Penasaran

1.1K 82 9
                                    

"Pesanin yang enak dong," ujar Angkasa kepada Anin, gadis itu benar benar kaku sekarang.

"Iya, sama deh Anin pesankan sekalian ya," tambah Askara menambahkan.

"Haduh, kok aku di posisi kaya gini sih ga enak banget," batin gadis itu. Terlihat gadis itu tampak sangat bingung dengan kondisi yang sedang ia jalani sekarang.

"Hey, kenapa ngelamun?" tanya Angkasa menyadarkan lamunan gadis cantik itu.

"Eh engga kak sebentar ya aku pesanin," jelas Anin lalu beranjak pergi memesan makanan yang tak begitu jauh dari tempat mereka duduk.

"Sa, kamu udah gila ya?" tanya Askara sambil memegang dahi Angkasa.

"Kok ga panas?" tambah Askara kembali.

"Saya ga sakit," jelas Angkasa ketus.

"Oke, jujur kamu kembaran Angkasa kan? Gak mungkin banget dia dekat sama cewek," ujar Askara membuat Angkasa menggeleng kan kepala nya pelan.

"Kamu pikir saya suka sama cowok gitu?" tanya Angkasa yang dibalas senyuman jahil dari Askara.

"Jangan suka aku sa, aku masih waras," pinta Askara yang membuat Angksa jengkel.

Angkasa memukul wajah Askara menggunakan buku menu yang berada di hadapan nya, cukup keras hingga mampu membuat Askara meringis kecil.

"Sakit tau sa," ujar Askara sambil memegang wajahnya yang sudah mulai memerah itu.

"Salah sendiri," ketus Angkasa.

"Eh kok wajah kak Askara merah?" tanya Anin saat sudah kembali dari memesan makanan.

"Cowok kamu tuh Anin, bisa bisa nya mukul muka aku pake buku menu di kata ga sakit kali ya," jelas Askara tanpa dosa. Pernyataan dari cowok itu mampu membuat Angkasa melemparkan tatapan mematikan miliknya tersebut.

"Hehe tapi, kak Angkasa bukan cowo aku kok," jujur Anin membuat Askara menutup mulut nya. Lalu merasakan atmosfer yang tiba-tiba berubah karena dirinya.

"Oh iya tadi kamu mesanin kita apa?" tanya Askara agar topik beralih.

"Aku pesanin yang menu paling rekomen, tapi untuk kak Angkasa aku pesenin ga pedas," jeas Anin tak lupa dengan senyuman indah nya itu.

"Terima kasih," ucap Angkasa yang diangguki gadis itu pelan.

"Oh iya, habis ini jadi mau beli es?" tanya Askara memecah keheningan yang tercipta.

"Boleh, nanti aku tanya supir aku dulu," ujat Anin yang diangguki Askara.

Beberapa saat kemudian, akhirnya makanan mereka pun tiba, mie yang pedas ada dua, sedangkan Angkasa tidak pedas. Dan juga, ada minuman yaitu teh es manis tiga.

"Enak banget kan?" tanya Anin di sela makannya itu. Tak kala dengan rambutnya yang begitu panjang tergerai menggangu waktu makan nya.

"Iya enak," ujar Angkasa lalu mengambil ikat rambut yang berada di dalam tas nya.

Cowok itupun mengikat rambut terurai Anin, gadis itu yang tengah makan pun tiba tiba terdiam sesaat. "Sorry ya," ujar Angkasa sambil mengikat rambut Anin tersebut.

"Eh terimakasih kak," ujar gadis itu sambil tersenyum. "Canggung amat," batin nya kembali menatap sekitar.

"Tumbenan amat kamu Sa, bawa ikat rambut punya cewe kamu?" tanya Askara membuat Angkasa tersedak.

"Minum kak," ucap Anin sambil mendekatkan teh es manis tersebut. "Pelan pelan," tambah gadis itu memperingati.

"Terima kasih lagi," jelas cowok itu yang diangguki Anin.

SMANDA DAN ANGKASA Where stories live. Discover now