Hujan di Bandung

684 55 4
                                    

"Kenapa menangis? Siapa yang membuat kamu menangis?" ujar seseorang dibelakang mereka membuat mereka berdua terdiam.

"Eh kak Angkasa," sapa Giselle, sedangkan Anin yang tengah menundukan kepala nya tersebut.

"Kenapa nunduk? Ada hantu didepan kamu?" tanya Angkasa yang membuat Anin segera menaikan pandangan nya.

Pandangan mereka bertemu sesaat, mata yang tegas itu bertemu dengan mata Anin. Gadis itu sedikit salah tingkah, tak beberapa lama hingga Giselle menyadarkan lamunan dan tatapan mereka terputus.

"Eh hehe ga ada hantu kok kak, cuma itu kenapa ya kak Amel di hukum?" tanya Anin yang membuat Angkasa tersenyum.

"Memang takdir-nya? Siapa suruh sih dia banyak gaya disekolah. Catatan nya udah banyak merah di BK jadi ya sudah seharusnya," jawab Angkasa santai.

"Eum, yaudah deh kalau gitu kak. Aku sama Giselle ke kelas dulu ya," pamit Anin.

"Mau saya antar?" tanya Angkasa yang dibalas gelengan singkat oleh Anin tanda menolak.

Namun sepertinya tidak ada guna gadis itu menggeleng, tangan Anin segera di tarik oleh Angkasa lalu menuju kelas Anin. Sedangkan Giselle yang melihat itu hanya pelanga-pelongo dan mengikuti couple lucu yang sedang berada didepan nya tersebut.

"Makasih ya kak, tapi seharusnya gausah. Aku sama Giselle bisa kok," ujar gadis itu kembali merasa tidak enak.

"Gapapa, saya memang ingin mengantar kamu. Memang saya tidak boleh mengantar kamu, Van?" tanya Angkasa dengan suara nya yang begitu menenangkan.

"Eh, gapapa sih kak. Cuma takut kakak repot aja, secara kan kak Angkasa sibuk," ujar Anin se-adanya.

"Enggak, saya lagi free. Yaudah saya kembali ke ruangan OSIS dulu ya. Ada yang harus saya kerjakan," pamit Angkasa kepada gadis itu.

"Iyaa kak, semangat ya," ujar Anin yang diangguki oleh cowok itu.

Sebelum cowok itu meninggalkan Anin, ia mengelus rambut cantik Anin yang membuat gadis itu terdiam kaku. Tak lama cowok itu meninggalkan Anin tak lupa dengan tawa nya yang sangat indah tersebut.

"Kak Angkasa indah banget sih.." batin Anin.

"Heh Anin, jujur deh. Kamu pelet kak Angkasa yaa. Kok bisa deket gitu sihh" ujar Giselle yang menyusul di belakang Anin dan Angkasa itu. Benar-benar tak percaya dengan apa yang sedang dirinya lihat sedari tadi.

"Dih, buat apa aku pelet kak Angkasa? Suka aja enggak. Cuma takdir seperti nya sudah merencanakan sesuatu untuk aku dan kak Angkasa. Kami bertemu terus, tanpa sengaja lalu sepertinya aku akan terbiasa," ujar Anin disertai tawa nya.

"Terbiasa nih, ekhem ekhem jadinya," ledek Giselle yang membuat Anin memukul bahu sahabatnya itu pelan.

"Udah ah ayo masuk ntar lagi guru bakal masuk tau. Istirahat udah mau selesai," ujar Anin memperingati yang diangguki Sahabatnya tersebut.

Giselle yang berbeda kelas pun segera menuju kelasnya setelah melihat sahabatnya itu masuk dengan selamat ke kelasnya. Ia takut, takut sahabatnya semakin di bully karena Amel di hukum padahal memang karena Amel banyak catatan merah di BK bukan karena Anin.

Mereka menjalani hari ini dengan cepatnya hingga tak terasa bell pulang sekolah telah berbunyi. Kelas 10 MIPA 1 sedang heboh saat mempersiapkan barang barang mereka untuk pulang. Anin yang sudah siap tersebut hanya memainkan handphone nya.

Hingga akhirnya guru dikelasnya pun keluar, gadis cantik dengan rambut tergerai rapi tak lupa dengan bandana pastel nya tersebut keluar sambil memegang handphone nya. Ia bertemu dengan sahabatnya, Giselle yang sudah menunggu didepan pintu kelasnya sedari bell baru saja berbunyi.

"Lama amat sih, aku udah nunggu dari tadi tau," ujar Giselle yang membuat Anin tersenyum singkat.

