudah bosan denganmu" ejek boun sembari mendudukkan dirinya disebelah tae, dan mew memilih duduk disebelah tod.

"ai sat" umpat tae

"woahh, kalem meng, ngmong-ngomong ada apa" tanya boun.

Tae berdehem pelan sembari tersenyum malu-malu.

Mew, tod, dan boun yang melihat tingkah tae begidik ngeri kenapa temannya ini pikir mereka.

"aku akan melamar tee" ujar tae malu-malu.

Mereka yang mendengar kata-kata tae kompak berteriak jengkel."shia tae".

"jadi kau memanggilku hanya karena ini" mew berkata dingin, padahal selangkah lagi tadi ia bisa memiliki tul seutuhnya

"benar, kau merusak kencanku ai sat" tambah boun

"aku sudah penasaran dari tadi, trus kau jawab nunggu mew dan boun, ternyata hanya karena ini?, kau bercanda tae, sial, gara-gara panggilanmu yang aku kira penting, aku harus membatalkan jadwal kencanku dengan jo, jika dia marah, habis kau" murka tod.

Mereka pun memutuskan untuk meninggalkan tae dengan kejengkelan yang luar biasa.

Tae mengerjap bingung,"kenapa mereka marah?"

Tiba - Tiba Cinta (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora