Ketemu Bunda 📈

238 12 0
                                    

Hallo semuanya!!

Absen yang rindu Angkasa ☝🏻

Absen yang rindu Anin ☝🏻

"Eh, ini udah maaf-maafan tapi aku kepikiran sama seseorang," ujar Aska secara tiba-tiba membuat ketiga orang yang berada di dekatnya menatapnya dengan wajah kebingungan.

"Siapa kak?" tanya Giselle.

"Ica, adek nya Angkasa," jawab cowok itu. Terdengar helaan nafas dari Angkasa.

"Sepertinya akan susah untuk meminta maaf kepada Ica. Karena, kesalahan yang saya buat itu cukup fatal. Jadi mengingatkan adek kesayangan itu tentang kejahatan yang telah Ayah saya perbuat," ujar cowok itu dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Mencoba menahan tangisnya.

Suasana di taman belakang SMANDA, pun berubah dari suasana yang senang, bahagia menjadi suasana yang kembali sedih. Akan tetapi ada salah satu dari mereka yang kembali berusaha mencairkan suasana yang sedang tidak nyaman ini.

"Eh! Kok jadi pada sedih sih, harusnya kita tuh happy sekarang. Udah, kalau Ica gabisa maafin kita harus bujuk dong. Effort dikit, gamungkin dia ngga luluh, masa gini aja udah nyerah?" tanya gadis dengan rambut panjangnya itu meyakinkan mereka semua. Dia Anin, yang akan selalu membangkitkan semangat teman-temannya itu.

"Haha ada-ada aja, kamu bisa menjadi apa aja. Bahkan disaat seperti ini, masih bisa untuk menyemangati seperti ini. Beneran saya tidak salah pilih," batin Angkasa bermonolog sendiri.

"Jadi gimana? Mau bikin rencana apa?" tanya Aska membuat Anin tampak berfikir.

"Adek kamu suka apa?" tanya Anin.

"Suka Giselle," jawab Aska.

Pernyataan itu cukup membuat Anin dan Angkasa terkejut dan menatap kearah gadis itu. Gadis yang kebanyakan diam itu pun lalu tersadar dengan tatapan sahabatnya itu.

"Kemarin ketemu setelah mereka ketemu kalian? Dia suka sama aku, dan cerita. Kakak sama kayak kak Anin ga? Katanya gitu, dia takut kakAngkasa diambil kamu Nin," jelas Giselle yang sudah lama diam itu menjelaskan maksud dari Aska.

"Iya maaf, ini memang salah aku. Aku gatau kalau hari itu kak Angkasa ada janji sama Ica. Kalau aku tau juga, aku gabakal ngajak kak Angkasa," jelas Anin yang mulai menahan tangisnya.

"Yaudah pikirin dulu caranya biar kak Angkasa sama Ica baikan. Untuk masalah aku dan Ica gampang yang penting kak Angkasa baikan dulu," jelas Anin yang di angguki mereka.

"Gimana kalau bikin party aja?" tanya Giselle mengusulkan pendapatnya.

"Boleh aja sih, Ica suka pesta," jawab Aska menyetujui permintaan dari Giselle.

"Yaudah ayo kerumah, jam segini Ica masih tidur," jelas Angkasa yang di angguki mereka semua.

Pada akhirnya mereka pun pulang dari SMANDA menuju rumah Angkasa yang tak begitu jauh dari sekolah. Angkasa yang meng-gonceng Anin, dan Aska yang meng-gonceng Giselle. Suasana sore yang menenangkan itu tambah nyaman saat mereka bersama.

"Hallo Bunda!" seru Aska saat telah sampai didepan rumah sahabatnya tersebut.

"Hallo, eh ini siapa kenapa ramai-ramai?" tanya wanita yang sudah cukup berumur itu yang kaget dengan betapa ramainya didepan rumah nya itu.

"Ini Bun, Asa bawa Anin, cewek yang pernah Asa ceritain ke Bunda," ujar Angkasa sambil menggengam tangan Anin yang sudah mulai dingin itu. Karena sedikit takut bertemu dengan sang Bunda. Angkasa tau perasaan Anin maka dari itu ia menggengam tangan gadis cantik itu.

"Owalah neng geulis, hallo saya Bunda nya Angkasa," ujar wanita itu tak lain adalah Bunda dari Angkasa.

