20 [Kirana & Davian]

27 20 57
                                    

.

"Lautan akan menjadi saksi bisu keikhlasan ku saat melepasmu."

.

Alycia berjalan keluar dari firma hukum. Bersamaan dengan langkah kakinya ia dapat melihat dengan ekor matanya, Kirana tengah duduk digazebo yang berada diarea firma hukum. Alycia memilih untuk tak perduli, waktunya terlalu berharga untuk hanya sekedar merespon perempuan gila seperti Kirana.

"Tunggu!"

Padahal baru beberapa langkah Alycia melewati cewek itu. "Apalagi?" Alycia memutar badannya menghadap Kirana dengan malas.

"Gak punya hati! Jahat! Cewek macam apa sih lo, ck!" celetuk Kirana yang disusul dengan berdecak sinis.

Alycia dengan santainya menaikkan satu alisnya, "kenapa, syirik lo? Sorry yee gue wanita karir. Waktu adalah uang. Gue gaada waktu buat ngomong sama cewe pengangguran kek lo." sarkas Alycia dengan menyeringai bengis.

Jika Kirana bisa bicara tak enak, Alycia lebih bisa berbicara tak enak. Lagi pula Kirana itu aneh, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba menghampiri Alycia dengan berbagai kata - kata tak masuk akal.

Alycia menyugar rambutnya sesaat. "Pagi - pagi gini pakek dress. Cosplay jadi Cinderella yang kehilangan sepatu? Atau cosplay jadi Ariel yang nyari pangeran?" ucap gadis itu dengan jari telunjuk mengarah pada dress yang digunakan Kirana.

Alycia pergi dengan menahan tawanya.

Kirana diam sesaat, membiarkan Alycia yang sudah beberapa langkah menjauh darinya. Bukan Kirana namanya jika tak sakit hati dan tak meneteskan air mata. Punggung Alycia perlahan mulai menjauh dan semakin jauh. Namun, Kirana tetap pada posisinya. Dengan tangan mengepal ia menatap Alycia dengan tatapan penuh kebencian.

"Gue bakal buat lo nyesel seumur hidup. Gue bakal buat ini adalah ucapan pedas terakhir lo ke gue." Monolognya.

*****

Sembilan jam sebelum penculikan Alycia.

09.59

Alycia akhirnya bisa tersenyum lega setelah sejak empat puluh menit yang lalu ia mondar mandir mempersiapkan segala hal untuk meeting dengan investor dari Italia yang kebetulan mempunyai bisnis di Medan—sempat Jane ceritakan. Seharusnya Alycia tak banyak bekerja, ia hanya perlu duduk manis dan sedikit merangkai kata untuk bertemu dan berdialog secara langsung dengan investor yang akan datang tersebut. Namun, Alycia memilih untuk membantu karyawan menyiapkan segalanya. Saat ini meeting room sudah sangat rapih. Berkas - berkas penting sudah tertata disana.

Klik!
Suara pintu terkunci.

Gadis dengan tangan kiri menggendong laptop berwarna merah itu memilih untuk mengunci ruangan tersebut.

Salah satu karyawan perempuan menghampiri Alycia, "bu ada tamu yang ingin bertemu." ucapnya dengan sopan. Sontak Alycia mengernyitkan dahinya.

"Saya hari ini gak ada janji tuh."

"Oh baik bu, saya akan beritahu beliau supaya lain kali membuat janji terlebih dahulu. "

"Tunggu!" Satu kata yang keluar dari mulut Alycia berhasil membuat karyawan itu berhenti. "Saya akan temui dia. Kamu bisa lanjutkan perkerjaanmu." cetus Alycia dengan senyum manis menghiasi wajah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INEFFABLE Where stories live. Discover now