Bab 2

101 62 15
                                    

pukul 09

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

pukul 09.30

Seperti yang sudah di janjikan sang bunda untuk mengantarkan Alesha mencari kado pernikahan Cyra dan Arkanza. Kini Alesha sedang bersiap diri,ponselnya berbunyi tanda notifikasi pesan masuk.

Dia membuka ponselnya dan terkejut dengan pop up yang muncul di layar. "Cyra whatsApp gue ? Apaan ?" Tanyanya penasaran,matanya di buat berkaca-kaca saat membaca pesan yang dikirim oleh Cyra sahabatnya.

Jemari lentik miliknya mulai mengetikkan pesan balasan untuk Cyra,tidak dipungkiri tangan Alesha bergetar hebat seperti orang sedang demam panggung. Butiran cairan di matanya sontak jatuh tidak beraturan membasahi pipi mulusnya.

Cyra Cantik🐰

Raa,gue sama sekali ga marah sama lo,lo itu udah gue anggep kaya sodari sendiri. Bagi gue bahagia lo nomor satu.

Gue minta sama lo,jangan urusin perasaan gue ya ra ? Gue gaapa. Gue malah seneng akhirnya lo nikah

Gue juga bahagia,karna yang nikah sama lo itu Anza,orang yang gue kenal lama. Jadi gue ga perlu khawatir lagi soal lo.

Lo beruntung bisa dicintai Anza Ra,gue pastiin Anza ga bakal pernah nyakitin lo.

Selamat berbahagia ya Raa,besok gue pasti dateng ke akad nikah lo.🥰

Setelah membalas pesan Cyra,Alesha memejamkan matanya menetralkan rasa sesak di dadanya. Sudah cukup dirinya menyakiti diri sendiri dengan harapan-harapan yang tidak jelas. Apalagi,menggantungkan harapan pada laki-laki yang akan menjadi suami orang.

Tangannya menghapus kasar pipi basahnya,bergegas meninggalkan kamar menemui bundanya dan melanjutkan niatnya menuju pusat belanja untuk mencari kado.

"Bun,udah siap ?". Tanya Alesha

"Udah nih tinggal pake parfum dikit. Ehhh,bentar-bentar. Ini anak bunda abis nangis lagi ?". Tanya bunda seraya menangkup pipi chubby putri kecilnya.

"Ishhh,ga bund. Ini cuma kelilipan aja." Bohongnya

"Yaudah yukk,bunda udah siap nih." Ajak bunda Zian

Bunda Zian berjalan bersama Alesha menuju parkiran rumahnya. Rumah Ayah Akbar memang luas,bagaimana tidak ? Dirinya adalah seorang CEO di perusahaan Buwana Corp. Setiap hari,Ayah Akbar sangat sibuk dengan urusannya di kantor. Meeting yang hampir setiap hari,dan juga berkas-berkas yang perlu ditanda tangani setiap harinya.

Meski demikian,ayah akbar tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dan hal itu yang membuat Alesha bangga memiliki ayah sehebat ayah Akbar.

Takdir Dalam Tasbih [ON GOING]Where stories live. Discover now