Bunda tersenyum ramah membuat Anin pun membalas senyumnya. "Iya tante, saya Anindya Vanilla Floryn, tante bisa panggil saya Anin," ujar gadis itu membuat sang Bunda Angkasa tertawa.

"Siapa yang izinin kamu manggil saya tante?" tanya sang Bunda membuat suasana hening. Wajah panik Anin pun terlihat dengan rasa yang tidak enak menyeruak.

"Eh maaf ya, terus Anin harus manggil apa?" tanya Anin dengan sedikit kaku.

Hal tersebut membuat sang Bunda dan Angkasa tertawa lepas. Disana, didepan rumah milik cowok itu berhasil terdengar suara tawa yang sudah lama hilang.

"Kamu ini ya Nin, lucu sekali. Maksud Bunda ya, kamu gaboleh manggil dia tante, harusnya Bunda," ujar Angkasa menjelaskan.

"Owalah begitu hehe, maaf ya Bunda," ujar Anin.

Gadis itu segera di rangkul oleh sang Bunda dari Angkasa. "Bunda mau pamer dulu, sekarang anak perempuan Bunda yang cantik ada dua. Kamu ganteng sendirian," ejek Bunda. Akan tetapi Angkasa tidak merasa di ejek akan tetapi malah merasa senang gadis itu sangat di terima.

"Eh ini siapa di samping Aska?" tanya sang Bunda yang menyadari terdapat gadis lain disana.

"Ini Giselle Bunda, cewek Aska," ujar Angkasa membuat Aska melemparkan tatapan yang tajam itu.

"Haha sudah besar juga Aska ternyata? Aduh anak-anak Bunda udah pada besar aja ternyata," ujar Bunda membuat mereka tersenyum.

"Hallo Bunda, ini Giselle teman Kak Aska sama kak Angkasa. Sahabatnya Anin juga," jelas Giselle yang di angguki oleh sang Bunda.

"Siapa yang bilang kamu boleh temanan sama Aska?" tanya seorang wanita tua dibelakang sana membuat semua orang melihat kearah belakang. Dia adalah Mama dari Aska yang mendengar percakapan sedari tadi. Karena rumah Aska yang tak begitu jauh dari rumah Angkasa memudahkan sang Mama dapat kerumah Angkasa dengan cepat.

"Ma," ujar Aska.

"Siapa yang izinin kamu?" tanya Mama dari Aska itu kembali membuat suasana menjadi lebih mencekam.

"Maaf tante," ujar Giselle menunduk.

"Sudahlah jangan sedih seperti itu, Mama ga marah. Mama cuma bilang kamu gaboleh temanan kamu bolehnya langsung nikah saja. Jadi kamu yang namanya Isell itu? Yang membuat putraku menjadi lebih senang semenjak hari itu?" tanya Mama dari Aska membuat Giselle tersenyum kecil.

"Kejadian apa ya tan?" tanya gadis itu yang sudah mulai di landa penasaran.

"Jadi—" ujar sang Mama tertahan oleh mata Aska yang menandakan tidak boleh berbicara kembali.

"Aduh ini kok pada diluar sih? Udah ayo masuk dulu," ujar Bunda mencairkan suasana.

"Jadi kenapa nih kalian disini?" tanya Bunda yang sudah mulai pemasaran tersebut.

"Jadi Bun, kemarin Asa pulang agak sore itu karena diajak sama Anin ketemu keluarganya. Akan tetapi, Asa lupa sama janji Asa ke Ica. Jadinya Ica marah, nah ini mau buat party kecil-kecilan," ujar Angkasa.

"Maafin Anin ya, Bunda. Anin gatau kalau Kak Angkasa tuh ada janji," ujar Anin yang kembali tidak enak.

"Iya gapapa, Bunda ngerti. Asa juga kayak gitu karena kamu penting, kamu prioritas, tapi caranya salah dengan melupakan janji," ujar Bunda sambil menatap anak sulungnya tersebut.

"Maaf Bunda," ujar Angkasa.

"Udah-udah minta maaf terus, ga bosen apa? Belum lebaran juga," ujar sang Mama dari Aska ikut dalam topik itu.

Hallo guys, gimana chapter ini??

Jangan lupa follow dan vote ya🌷

Thank you love 🌷✨

SMANDA DAN ANGKASA Where stories live. Discover now