Tentang Adopsi

Zacznij od początku
                                    

"Ini Mas Kazam"

"Hallo Mas Kazam"

"Hmm" balas Kazam dengan ekspresi dinginnya. Ajma agak sedikit bingung tapi Ia akhirnya acuh dan beralih ke Kakak satunya.

"Dan ini Mas Ikrar"

"Hallo Mas Ikrar"

"Wlek" Ikrar menjulurkan lidahnya meledek Ajma membuatnya memasang wajah kesal.

Sejak saat itu, Kazam jadi sering diam-diam memperhatikan gadis cantik yang kini telah menjadi anggota keluarga barunya itu. Tak jarang Kazam diam-diam meletakkan cokelat, permen ataupun makanan-makanan lain di kamar sang adik.

Ia sebenarnya sangat bahagia dengan kehadiran adik angkat perempuannya itu. Tapi entah kenapa rasanya la sangat malu untuk bersikap ramah seperti Albi dan Ikrar.

Ia tak tau cara mengungkapkan rasa sayang dan bahagianya bagaimana karena Kazam adalah tipe orang yang tertutup dan jujur, tak pernah melakukan itu. Ia hanya bisa memantau dari jauh dan sesekali tertawa saat gadis itu bertingkah konyol.

Seperti salah mengikat sepatu, cemong saat makan, pakai hijab yang masih sering acak-acakan, serta wajah gemasnya saat gadis itu merasa kesal ketika Ikrar jahil kepadanya.

Flashback off

"Ih, jadi kamu yang dulu sering naro cokelat di kamar aku?" Ajma menatap suaminya tidak percaya.

"Hehe" Kazam menyengir kuda.

"Aku pikir tuh Mas Kazam itu dulu gak suka sama kedatangan aku disini soalnya kan kamu yang paling cuek. Baru beberapa bulan aku disini, Mas Kazam udah pergi aja. Waktu kamu pergi aku pikir karena kamu gak suka liat aku" Kazam terkekeh mendengar ungkapan istrinya.

"Aku malahan selalu kangen sama kamu. Pas aku pulang aku selalu ngasih kamu oleh-oleh walaupun gak aku kasih langsung. Aku akui aku emang orangnya lumayan jaim kalo masalah perempuan apalagi kamu dulu masih bocil" Ajma mencebikan bibirnya mendengar itu.

"Lagian, suka sama bocil" grutu Ajma dengan tangan terlipat.

"Tapi bocilnya udah mau punya bocil juga, kan" Kazam mengelus perut istrinya.

"Benih aku" Kazam menggerakkan kedua alisnya sambil tersenyum menggoda sang istri.

"Issh, apaan si Mas" Ajma memalingkan wajahnya malu.

"Semoga dengan kehadiran anak kita nanti bisa membuat kebahagiaan di hati kamu dan hati Umi ya. Aku gak tega liat dua orang yang aku sayang terpuruk seperti ini.

Akupun sama sedihnya atas kehilangan orang yang telah merawat ku dari kecil tapi, jika aku ikut-ikutan terpuruk lantas siapa yang akan menguatkan kalian"

"Maaf ya Mas kalo aku sudah berlebihan. Mulai sekarang aku akan berusaha ikhlas untuk melepas kepergian Abi. Aku yakin Allah sudah menempatkan Abi di tempat yang paling nyaman untuk di huni manusia"

"Aamiin" Kazam tersenyum simpul sambil mengelus punggung belakang istrinya.

"Mari kita sama-sama meneruskan akhlak baik Abi sewaktu beliau masih hidup, semoga dengan itu amal jariyah Abi bisa selalu mengalir sebagai penolongnya. Beliau mencerminkan akhlak Rasulullah kepada anak-anaknya tapi, aku yang keras hati ini seolah enggan untuk mengikutinya. Aku minta maaf karena kekhilafan aku kamu jadi tersakiti" Kazam benar-benar merasa kecewa kepada dirinya sendiri.

"Udah gak usah di pikirin yang berlalu biarlah berlalu. Aku bener-bener udah maafin kamu, aku udah legowo sama semuanya"

"Makasih sayang" Kazam mengecup lama kening istrinya.

Different Brother✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz