Ica & Giselle

442 26 5
                                    

"Ica, gapapa kamu dek?" tanya Aska kepada gadis kecil tersebut.

"Gapapa kok bang, aku memang harusnya sadar. Kalau sekarang, dunia nya bang Angkasa bukan cuma aku. Tapi juga ada kak Anin, cuma kan bisa kabarin dulu. Gausah ingkari janji, udah tau aku gasuka kalau ada yang ingkari janji," ujar Ica sambil terisak.

"Heii, udah jangan nangis. Gimana kalau kita ke taman aja?" tanya Aska yang diangguki gadis itu.

Mereka pun sampai ke taman hijau, taman yang sangat cantik dengan pemandangan hijau. Ini adalah taman favorit Ica, Angkasa dan juga Aska. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu sore hari mereka disini. Ntah itu hanya untuk sekedar bercanda, maupun untuk bermain.

"Udah, jangan nangis. Nanti kalau ga nangis, bang Aska beliin eskrim lagi deh," ujar Aska, Ica pun menatap cowok disebelahnya itu.

"Beneran?" tanya Ica dengan mata berbinar-binarnya itu. Aska menangguk mengiyakan.

"Hai kak Aska!" ujar seorang dibelakang mereka, mereka pun melihat ke arah belakang.

"Eh Giselle, ngapain disini?" tanya Aska, Giselle tersenyum.

"Jalan-jalan aja sih, suntuk dirumah aku," ujar Giselle lalu menatap ke arah Ica. Gadis itupun mulai merasa tak nyaman dengan kehadiran orang baru.

"Eh Ica, ini kak Giselle kamu bisa panggil kakak Isell ya?" tanya Aska sambil sedikit menunduk menyetarakan tingginya dengan Ica.

"Haloo Ica sayang, nama kakak Giselle. Salam kenal ya cantik," ujar Giselle sambil mengulurkan tangannya.

Tampak, wajah takut Ica menatap uluran tangan dari Giselle. Namun Aska meyakinkan Ica untuk menerima uluran tangan Giselle tersebut.

"Iya, kak Isell. Aku Clarissa, bisa panggil aku Ica," ujar Ica pelan. Giselle tersenyum kecil melihat Ica, parasnya yang begitu cantik itu.

"Cantik banget sih kamu," ujar Giselle yang membuat Ica tersenyum.

"Terima kasih, kakak juga cantik," ujar Ica yang membuat Giselle pun tertawa pelan.

"Siapa kamu kak? Lucu banget," ujar Giselle kepada Aska yang sejak tadi hanya melihat pemandangan yang menenangkan di mata nya.

"Adek nya Angkasa,  tadi harusnya Angkasa ajak dia jalan. Tapi malah si Angkasa sama Anin," jelas Aska yang membuat Giselle terdiam.

"Bang Aska, katanya mau beliin aku eskrim kalau udah engga nangis,"ujar Ica yang membuat Aska tersenyum gemas.

"Iya adek, kamu sama kak Isell ya? Abang beliin eskrim dulu untuk kita bertiga," ujar Aska yang diangguki Ica.

Aska pun pergi beranjak menjauhi Giselle dan Ica yang sedang duduk di bangku yang tersedia di taman hijau tersebut.

"Kakak teman nya bang Aska ya?" tanya Ica membuka topik pembicaraan.

"Eh? Iya, kakak adek kelasnya bang Aska. Kamu udah lama ya dekat sama bang Aska?" tanya balik Giselle, Ica menangguk.

"Mungkin, dari sejak kecil bang Aska udah sahabatan sama abang aku," ujar Ica.

"Oh iya kak Isell, kakak kenal juga engga sama kak Anin?" tanya Ica yang membuat Giselle sontak terkaget.

"Eh, iya kak Anin itu teman kakak loh," jelas Giselle yang membuat raut wajah Ica tiba-tiba berubah drastis.

"Kakak ga kaya kak Anin kan?" tanya Ica kembali yang membuat Giselle lagi lagi dibuat terkaget oleh pertanyaan dari gadis ini.

"Maksudnya gimana ya sayang? Kaya kak Anin?" tanya Giselle yang benar-benar tidak paham.

"Iya, sifat kak Anin. Yang ngambil bang Angkasa hanya buat dia aja. Hingga buat bang Angkasa lupa sama aku, lupa sama janji yang udah dia buat sendiri sama aku,"jelas Ica panjang lebar, pernyataan dari Ica sontak membuat Giselle lagi lagi terdiam.

