Imagine 18 (2)

199 16 1
                                    

Bayangin

Sudah setahun kalian mengenal satu sama lain, saat kamu sudah kembali bekerja seperti biasa kalian hanya mengirimkan pesan untuk menginformasikan kabar.
Tidak sering, tapi cukup membuat kalian mengetahui informasi satu sama lain.

Kamu baru saja pulang dari kantor, kemudian ponsel mu berbunyi, kamu melihat notifikasi bahwa Nanami mengirim sebuah foto. Kamu membukanya dan melihat foto pemandangan bukit yang pernah kamu telusuri.

"Wahh..." Langit berwarna jingga cerah menandakan senja.

Bagus sekaliii

Sudah pulang?

Sudah, barusan sampai

Istirahat lah kalau begitu

Iya.

.


.
Weekend pun tiba, kamu menghabiskan waktu untuk tidur panjang, sampai ponsel panggilan masuk berbunyi.

Nanami Kento

"Halo?"

"(Name), hari ini libur? Boleh aku berkunjung?"

"Oh, silahkan, jam berapa?"

"Jam 11 siang."

"Ya, akan aku tunggu."

"Sampai bertemu nanti." Kemudian Nanami menutup telfon

Kamu membersihkan ruang tamu, menyiapkan camilan kering di meja kemudian kamu mandi.
Sampai jam Nanami akan datang, terdengar suara bel berbunyi.

Kamu membukakan pintu dan melihat Nanami yang memakai jubah hitam seperti kalian pertama kali bertemu, dan Yuuji.

"Silahkan masuk Kento." Kemudian kalian masuk dan duduk di sofa. Kamu menawarkan minuman kemudian mengobrol santai.

"(Name),"

"Ya?" Terlihat wajah Nanami berubah serius.

"Aku ingin menceritakan sesuatu."

"??"

"Apa kamu percaya kalau aku penyihir?"

"Hmm iyaa, aku melihat dari visual mu mengenakan jubah, dan Yuuji, tidak ada hewan unik seperti dia." Kamu sambil menggelitik perut nya Yuuji yang lembut.

"Aku takut kalau jujur seperti ini kamu akan menghindar..... dan..... aku tidak berumur muda seperti manusia seperti mu."

"Eh? Manusia? Jadi kamu?"

"Mungkin bisa dipahami oleh manusia adalah siluman? Tapi aku tidak bisa berubah seperti monster atau apapun, hanya bisa hidup lama."

"..."

"Maaf, maaf aku haru mengucapkan ini. Aku mencintaimu, aku ingin kita memiliki hubungan mencintai satu sama lain." Dia menatap dalam matamu.

Terkejut? Pasti. Kamu yakin bahwa Nanami itu tidak setua itu. "Bisakah beri aku waktu?"

"Ya, tentu saja. Mungkin aku harus pamit."

Setelah Nanami mengucapkan seperti itu, Yuuji meringkik sedih tidak mau.

"Yuuji, kita harus pulang." Ucap Nanami.

"Tidak Kento... Bukan... Tetap disini, beri aku waktu sendiri, sebentar saja." Kamu menaruh Yuuji dari pangkuan ke sebelahmu, tapi Yuuji meringik sedih ingin ikut.

"Yuuji, disini saja, (name) harus mengurus sesuatu." Nanami mengusap kepalanya.

"Mau ikut Yuuji?" Yuuji pun berdiri bersiap untuk turun dari sofa untuk mengikutiku. "Bolehkah Kento?"

"Yaaa, tidak apa-apa."

Kemudian kalian pun meninggalkan ruang tamu. Saat kamu di ruang tidur kamu duduk di kasur dan memikirkan kalimat yang dikatakan oleh Nanami.
Dia bukan manusia seperti kita. Dia penyihir. Dia ingin kita memiliki hubungan. Cinta.
Tunggu.
Cinta.

Seketika kamu sadar Nanami menyatakan perasaan, "Astagaa... Dan aku merespond seperti tadi? Astaga."

"(Name), tolong terima Nanami." Terdengar suara anak kecil, suara itu menuju ke Yuuji.

"Tunggu, hah?"

"Jangan teriak (name), Nanami akan memarahi ku kalau aku membuatmu takut."

Kamu hanya menganga tidak jadi teriak, dan menutup kembali mulutmu. Kamu menerima kondisi saat ini, hewan ini, bicara?!

"Nanami selalu menunggumu lahir (name),"

"??"

"Dia memang pasanganmu. Hmmm, dia benar-benar mencintaimu."

Kamu memikirkan nya dan tenggelam dalam pikiran. "Aku juga mencintai nya Yuuji."

"Lalu kenapa kamu tidak langsung menjawab nya?"

'Aku juga tidak tahu.' batinmu.

"Apa yang terjadi kalau aku meninggal terlebih dahulu?" Kamu bertanya kepada Yuuji.

"Dia selalu menunggumu lahir kembali."

Ucapan Yuuji membuatmu merona. Sebesar itukah cintanya Nanami?
Kemudian kamu berdiri dan keluar dari kamar. Kamu melihat punggung Nanami yang sedang duduk di sofa.

"Kento..."

Dia berbalik dan berdiri melihat dirimu. Dia tidak membalas panggilanmu, dia terlalu takut untuk menunggu apa yang akan kamu ucapkan.

"Apa yang kamu maksud menginginkan hubungan cinta?"

Nanami sadar akan pertanyaan itu, kemudian menghampirimu, dia berlutut, "(name), maukah kamu menjadi istriku?"

'Istri?!!! Langsung????' ucapku dalam hati.
"Ya.."

Nanami tersenyum atas jawabanmu, "Tapi aku belum menyiapkan cincin, astaga, aku... Maaf, aku harusnya menyiapkannya."

"Tidak bisakah gunakan sihir untuk membuatnya langsung?" Kamu sedikit menggoda nya.

"Bisa, tapi cincin yang dihasilkan pasti tidak bagus."

"Tunjukkan." Perintahmu.

"Tidak, hasilnya pasti tidak bagus (name), aku akan membuatnya manual, tapi..."

"Ternyata kamu tidak serius ya?"

"Bukan!" Kemudian dia membuat lingkaran dan muncullah cincin dijari manis mu. Terbuat dari kayu dengan sedikit ukiran.

"Ini cantik..."

.
.
.
.
.
.
.
.
Tamat.

IMAGINE [ Nanami Kento ]Where stories live. Discover now