"Guru-nya lama tuh, pake ceramah segala. Kok kamu cepat? Jangan-jangan kelas kamu jam kosong lagi, ya?" tebak Anin yang diangguki Giselle.

"Irii banget sih, kelas kamu jam kosong terus Sel. Kan aku juga pengen, tapi kayanya guru dikelas aku rajin semua," omel Anin yang membuat Giselle tertawa atas tingkah lucu sahabatnya tersebut.

"Eh jadi ke Trans Studio ga?" tanya Giselle.

"Jadi dong! Kan kita mau nonton Film Milea suara dari Dilan," seru Anin bersemangat.

"Okayy, kita jadi naik apa? Supir kamu mana?" tanya Giselle yang membuat Anin kebingungan mencari-cari supir nya yang berada dimana.

"Sebentar ya, aku telpon supir dulu," ujar Anin kepada Giselle, sahabatnya itu hanya menangguk meng-iyakan saja.

"Aduh maaf Sel, mobil aku mogok nih kata pak supirnya. Kita naik go-car aja gapapa?" tanya Anin memastikan.

"Ih gapapa Anin, santai aja kok. Kamu pesan atau aku?" tanya Giselle.

"Kamu aja, biar nanti nonton nya aku yang bayar," ujar Anin yang diangguki Giselle.

Mereka berdua itu sering banget bagi dua saat bayar, seperti ini Giselle yang membayar go-car nya sedangkan Anin membeli tiket. Namun biasanya saat ada supir Anin, Giselle yang membeli tiket, Anin yang membeli makanan. Dan sebaliknya.

"Kok di cancel mulu sih, sedih," ujar Giselle yang membuat Anin terdiam.

Suasana sekolah yang sudah mulai sepi, ditambah juga dengan hujan yang turun membasahi Bandung yang membuat suasana menjadi berkali kali lipat lebih dingin.

Hal yang mengejutkan terjadi, tiba-tiba ada yang memasangkan jaket di bahu Anin. Gadis itu segera menoleh melihat siapa yang berada dibelakangnya ini. Anin dan Giselle yang terkejut dengan kehadiran kakak kelas mereka.

Angkasa dan Askara. Mereka yang baru saja pulang dari rapat osis mendapatkan Anin dan Giselle yang berdiri didepan gerbang.

"Ngapain disini?" tanya Aska.

"Mau ke Trans Studio Mall kak, tapi kayanya di cancel mulu ini go-car nya sedangkan mobil Anin mogok," jawab Giselle.

"Kakak ngapain masih disini?" tanya Anin.

"Habis rapat OSIS," jawab Angkasa yang membuat Anin menangguk paham.

"Yaudah, bareng aja? Kita juga free nonton bareng seru kayanya. Mau nonton apa emangnya?" tanya Angkasa.

"Milea!" seru Anin yang membuat Angkasa tersenyum lalu menangguk.

"Yaudah bareng aja, lagian udah ke sorean sekolah sudah sepi. Bahaya kalian masih disini" ujar Angkasa.

"Gimana Sel?" tanya Anin kepada sahabatnya.

"Aku mah ikut kamu, Nin," ujar Giselle.

"Yauda kita ikut ya kak, maaf merepotkan," ujar Anin yang dibalas gelengan oleh Angkasa.

"Ska," ujar Angkasa yang langsung diangguki paham oleh Aska.

Dibawah derasnya hujan di kota Bandung yang sangat indah membuat suasana yang seharusnya dingin malah sebaliknya menjadi hangat. Terdapat dua pasang, pasangan yang sedang berlari larian di SMANDA berlari dari gerbang menuju mobil.

Angkasa yang mengenggam tangan Anin erat tak ingin gadis itu terlepas juga bersama Askara yang dibelakang bersama Giselle ikut berlari menerobos derasnya hujan.

Hingga sesampainya dimobil, Angkasa memasangkan jaket nya kepada Anin yang tengah basah kuyup tersebut tak ingin gadis itu nanti sakit.

"Lucunya," ujar Giselle tak sengaja yang membuat Askara disebelahnya juga melakukan hal yang sama.

"Eh?" ujar Giselle kaget dengan perlakukan dari Askara.

"Ya, aku tau kamu dingin," ujar Aska yang membuat Giselle tersenyum.

Hingga Angkasa pun mulai menjalankan mobil nya menuju Trans Studio Mall.

Haii bagaimana chaper ini?

Jangan lupa follow dan vote ya.

Follow juga Ig

@wp_candyyy

@angkasaharsaerlangga

@prettyluvv_vanilla

Thankyou All🤍

SMANDA DAN ANGKASA Where stories live. Discover now