chp 19; "Iblis di Dalam Jiwaku."

7 4 0
                                    

Disaat itu, mata Asa yang berwarna kuning emas langsung bersinar memantulkan cahaya. Ezra menatap Asa dengan heran, kenapa Asa seperti ini?

Ezra tidak berpikir panjang lalu langsung mengayunkan pedangnya ke leher Asa, tetapi keadaan Asa saat ini membuat Ezra lebih susah menang. Asa melompat ke belakang, Arana saat ini terjebak oleh kekuatannya sendiri, bukan hanya Arana yang terjebak, Alan dan Vyora juga. Tetapi Shaynala tetap berdiri dan berlari ke dekat Asa.

Mata Ezra membelalak dan menatapi Asa yang berhasil menghindari serangan Ezra, Shaynala menggenggam erat pistolnya lalu menembakkan beberapa peluru kearah Ezra. Tetapi saat itu Ezra menyeret kakinya untuk menciptakan debu yang menghalau penglihatan mereka.

Busur Asa jauh di dekat Arana, sedangkan Arana tidak bisa bergerak karena mendapatkan kekuatan pantulan dari Ezra. Asa juga memperhatikan anak panah yang dimilikinya hanya tersisa tiga.

Apa yang harus dilakukan oleh Asa saat ini? Asa menghela napas, lalu dia mengepalkan kedua tangannya dan menukikkan kepala. Asa mengambil napas dalam..

"Dewi Artemis yang sangat mulia, aku harap kau ingin membantu ku untuk meminjamkan kekuatanmu."

Tidak lama setelah Asa mengatakan beberapa kata itu, sinar bulan menerang dan menyinari Asa. Tiba tiba disaat itu, Asa memperoleh busur yang terbuat dari logam dan beberapa anak panah yang juga terbuat dari logam.

Tanpa banyak pikir, Asa menggenggam erat busurnya dan mengambil tiga anak panah sekaligus. Ia menembakkannya disaat debu debu itu sudah mereda, dua dari anak panah itu mendarat di tanah, dan satunya menancap di pohon.

Ezra memiliki kekuatan yang dapat memantulkan kekuatan orang lain, dan dia juga mendapatkan kekuatan warisan dari kakek buyutnya yaitu menghilang.

Asa tidak bisa mengambil banyak waktu, sebentar lagi akan fajar dan bulan akan menghilang. Tetapi disaat Asa mengingat bahwa siapa yang ada di dalam jiwanya..

Andrew Ragabaskara.

Yang mengambil alih pikiran dari Asa adalah Andrew..

Disaat otak Asa memperoleh informasi itu Asa langsung menutup matanya, melacak Ezra yang sedang menggunakan kekuatan menghilangnya. Disaat dia menutup mata, dia menemukan Ezra sedang berada di semak sisi kiri.

Asa mengarahkan panahnya kearah dimana Ezra bersembunyi dan menembakkan anak panah, Asa masih menutup mata. Tetapi Ezra masih saja tidak kena.

Asa sudah mulai kesal, dan juga hujan deras mulai perlahan turun. Asa membuka matanya tetapi matanya sudah bukan berwarna kuning emas, matanya berubah warna menjadi ungu tua.

Disaat itu, petir menyambar beberapa pohon di sekitar. Kekuatan Ezra tidak lagi berfungsi, dia sudah kembali normal dan berada di hadapan Asa sekarang.

Asa menatap Ezra dengan kesal, Asa mengepalkan tangannya kuat kuat dan menggertakkan giginya.

"MENGALAH!! KAMU MENGALAH!!"

Asa berteriak, petir menyambar tanah. Ezra membeku, karena Arana yang sudah bisa menggunakan kekuatannya, dan Shaynala tersenyum.

"Aduh Ezra, kamu sudah membangunkan iblis di jiwa Asa. Good luck."

Ucap Shaynala, setelah itu ia menatap ke Vyora dan tersenyum. Mengiringi tanda bahwa dia bisa mengeluarkan kekuatannya sekarang. Vyora sedang berdiri di dekat pohon, tetapi tiba tiba Vyora langsung muncul di belakang Shaynala dan merebut pistol Shaynala. Setelah itu dia menembakkan beberapa peluru kearah hati Ezra.

Untung saja Ezra memakai pelindung anti peluru didalam bajunya, tetapi itu tetap terasa sakit. Ezra akhirnya tumbang dan pingsan karena kelelahan.

Sesudah itu Asa terjatuh juga, dia menatap tanah. Jiwanya kembali menjadi dia.

"Apa yang baru saja terjadi?"

Tanya Asa dan terduduk, menatap Shaynala, Vyora, Arana, dan Alan yang berada di depannya. Hujan reda, Asa menatap pantulannya yang ada di genangan air.

"Tidak tau deh, yang penting kamu balik normal lagi."

Ucap Vyora, Alan membantu Asa untuk berdiri. Arana dan Sabintang sedang mengatasi Sheva, Azizi, Nayara, dan Senja. Sedangkan Shaynala meminum air milik Asa karena dehidrasi.

"Sisakan aku, aku juga haus."

Ucap Asa, Shaynala terlanjur meneguk airnya sampai habis. Takut Asa mengamuk lagi, Shaynala tersenyum lembut.

"Hmmm, Asaaa aku minta maaf yaaa.. Airnya habis.."

Ucap Shaynala sambil memegang botol kosong milik Asa, Asa menatap Shaynala dengan kerutan di dahinya.

"Gimanasih!? Aku-"

Tiba tiba Vyora memberikan Asa air juga.

"Jangan bertengkar hanya karena air."

Ucap Vyora dan tersenyum, untung saja Vyora bergerak cepat kalau tidak, Shaynala akan... Ya gitu deh.

Asa tersenyum kepada Vyora dan meminum air yang diberikan olehnya, tiba tiba satu orang lagi muncul dari dalam hutan.

Asa yang masih meminum airnya langsung melempar wadah bekas air itu dan mengambil busurnya. Shaynala dan Sabiru memasukkan peluru isi ulang milik mereka, Arana mengambil pedangnya dan menatap orang itu, Alan dan Sabintang dari tadi sudah menggenggam erat senjata mereka.

"Ada lagi ya?"

Ucap Shaynala, Asa menghela napas. Dia sudah agak lelah, dari siang sampai pagi terus bertarung.

Musuh mengangkat kedua tangannya.

"Maaf jika keberadaan saya mengganggu dan membuat kalian semua tidak nyaman, saya tidak berniat untuk menyakiti. Saya hanya ingin mengambil tubuh tuan Ezra."

Ucap orang itu, ternyata dia asisten Ezra, orang itu pun menggendong tubuh Ezra.

"Eh tunggu dulu!"

Asa memanggilnya, karena tidak mau masalah berlanjut asisten Ezra kali ini mematuhi Asa.

"Kenapa?"

Tanyanya lalu menatap Asa.

"Nama mu siapa? Biarkan aku tahu."

Jawab Asa, asisten utama Ezra itu tersenyum.

"Panggil saja Eric."

Ucap Eric lalu berjalan masuk ke hutan, Asa menatap Eric yang perlahan menghilang berjalan ke dalam hutan. Kenapa Asa sedikit tidak asing dengan orang itu?

Oh.. Kakaknya Erin.










Tbc.

Hallow lagi reader :)

Maaf ya, kali ini cuma sedikit. Author sebenarnya masih sibuk, tapi kalau hiatus satu bulan nanti bukunya ga selesai selesai.

Chapter 20 ending ya, author gabisa panjangin dengan alasan akademis. Tapi kalau udah lulus sekolah (pondok), semoga author notice buku ini dan sempat untuk nerusin sedikit.

Lovyu reader, terimakasih banyak sudah membaca sampai sini. Jangan lupa vote ya!♡

Salam dari Aisya Afiqah, Andi Almira Zahra, Andi Abra Aini, dan Andi Naura.

Si Kelas Petualang; By SweeattsquaddWhere stories live. Discover now