Imagine 18 (1)

275 22 2
                                    

Bayangin

Nanami seorang penyihir yang sudah hidup sangat lama, dari masa kerajaan sampai masa modern saat ini.

Dirinya selalu menunggu seseorang datang.

Kamu sedang berjalan-jalan dibukit dekat dengan wilayah perumahan, mumpung liburan kamu memilih naik bukit itu.
Kamu mendaki sore hari, karena ingin melihat senja.

Saat kamu sedang menikmati senja rumput rimbun yang tidak jauh dari tempatmu duduk bergerak, 'kelinci? Anjing? Rusa?'

Dan keluarlah hewan yang tidak kamu kenali jenisnya, hewan itu berbadan seperi kucing, badanya gemuk, ekor nya panjang dan mengembang, dan memiliki telinga lebar, dia memiliki warna abu-abu.

Kamu mencoba memanggilnya, hewan itu mau mendekati mu, dia mengendus jarimu kemudian baru mau menempel kepadamu.

"Wah, lucunya..."
'Bolehkah aku mengambil fotonya? Kalau ada orang melihat galeriku bagaimana?'
Saat berargumen dengan diriku sendiri tiba-tiba ada seseorang yang berbicara dari belakang.

"Sebaiknya tidak perlu di foto, nona."
Aku berbalik dan melihat seorang pria berambut pirang, dia tinggi, mengenakan jubah hitam panjang.

'Siapa dia? Cenayang?'

"Kau sudah lahir,"
aku mendengar dia bergumam.

"Maaf?"

"Ah sebaiknya tidak mengambil foto hewan itu,"

Hewan itu berlari ke arahnya, "Itu peliharaan anda?"

"Ya,"

"Hewan apa itu?"

"Kucing."

"Kucing?!"

Baru saat itu aku mendengar dia mengeong, 'Kucing?!!'

"Anda penduduk disini?" Tanya pria itu.

"Iya, mungkin satu jam untuk menuju ke kediaman saya. Anda sendiri?"

"Saya.... Saya menjelajahi tempat, saya berpindah-pindah."

"Wahh begitu,"

Beberapa menit kalian terdiam, kamu tidak pandai mencairkan suasana.

"Sudah hampir malam nona, sebaiknya anda bergegas kembali."

Kamu melihat arloji, pukul 18.05
"Anda benar, saya akan kembali."

"Kalau anda tidak keberatan, mungkin kita bisa bertemu kembali, Yuuji akan senang bertemu dengan nona lagi." Dia memainkan paw-paw kucing itu.

'Namanya Yuuji? Imutnya,'
"Baiklah, atau perlu bertukar nomor saja?" Aku menyerahkan ponsel ku ke pria tersebut.

Dia mengetik nomornya dan menyerahkan kembali ponselku, "Nanami Kento," ucapnya.

Aku menyimpan nya Nanami Kento, "nama saya (full name), senang bertemu dengan anda."

"Saya juga (name), bergegaslah pulang nona."

Saat dia memanggil namaku, aku merasakan dejavu, seperti pernah merasakan ini sebelumnya tapi kapan? Ini pertama kali bertemu dengan pria itu.

Setelah sampai di rumah, kamu membersihkan diri dan merebahkan diri di kasur, 'ahhh pegal sekali.'
Kamu memainkan ponsel sampai rasa mengantuk menyerang dan dirimu tertidur

Keesokan hari, karena masih liburan kamu menghabiskan waktu diluar, mencari tempat yang baru. Sampai sore hari kamu sedang duduk manis di sebuah kedai kopi, kamu hanya melamun melihat orang lalu lalang, kamu teringat pria kemarin yang kamu temui.

Kamu mengambil ponsel dan menuliskan pesan.

Selamat sore, saya (full name)
yang kemarin bertemu
dengan anda.

Kemudian kamu menutup ponsel mu, 'dijawab tidak ya? Dijawab tidak ya?'
Kemudian terdengar suara ponselmu.

Sore (name), ya saya ingat.
Anda masih berlibur?

Ya, saya sedang diluar

Oh begitu
Apakah nanti anda kebukit lagi?
Saya akan kebukit itu lagi


Baik, saya akan kesana


Kemudian kamu menuju kendaraan dan melaju ke bukit itu.
Perlu 3 jam untuk sampai, hari sudah gelap, ponsel mu mengeluarkan nada dering

Nanami Kento

"Halo?"

"Halo (name), masih dalam perjalanan?"

"Iya, saya masih dalam perjalanan."

"Sebaiknya tidak perlu ke bukit (name), sudah malam dan membahayakan nona saat berjalan ke bukit."

"Ah begitu ya." (entah rasanya aku kecewa tidak bisa bertemu dengannya, rasa nya sangat rindu dengan pria itu.)

"Bagaimana kalau kita bertemu di kedai gorengan dekat rumah nona? Saya bisa kesana."

"Boleh, hmm ada kedai gorengan di jalan X depan minimarket, saya akan membagikan lokasinya."

"Ya, saya akan kesana, sampai bertemu."

Kemudian kamu menutup panggilan, kamu menuju kedai gorengan yang dimaksud.
Kamu datang lebih dulu dari nya, kamu duduk dan memesan air mineral.

Sampai seorang pria memasuki kedai itu, dan kamu melambai kearahnya. Dia memakai kaus dan celana training, terlihat... kekar.
Kalian mengobrol sampai tidak mengenal waktu, kamu sangat nyaman berbicara dengannya, seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu.



Satu tahun berlalu
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung. . .

IMAGINE [ Nanami Kento ]Where stories live. Discover now