"Engga dong sayang, gamungkin kakak jauhin kamu sama bang Aska. Buat apa? Kan kakak juga sayang sama kamu cantik," ujar Giselle yang dibalas senyuman oleh Ica.

"Janji?" tanya Ica sambil mengeluarkan jari kelingkingnya yang mungil itu.

"Janji cantik," ujar Giselle lalu menautkan jari kelingkingnya kepada jari kelingking milik Ica.

Namun tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang sedang melihat mereka dari kejauhan, Aska sedari tadi melihat itu. Hatinya menghangat melihat Giselle yang begitu gampang mendapatkan hati Ica.

"Halo, maaf lama yaa, soalnya ngantri," ujar Aska sambil menyerahkan dua eskrim rasa strawberry tersebut.

"Kak Isell, nanti kita jalan yuk, kakak sibuk engga?" tanya Ica yang membuat Giselle berpikir sedikit lama.

"Lusa kakak free sih, mau kemana emangnya?" tanya Giselle. Ica pun menatap ke arah Aska.

"Ke danau aja, yuk bang Aska!" ujar Ica bersemangat.

"Mau ngapain ke danau, Ca?" tanya Aska, Ica pun kembali berpikir apa yang akan ia lakukan bersama Giselle di danau.

"Aku mau ngelukis kak Isell bang, soalnya kak Isell cantik," celetuk Ica yang membuat Giselle tersenyum.

"Udah ah, yuk pulang Ca. Udah ke sorean," ujar Aska yang membuat wajah Ica berubah.

"Padahal kan aku masih mau main dirumah kak Isell bang Aska," ujar Ica yang membuat Aska sedikit kesusahan untuk membawa gadis ini pulang.

"Udah gapapa Ca, kamu pulang dulu. Kan lusa mau ke danau bareng kakak iya gak?" tanya Giselle yang langsung diangguki Ica.

"Terkma kasih ya Sel, maaf merepotkan. Anaknya memang super aktif gitu kalau udah nyaman sama orang," ujar Aska, Giselle hanya tersenyum meng-iyakan.

"Gapapa kok kak santaii, aku juga suka sama Ica anaknya lucu," ujar Giselle.

Lalu Aska dan Ica pun berpamitan pulang kepada Giselle. Dan berjalan pulang menuju rumah mereka. Sesampainya dirumah mereka, tampak Angkasa yang tengah duduk di teras rumah menunggu mereka kembali.

"Darimana aja sih kamu dek, abang khawatir tau. Aska bawa Ica minimal kasih tau lah bawa kemana," ujar Angkasa yang membuat Ica malas.

"Oh? Orang telpon sama chat aku aja ga dibalas. Gimana mau di chat sama bang Aska? Nanti setahun lagi baru dibalas," ujar Ica yang membuat Angkasa terdiam, pasalnya tidak pernah adik kesayangan nya ini bertutur kata seperti ini.

"Kamu kenapa sih dek, gaboleh gitu tau ngomongnya," ujar Angkasa yang membuat Ica menghela nafasnya berat.

"Terserah, gamau ngomong sama orang yang janji nya engga pernah mau ditepati," ujar Ica lalu memasuki rumah tanpa menatap Angkasa, karena ia tau jika ia menatap sang abang maka dia akan menangis.

"Lo keterlaluan Sa, gue udah bilang berkali-kali. Kesabaran gue udah habis, lo ga pernah mikirin adek lo apa? Udahlah tentang sekolah, tentang gue lo lupain. Tapi ini adek lo sendiri loh, adek lo, yang lo sendiri yang buat dia benci sama lo. Ga habis pikir sama jalan pikiran lo, cewek itu berbisa juga ya?" ujar Aska panjang lebar, meluapkan semua amarahnya.

"Lo jaga omongan lo ya!" seru Angkasa, namun Aska pun langsung pulang ke rumahnya tak ingin membuat keributan pada malam hari.

Haloo bagaimana chapter ini?

Maaf ya lama baru update sibuk soalnya.

Jangan lupa follow dan vote yaa.

Jangan lupa Follow Instagram juga

@Angkasaharsaerlangga

@wp_candyyy

@prettyluvv_vanilla

Terimakasih semua🤍

SMANDA DAN ANGKASA Where stories live. Discover now