Bekal Pertama

705 43 5
                                    

Seorang gadis baru saja terbangun dari tidurnya, sedikit pusing ia rasakan. Pasalnya ia sudah tertidur dari sore hingga sekarang hari yang sudah malam. Gadis itu adalah Anin, dirinya menatap sekelilingnya.

"Kok aku udah di kamar Isell ya, perasaan aku tadi di mobil," batin Anin sambil memegang kepalanya yang sedikit berputar.

"Bangun juga akhirnya kamu, Nin. Aku kira kamu pingsan ga bangun bangun takut juga aku," ujar Giselle dibalik pintu sambil membawa teh hangat.

"Ini minum dulu," tambah Giselle sambil memberikan teh yang berada di tangan nya kepada sahabatnya itu.

"Tadi aku masih di mobil kak Angkasa ga sih, Sel?" tanya Anin setelah meneguk air teh yang Giselle bawakan.

"Iyaa, tadi kak Angkasa yang gendong kamu kesini, habisnya nyenyak banget lagi. Tapi lucu bangett pas kak Angkasa gendong kamu, Anin,"cerita Giselle mengingat kejadian tadi sore.

"Haduh, gimana ucapin terimakasih, ya? Aku merasa ga enak," ujar Anin sambil memainkan rambut panjangnya.

"Yaudah, buatin bekal aja," saran Giselle yang membuat senyuman Anin merekah.

"Boleh juga, eh Isell, aku tidur sini aja ya. Mager ah udah malam juga mau pulang," ujar Anin yang diangguki Giselle.

"Santai aja kali, kaya sama siapa aja. Mandi dulu kamu, pake baju tidur di lemari tuh," ujar Giselle yang membuat Anin tersadar ia masih menggunakan seragam sekolah.

"Eh iya, hampir aja aku lupa," ujar Anin lalu beranjak dari tempat tidur.

Anin pun mengarah ke lemari baju sahabatnya itu, ia mengambil baju yang paling sering ia pakai. Kemudian mengambil handuk dan menuju kamar mandi untuk mandi juga bersih-bersih.

Setelah selesai gadis itupun mengeringkan rambutnya, sangat bosan dan lama mengeringkan rambutnya yang cukup panjang tersebut. Anin pun membuka topik pembicaraan bersama sahabatnya.

"Oh iya, berapa tadi bayar nonton nya? Aku transfer aja ya," ujar Anin baru ingat tadi ia belum membayar tiket nonton.

"Engga, tadi semua dibayarkan kak Aska," jelas Giselle membuat Anin sangat terkejut.

"Lah? Beneran kamu Sel, ga bohong?" tanya Anin penasaran sambil melihat sahabatnya yang sibuk memainkan handphone nya tersebut.

"Iyaa, bener dong, Anin. Ga percaya banget, hari ini kita ke Mall nya pure gratis tis tis," jelas Giselle yang membuat Anin merasa makin tak enak hati.

Anin pun menyelesaikan untuk mengeringkan rambutnya dan kembali duduk disebelah sahabatnya tersebut.

"Lah kenapa muka nya murung, gitu?" tanya Giselle penasaran melihat raut wajah sahabatnya yang tak enak tersebut.

"Iya gimana ya, kan baru kenal masa udah dibayar-bayarin mulu ga enak atuh Isell. Kaya matre banget kita tuh," ujar Anin mengutarakan isi hatinya.

"Ih gausah dipikirin Anin, santai aja, nanti kita bawain mereka bekel buat tanda terima kasih ya," ujar Giselle yang membuat Anin menghela nafasnya pelan.

"Udah ah yuk tidur," ujar Giselle sambil meletakan handphone nya di meja sebelah tempat tidur.

Giselle yang langsung tidur itupun meninggalkan Anin dengan pikiran kalutnya, gadis itu berusaha memejamkan matanya lalu perlahan lahan ikut tertidur, menyusul Giselle ke alam mimpi.

Sedangkan, Angkasa yang sudah sampai dirumah dari tadi sore, dihadapkan oleh tingkah laku sang adik yang cukup menyebalkan.

"Ada PR?! Malam-malam gini?" tanya Angkasa sambil mengurut dahinya.

SMANDA DAN ANGKASA Where stories live. Discover now