[18] Kehancuran

4.1K 289 1
                                    

Melihat Vina yang ternyata tidak diculik oleh Sun World juga kenyataan bahwa Dewi sudah berpihak kepada mereka, membuat Ilmi senang bukan main. Jika selama waktu kerja ia menekuk wajahnya, kini wajahnya sudah kembali ceria. Ia bersiul seperti yang biasa dilakukan Dewi saat masih bekerja di sebelahnya.

Sebentar lagi. Ilmi mendesah dalam hati. Reno juga mengatakan bahwa sebentar lagi rencananya tercapai. Namun masalah besar yang menimpa mereka kali ini adalah masalah perusahaan. Di mana jika Reno tak berhasil membayar obligasi dan menemukan investor baru, maka tamatlah riwayat perusahaan Alfaroz Group.

Begitu pun dengan nasib Dewi yang masih terjerat dengan Sun World. Perempuan itu tak bisa keluar begitu saja karena keinginan. Keluar dari Sun World sama saja meminta pada Presdir Wirawan untuk membunuhnya. Kecuali jika ia dikeluarkan oleh pihak Sun World, seperti Ilmi misalnya.

Dewi menceritakan kepadanya cerita rinci tentang kesalahpahamannya dengan Reno. Ia menyadari bahwa Sun World begitu kejam setelah bekerja bersama mereka. Lalu, saat pertemuannya waktu itu dengan Vina, Dewi sudah bertemu dengan Vina di kamar mandi kafe yang mereka kunjungi. Dewi juga menyadari bahwa dirinya telah diikuti oleh orang suruhan Sun World. Jadi, ia menyusun siasat bersama Vina di kamar mandi dengan Dewi berpura-pura berada di pihak Sun World dan Vina mencoba menyadarkan Dewi.

Tak lama setelah Dewi keluar dari kafe, Vina sengaja duduk di sana. Meresapi aktingnya dan beberapa menit kemudian, ia keluar. Sadar bahwa ia sedang diikuti, Vina langsung bersembunyi di sebuah tempat sesuai dengan rencananya yang disusunnya dengan Dewi. Ilmi berdecak kagum pada setiap penjelasan mereka. Dewi dan Vina benar-benar cerdik. Bahkan Ridwan sampai tertipu dan membuat Reno mendapatkan bogem mentah.

"Mengapa senyum-senyum sendiri, Ilmi?"

Terkesiap. Ilmi bangkit dari tempat duduknya. Menghilangkan senyum di wajahnya tatkala Pak Candra memandangnya dengan bingung.

"Eng, eh, itu... saya sudah memutuskan, Pak." Katanya dengan nada tegas.

Pak Candra mengernyitkan keningnya. "Maksud kamu?"

Ilmi tersenyum lebar. "Saya akan membantu setiap rencana Reno sampai akhir!" tandasnya dengan nada final.

***

Berhari-hari mereka bekerja bersama untuk mencari investor juga uang untuk membayar obligasi. Reno bahkan tak sempat tidur demi menyelesaikan masalah tersebut. Waktu mereka tak banyak. Satu minggu lagi.

Ridwan dan Eva membantu mencari investor yang mereka kenal. Namun, tak ada satu pun yang mau membantu mereka dengan alasan yang sama. Sun World. Mereka begitu takut pada investor paling besar di Indonesia itu.

Dewi berusaha untuk mencari informasi tentang kelemahan Sun World selama bekerja di sana. Tapi penjagaannya begitu ketat. Ia bahkan tak mendapatkan informasi dari Brian atau pun Presdir Wirawan mengenai rencana mereka dalam menghancurkan Alfaroz Group dalam kurun waktu seminggu ini.

Vina membantu pekerjaan kantor Reno yang terbengkalai. Melakukan pertemuan-pertemuan dengan dewan direksi saat Reno sibuk dengan proyek barunya yang telah digagalkan oleh Sun World dengan berbagai macam isu.

Kekacauan ini membuat mereka sama sekali tidak bisa bernafas dengan tenang. Karena sekali saja mereka memalingkan wajah dan duduk tenang, maka kehancuran akan tiba di depan mata.

"Ada satu cara," ucap Reno sambil memijat keningnya.

"Apa?" tanya Ilmi penasaran, sementara yang lain tampak tenang. Apakah hanya dirinya yang tidak mengetahui tentang hal itu?

"Memberikan bukti tentang kejahatan Sun World pada kepolisian," ucap Reno sambil menghela nafas.

Kening Ilmi berkerut. "Bukti kejahatan? Bukti dari mana?" tanyanya bingung.

Beautiful HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang