Bab 7

18 4 23
                                    

Setelah beberapa hari, setelah kejadian itu. Devian menjadi cuek padaku. Entah apa sebabnya laki-laki itu berubah dari biasanya. Aku merasa asing dengan dirinya. Biasanya, laki-laki itu masih menunjukkan sisi ramahnya namun, sekarang dia menunjukkan hal yang berlawanan. Ia tampak acuh tak acuh. Sepertinya, laki-laki itu membuat jarak denganku.

"Eh Dev, yuk ke kantin laper nih tapi gak sempet sarapan," seru Yuna membuyarkan pikiranku.

"Yaudah yuk. Aku juga laper," ucapku akhirnya menyetujui ajakan dari Yuna.

Aku berjalan melewati meja Devian. Laki-laki itu masih duduk bersama Jordy sambil bersenda gurau. Aku melirik sekilas. Ada rasa sesak yang merasuk. Hubunganku dengan Devian tak sebaik dulu. Hubungan kita sekarang hanya sebatas teman sekelas yang hanya mengucapkan sepatah kata jika ada kepentingan selain itu, tak ada obrolan yang menarik.

Di depan pintu kelas, aku bertemu dengan Nesya yang sedang berdiri di dekat pintu. Ia menatap ku lalu berkata," Dev, tolong panggilin Devian dong."

Aku hanya bisa menuruti permintaan Nesya meskipun dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Vian, dipanggil sama Nesya tuh," panggilku saat laki-laki itu masih asik dengan Jordy. Ia menghentikan tawanya kemudian menoleh padaku. Laki-laki itu melangkah dari tempatnya berjalan menemui Nesya yang berada di depan pintu. Aku hanya melihatnya dengan tatapan hampa. Jordy yang mengamati ekspresiku tiba-tiba menggodaku.

"Ciee kayaknya ada yang cemburu nih," celetuknya yang disambut tawa renyah dari Tian dan Hardy.

"Ish apaan sih, gak jelas banget," sewotku kemudian bergegas meninggalkan tiga laki-laki yang masih tertawa itu.

Pandangan mataku bertemu dengan Devian yang bersama Nesya. Mereka hanya tampak seperti teman biasa. Hanya ada obrolan santai yang diselingi dengan tawa renyah. Perasaan anak remaja awal sepertiku ini sangat sulit dijelaskan. Rasa yang terlalu dini dirasakan membuatku tak punya hak apapun. Kalian pasti paham tentang perasaan seorang anak SMP awal yang baru merasakan perasaan yang mengatasnamakan "Cinta" pada pandangan pertama. Rasa yang tiba-tiba saja datang tanpa diminta. Rasa cinta diwaktu yang salah akan selalu menjadi hal terumit yang pernah aku alami.

***

"Dev, aku ketemu sama dia tadi pagi pas mau berangkat sekolah," curhat Yuna saat sedang menunggu pesanan makanannya.

"Dia yang kamu suka itu maksudnya" tanyaku menebak.

"Iya Dev, Irsyad cowok yang aku suka itu."

"Dia bukannya anak SMP Cipta bangsa kata kamu?" tanyaku memastikan.

"Iya, dia itu tetangga aku. Dia waktu itu ikutan daftar disini tapi, gak keterima," tutur Yuna. Aku hanya mendengarkan cerita Yuna.

"Padahal, kalau dia sekolah disini aku seneng banget tau. Jujur sedih pas tau dia gak keterima disini," sambungnya.

Aku manggut-manggut paham.

"Terus, aku sama dia masih deket? Maksudnya masih akrab?" tanyaku pada Yuna.

"Ya lumayan sih, meskipun sekarang udah jarang. Dia masih suka sapa aku kalau ketemu di jalan."

"Oh, syukur deh kalau kamu masih deket sama dia," responku sambil menyeruput es jeruk dihadapanku.

"Eh, terus cerita kamu gimana sama Devian?" tanya Yuna mengalihkan topik pembicaraan.

Aku kaget dengan pernyataan Yuna. Kenapa jadi membahas Devian.

"Biasa aja Yun. Aku gak mau terlalu mikirin dia," jawabku.

"Bener juga sih. Kita juga masih SMP gini belum pantes cinta-cintaan haha," kekeh Yuna.

Aku menyuapkan sebutir bakso ke dalam mulut. Pikiranku masih melayang entah kemana. Emang benar kata orang kalau cinta itu rumit.

***

Aku berjalan santai menyelusuri koridor kelas 7. Para siswa berpencar untuk segera pulang atau memilih duduk santai sebentar di kursi panjang depan kelas.

Netraku beralih pada laki-laki yang sedang asik berbincang dengan teman sebayanya. Laki-laki dengan pembawaan yang sederhana itu masih belum pulang. Ia memilih menemui temannya di kelas sebelah. Lagi-lagi, aku hanya bisa menatapnya nanar. Mengapa harus muncul perasaan seperti ini? tak bisakah berteman tanpa melibatkan perasaan yang akan menjadi bumerang suatu saat nanti. Aku hanya ingin dekat dengannya tanpa melibatkan perasaan aneh yang tak bisa tersampaikan. Mungkin, ini yang dibilang cinta pertama oleh orang-orang. Pengalaman yang membekas yang tak terlupakan.

Aku berdiri dari kejauhan. Melihat laki-laki itu. Hingga seorang perempuan menghampiri Devian dengan wajah sumringah. Perempuan yang penuh keceriaan yang membuat laki-laki itu mengalihkan perhatiannya.

Harapan semu

Jangan engkau mendekat jika akhirnya menjauh
Jangan engkau tertawa bila akhirnya menangis
Pertemuan singkat yang pada akhirnya harus perpisah
Apa yang kau harapkan?

Luka patah hati hanya penghias kehidupan
Cinta?
Apa itu definisi cinta yang sesungguhnya?
Rasa cinta yang saling bersahut atau rasa yang muncul secara tiba-tiba?
Sekarang, kau harus tau arti cinta
Agar, kau tak semakin tersungkur dalam lubang kekecewaan yang bergelora




Hayyy selamat malam readers. Balik lagi dengan Devian dan Devika. Author akan sering update cerita ini.

Jangan lupa vote dan komennya ya

See you all...

Kisah untuk Devian ( Tamat )Where stories live. Discover now