"AAAANJINGG!" Pekik Adrea reflek melompat dari kasur, dan langsung bersembunyi dibawah tempat tidur.

Itu apaan woi!

Sungguh! Adrea melihat sosok gadis berwajah pucat dipantulan kaca itu. Dia bergaun putih dan dibagian dadanya terdapat darah yang masih tampak basah. Apa ia salah lihat?

Jangan takut

Suara itu kembali terdengar. Adrea yang kepalang takut lantas segera melafaskan doa yang terlintas dikepalanya.

"Allahumma bariklana fimarozak tana wakina azabannar. Dengan nama Allah! Atas izin pemilik langit dan bumi aku memerintahkanmu pergi! Kun fa ya Kun! MATIII KAUU!" Adrea langsung berdiri dan memeriksa kembali cermin yang memunculkan sosok menyeramkan itu.

Adrea seketika bernafas lega. "Akhirnyaa-Eh? bangSAAAAT!" Pekikan kembali memenuhi ruang kamar itu. Saat Adrea memalingkan pandangan kearah samping sosok menyeramkan itu sudah berada tepat disampingnya.

Panik! Adrea meraih benda apapun yang ia lihat lalu melemparkannya pada makhluk itu tapi percuma benda yang ia lempar tak melukai makhluk itu. Tembus bree...

"Pergi nggak lo! Gue hafal ayat kursi! Pergiiii....WOII!" Gertak Adrea mengeluarkan kodamnya.

Aku Adrea Stephanie Yolanda

"Hah?" Beo Adrea kurang mendengar penuturan mahkluk itu.

Figuran yang kurang beruntung

"Hah?"

Hindari kematianku

"Hah-Lho? Wow!"

"Wisss anjirr...Menghilaaang!" Cengo Adrea seraya bertepuk tangan antusias. Ia memandang takjub bagaimana tubuh makhluk halus itu berangsur-angsur hilang dari pandangan. Entah kemana perginya rasa takutnya, ketakutan tersebut sirna begitu saja hanya karna hal semacam itu.

"Jadi setan kalau pergi nggak terbang doang ya? Widih...keren! Bisa teleportasi cuy!" Walau penampilan makhluk yang mengaku Adrea sang tokoh figuran itu menakutkan. Jujur, Adrea belum pernah melihat setan bahkan diajak bicara. Rasanya seperti....Entahlah ia juga tidak paham. Ngeri-ngeri sedap uyy...

Adrea menepuk jidatnya. "Adohh...Mana gue lupa nanya lagi! Ini gue bisa balik lagi apa kagak? Gue udah mati kah?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dimulutnya. Rasa-rasanya tidak masuk akal mati hanya karna terpeleset dikamar mandi, tapi itu juga bisa terjadi.

"Nggak tau ah! Capekk"

Retina Adrea membesar saat pandangannya tidak sengaja tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul 7.30 WIB.

"Sialan! Gue telat!"

°•°•🍁•°•°

"Walah benjirr...udah ditutup!"

Adrea mencebikkan bibirnya melihat gerbang sekolah telah ditutup. Ya jelas saja, sekarang sudah pukul 08.15 WIB. Dan Adrea telat lebih dari 1 jam.

Mengintip kedalam, Adrea dikejutkan dengan Pak Janu yang berdiri disamping pagar, pria tua itu memasang wajah sinis sembari menaikkan dagunya seolah bertanya.

Adrea menyengir. "Ehehehe...yuk bisa yuk pak dibukain gerbangnya." Pak Janu merotasikan matanya jengah. Inilah yang membuatnya malas, murid yang tidak pernah jera. Padahal sudah diperingatkan untuk datang sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Tapi tetap saja, masih banyak yang tidak mengikuti aturan tersebut.

"Nggak bisa." Kata Pak Janu singkat.

Mendengar penolakan dari Pak Janu membuat Adrea menguncang pagar hingga menimbulkan suara berisik.

"Ayo dong, Pak! Saya ada kelas sama Pak Topan tau. Kalau saya dihukum bikin makalah gimana, Bapak tau sendiri Pak Topan orangnya kayak gimana. Ya, ya, ya... Bantuin atuuh..."

Adrea terus membujuk Pak Janu agar membukakan gerbang. Kalau tidak ada mata pelajaran Pak Topan, Adrea juga mending milih meliburkan diri.

"Makan timun bareng jamu, Ya itu kan urusanmu." Sahut Pak Janu seraya melantunkan pantun tak jelas, membuat Adrea menatapnya kesal.

"Bapak mau saya cepuin ke Buk-" Adrea menghentikan ucapannya kala suara lain menginterupsi Pak Janu untuk membukakan gerbang.

"Lho?" Adrea menatap gerbang yang sudah terbuka, Pak Janu, dan siswa berperawakan tinggi yang ia kenal.

"Ooo..Pantas dibukain...Wong dia sikopet." Gumam Adrea dan langsung melengos menyusul Ashland.

Adrea berjalan dibelakang Ashland, tidak terlalu dekat. Ia menatap punggung kokoh itu curiga. Perkataan setan figuran itu kembali menganggu otaknya.

Figuran itu mencintai orang yang berada beberapa langkah didepannya. Iyaa... Dia! Si Ashland sekiyya!

Adrea langsung mengeryitkan dahi. Tunggu! Kalau Adrea isdet demen Ashland. Si bocah kopet itu tau nggak ya? Ini masalah hidup gue taruhannya njirr! (ಠ﹏ಠ)

Dug!

"Adoiii... Oii Anj! Kasih aba-aba dong kalau mau berenti!" Umpat Adrea reflek, sembari mengusap keningnya yang baru saja menabrak sesuatu yang keras.

Seperkian detik, Adrea seketika sadar. Lantas, ia langsung membekap mulutnya lalu melihat Ashland yang rupanya menatap tajam padanya.

Cangkem lu, Re! (>_<)

Adrea mengulirkan matanya kesana kemari, berusaha untuk tidak berkontak mata dengan Ashland. Sebenarnya tanpa bersitatap mata pun, Adrea sudah merasakan hawa yang tidak mengenakkan. Ia tau, Ashland kini tengah menatapnya tajam.

"Sudah berani mengumpat, ya?"

Seringai pria itu berhasil membuat Adrea merinding. Alarm berbahaya seakan memperingatkannya akan situasi yang akan ia hadapi. Entah nasib baik atau sial yang akan menanti Adrea. Tapi yang pasti ini tidak akan berakhir semudah itu.

Bagus Adrea, lu dalam masalah haha...(˵͠ಥ‿͠ಥ˵)

17 Februari 2024

Nggak lama kan gess?<( ̄︶ ̄)>

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Nggak lama kan gess?<( ̄︶ ̄)>

Jadi yang kemarin itu mimpinya Adrea cuy😌

Weh! Bacalah CB ku Cok! Cerita baru maksudnya😁🤭
Maksa ni, emang nggak tau diri aku nya😌🗿

Capek banget...aku lagi ujian praktek gessಥ‿ಥ
Tapi tinggal sehari lagi si no what what lah🗿

Selamat menunggu😁🤗

Hug jauh untuk pembaca setia MLA🫂

See you
Raraayyy16

Male lead Antagonistحيث تعيش القصص. اكتشف الآن