BAB 1 ( Rejection )

812 39 6
                                    

Hargailah karya orang lain, jika ingin dihargai orang lain...

Happy Reading Guys..

Author Point Of View...

Pria dengan piyama abu-abu terangnya itu tengah duduk bersandar pada kepala ranjang yang berukuran king size. Sejak pulang dari acara makan malam-ralat, acara perjodohan dirinya dengan seorang gadis muda dari keluarga Lanch membuatnya tak dapat tidur dengan tenang. Justin saat ini tengah uring-uringan, Ia takut Lailah menolak perjodohan yang telah direncanakan kedua orangtua mereka sejak beberapa tahun yang lalu. Saat melihat sosok Lailah, Justin langsung jatuh hati pada pesona gadis dengan rambut cokelat panjang bergelombang itu. Tatapan mata yang begitu meneduhkan bagi siapa pun yang menatapnya membuat Justin nyaman. Ia telah sepenenuhnya yakin dengan pilihannya. Walaupun Lailah masih berusia 19 tahun, tetapi Justin sangat yakin Lailah dapat bertindak atau pun berpikiran dengan dewasa. Lailah adalah seorang wanita yang cerdas, dan juga- polos.

Justin sudah mendengar begitu banyak cerita tentang Lailah dari Ayahnya dan Mr. Lanch-Ayah Lailah- Justin begitu tertarik dengan kepolosan gadis itu. Gadis itu bahkan hanya pernah berpacaran satu kali dan masih menggunakan purity ring yang diberikan sang Ibu saat Ia berusia 16 tahun, betapa beruntungnya Justin jika berhasil mendapatkan hati Lailah. Justin tidak akan melepaskan Lailah begitu saja. Justin telah menunggu saat-saat ini selama 3 tahun.

"Aku tidak akan pernah melepasmu begitu saja, Lailah" gumam Justin sambil tersenyum miring.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

" Lailahhh..." suara lembut dan keibuan terdengar dengan jelas dari balik pintu bercat cokelat susu disertai dengan ketukan lembut.

" Ayo bangun sayang, ini sudah pagi. Mom dan Daddy menunggu di meja makan, ya? lekas turun Lailah" seru Victoria.

" Iya Mom, Aku segera turun" teriak Lailah yang masih bergelung dengan nyaman di atas ranjangnya.

Setelah mendengar jawaban, Victoria melangkah menjauh dari kamar sang puteri menuju ruang makan yang terletak di lantai satu rumah megahnya.

" Ada angin apa Mommy mau membangunkanku? Biasanya juga Nancy. Pasti ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan. Hufttt.. jika itu mengenai perjodohan sialan itu lagi, alangkah lebih baik Aku tidak turun" batin Lailah

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Lailah turun menuruni satu per satu undakan tangga yang berlantaikan marmer menuju ruang makan. Ia nampak cantik dengan gaun selutut berwarna putih dan rambut cokelat panjangnya dibiarkan terjuntai begitu saja.

Geovan dan Victoria tersenyum melihat puteri semata wayang kebanggaan mereka akhirnya menampakkan batang hidungnya.

"Morning Dad, Mom..." sapa Lailah sembari mengecup pipi Geovan dan Vic bergantian lantas langsung mengambil posisi duduk berhadapan dengan Vic dan tepat disebalah kiri Geovan.

"Morning, honey..." balas Vic dengan senyum keibuan.

Acara sarapan pagi yang selalu menjadi rutinitas Keluarga Lanch pun dimulai setelah Geovan memimpin doa. Mareka makan dalam diam dengan tenang dan khidmat.

Lailah menutup makannya dengan meminum segelas susu putih favoritnya.

Geovan berdeham pelan mencoba memulai percakapan.

"Lailah, bagaimana dengan keputusanmu sayang?" tanya Geovan dengan penuh kasih sayang. Vic melihat Lailah dengan khawatir.

Lailah menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Dad.. apa aku harus menerima perjodohan ini? ini sungguh konyol Dad.. lagipula aku baru memasuki tahun kedua di kampusku" ujar Lailah dengan sedih.

My Lovely Husband (Re-Write) 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang