Bab 6

87 44 16
                                    

"Jika boleh,kali ini aku meminta untuk di pertemukan dengan versi terbaik menurut-Mu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jika boleh,kali ini aku meminta untuk di pertemukan dengan versi terbaik menurut-Mu saja. Karena sejatinya Allah tidak pernah salah menaruh takdir pada setiap hamba-Nya"_Alesha Zefanya Humaira
.
.
.
.

Debur ombak terdengar lirih karena angin yang membawanya kepantai tidaklah besar. Bebatuan dan pasir pantai terlihat berkilauan memantulkan cahaya senja yang damai.

Alesha duduk diatas bebatuan menikmati hamparan laut yang dihiasi warna jingga ke orange. Sepulang dari rumah Cyra,Alesha memutuskan mengunjungi pantai hanya untuk melihat senja.

Alesha memang sangat menyukai senja. Bagi Alesha,senja bisa memberikan ketenangan meski hanya sejenak,Alesha menatap laut dengan perasaan yang sulit di jelaskan.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa."

Sekuat tenaga Alesha berteriak,berharap ketenangan mulai merasuki tubuhnya.

"Gue tau, gue salah berharap sama manusia. Ini benar-benar sakit sekali."

"Gue pengen lupain semua tentang Anza. Gue harus bisa lupa. Harus,pokoknya harus."

"Mau bagaimanapun Anza sudah menjadi suami Cyra,sahabat gue. Gue harus lupain dia." Ucap Alesha lirih dengan kepala menunduk.

Buliran cairan bening membanjiri pipinya,sesakit itu yang Alesha rasakan. Bukan,bukan karena Alesha tidak percaya dengan takdir Allah. Hanya saja bukan sekarang.

Sekarang mungkin masih sulit,masih sakit. Tapi waktu selalu memberi ruang,dengan sendirinya akan membiasakan,dan berupaya memahami. Lambat laun,Alesha akan paham semuanya sudah menjadi takdir dan ketetapan-Nya.

Setelah puas meluapkan apa yang di rasakan,Alesha merogoh sling bag miliknya,mengambil benda pipih untuk memesan taksi.

Waktu 15 menit kemudian taksi yang di pesannya sampai,kaki mungilnya beranjak memasuki taksi. Selama perjalanan,dia hanya memandangi suasana jalan lewat kaca mobil. Menyandarkan kepalanya pada kursi penumpang,membuatnya merasakan kenyamanan dan terlelap hingga tidak menyadari dirinya sudah sampai di depan rumah.

"Mba,bangun mba. Sudah sampai." Ucap supir taksi tersebut.

Euuuggghhh

"Maaf pak,saya ketiduran."

"Gapapa mba."

Kakinya melangkah turun dari dalam taksi kemudian tersenyum tipis pada sopir taksi itu. "Terimakasih banyak ya pak".

"Sama-sama mba."

***

Di sisi lain,Cyra masih menangis mengingat yang di katakan Alesha padanya. Rasanya masih tidak percaya sahabatnya mau melanjutkan pendidikan di pondok pesantren.

Takdir Dalam Tasbih [ON GOING]Where stories live. Discover now