Imagine 10

803 53 1
                                    

Bayangin

Kamu dengan Nanami adalah rival. Mulai dari SMA, kalian adalah sorcerer yang terbaik pada saat sekolah.

Dalam pertarungan kalian selalu berselip-selip, sedangkan dalam pendidikan.........
Sayangnya kamu kurang baik.

"Arrghhh, menjengkelkan. Aku kalah lagi." Kamu melihat papan pengumuman yang tertempel daftar peringkat di sekolah.

Nanami peringkat 10
Kamu...... peringkat 27 dari 115 murid.

Kamu melihat sekeliling dan tatapanmu bertemu dengan tatapan Nanami, dia tersenyum miring, pastinya itu membuatmu jengkel. Kamu meninggalkan papan pengumuman dan memilih menyendiri di pinggir lapangan.

'sialan..'
'arrghh..'
'pelajaran sialan..'
Gerutumu dalam hati.

"Hei.." tak perlu menengok, kamu sudah tau siapa itu.

"Jangan kesini, aku sedang tidak mood ribut denganmu."

Nanami duduk disebelahmu. "Nanti jalan-jalan."

"Hah? Gak, gak mau."

"Setelah melihat peringkat lebih baik membuang beban itu kan?"

"Haishh, sana ah..."

"Gak."

Kamu berdiri mau meninggalkan dia.

"Jangan kemana-mana." Dia menggenggam pergelangan mu.

Kamu menangkis nya, "Hih." Kamu menunjukkan wajah jijik dan pergi.

Bel pulang berbunyi, kamu menuju ke gerbang dengan teman-teman.

Tiba-tiba Nanami datang dan menggenggam lengan atasmu, "ayo pergi."

"Heh heh.... Lepas..." Kamu menahan langkahmu.

"Hei! Aku pinjam (name) ya." Nanami teriak ke teman-temanmu.

"Iyaaa bawa ajaaa...." Teman-temanmu terkekeh disana.

"Tuh di izinin, ayo."

Kamu melihat kearah temanmu tidak percaya, 'kaliaaannn!!!' batin mu.

Nanami mengajakmu ke game station, "traktir aku. Kamu tidak lupa dengan taruhan nya kan?"

Hmmm mampus aku lupa.
"Ck.. aku lupa."

"Keluarkan saja uangmu yang sedang kamu bawa, sana ke kasir."

Kamu pun menurut pergi ke kasir, menukarnya dengan koin. 'ahh uangku.'

Kamu menuju ke Nanami yang sedang duduk, "Nih."

"Sana duduk, kita main bareng."

"Kau kan sudah tau aku gak bisa main arcade game."

"Aku ajarin. Sudah sana duduk."

Kalian memasukkan koin, Nanami mengajarimu memainkan game tersebut, sampai kamu mahir memainkannya.

Tidak disangka ternyata kamu menang, dan kalian bermain sampai larut.

"Yehehe, aku menang lagi." Kamu merasa haus dan mengambil botol minum di tas. 'wah tinggal dikit lagi.'

Nanami beranjak dari kursi, "Hei, mau kemana? Tunggu." Kamu mengembalikan botolmu ke tas lalu menghampiri Nanami

Dia keluar dari game station dan berhenti ke vanding machine. Dia memasukkan uang dan memilih minuman.

'andai uangku tidak habis...' batin mu. "Aku duluan."

Dia menahanmu dengan menarik lenganmu. Lalu menyodorkan minuman yang dia beli. "Aku antar, sudah malam. Tapi diminum dulu."

Setelah, kalian duduk meminum minuman itu. Kalain berjalan menuju ke tempat tinggalmu.

"Sudah ya aku masuk."

Dia mengangguk lalu pergi, "oh, jangan lupa belajar, bodoh."

"HHHEIII!!!"
'aarghhh ya ampun.'
Kamu tidak bisa marah-marah di komplek sepi ini, kamu hanya bisa menjulurkan jari tengah kearahnya meskipun dia tidak melihatnya.

.
.
.
.
.
.
.

Hmm enemy to lovers?

IMAGINE [ Nanami Kento ]Where stories live. Discover now