She Said Yes 🫶🏻

210 12 0
                                    

"Memang bang Asa sama kak Anin udah pacaran?" tanya Ica saat tengah makan malam bersama dengan sang Bunda dan abangnya itu.

"Nah loh, di tanya sama adeknya," ujar sang Bunda sambil menyenggol tangan putra nya itu.

"Kenapa sih lagian, pengen tau banget kayaknya, sama hubungan bang Asa sama kak Anin," ujar cowok itu lalu tertawa, bingung harus menjawab apa, karena itu terlalu mendadak baginya.

"Hati-hati kalau kak Anin nya di ambil loh bang," ujar gadis kecil itu sambil menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

"Kaya tau aja, apa arti di ambil," ujar Angkasa sambil menatap lurus ke arah sang adik.

"Tentu tau dong bang, nanti sakit loh bang kalau tiba-tiba di ambil," ucap gadis itu lagi.

"Memangnya belum ada hubungan bang?" tanya sang Bunda, cowok itu pun menggeleng pelan.

"Bang, jangan pernah jatuh cinta tanpa hubungan. Nanti, jika kita terluka karena dia, kita tidak punya hak. Terluka tanpa memiliki ikatan hubungan adalah hal yang sangat amat sakit, yang jangan pernah coba untuk di lakukan," jelas sang Bunda.

"Tenang aja Bun, Asa juga gabakal terluka. Karena Asa tau, tidak akan pernah ada hak. Jika tidak mengikat orang itu dalam suatu hubungan," jawab cowok itu menegaskan.

"Kalau kamu nggak mengikat orang itu dalam suatu hubungan, dan kamu juga nggak merasakan hal sakit. Apa benar kamu mencintainya?" tanya sang Bunda.

"Maksud Bunda apa ya?" tanya cowok itu yang mulai tidak paham dengan apa yang Bunda katakan saat itu.

"Seni menyakiti diri sendiri itu adalah jatuh cinta tanpa hubungan nak. Jika kamu tidak merasa sakit, berarti kamu tidak mencintai orang itu?" tanya Bunda.

"Aku cinta Anin Bun sangat, hanya saja, untuk apa kita merasa sakit dengan hal yang bahkan bukan milik kita sepenuhnya? Jatuh cinta adalah hak asasi manusia, akan tetapi terluka dalam jatuh cinta itu adalah pilihan." Cowok itu pun lalu tertawa melihat ke arah sang adik yang terdiam hanya menonton dirinya dan sang Bunda.

"Kapan jadian, Sa?"

"Besok, kali Bun," jawab cowok itu asal lalu kembali memasukan makanan ke dalam mulutnya itu.

"Benar ya, besok udah harus bawa Anin. Tapi kali ini, harus dengan ada hubungan. Jangan tanpa hubungan," ujar sang Bunda membuat cowok itu panik tak karuan.

"Bun! Asa cuma bercanda doang!" seru cowok itu yang mengundang gelak tawa dari sang adik yang sedari tadi hanya diam.

"Nah loh bang, udah harus nembak kak Anin. Malahan harus di bawa lagi, semoga kak Anin nerima deh," ledek gadis kecil itu.

Malam itu, cowok itu sedang sibuk memikirkan bagaimana cara mengajak gadis cantik itu pacaran. Sedangkan dirinya saja sedang menjadi kakak kelas, yang baru saja dekat dengan dirinya. Bagaimana jika dirinya di tolak? Karena gadis itu juga tidak menyukai dirinya.

"Kenapa sih Sa, pagi-pagi kayak gini kamu tuh kerumah aku?" tanya Aska dengan suara khas baru bangun tidur.

Cowok yang sedang acak-acakan itu keluar dari kamarnya karena di bangunkan oleh sang Mama. Hari ini, baru pukul 6 pagi dan dirinya sudah di bangunkan karena katanya Angkasa sudah menunggu dirinya untuk bertemu.

"Hari ini kita lagi ga piket, ga jaga pagar juga. Untuk apa sih ke sekolah pagi-pagi?" tanya cowok itu lagi sambil mengucek matanya.

"Kalau saya nembak Anin, saya di tolak ga ya?" tanya Angkasa secara tiba-tiba.

"Hah! Kamu mau nembak cewek? Seorang Angkasa Harsa Erlangga benar-benar jatuh cinta?" tanya cowok itu heran.

"Ya menurut kamu saja, masa saya tidak suka cewek? Kamu pikir saya suka cowok?" tanya Angkasa sambil memutarkan bola matanya malas.

"Nggak gitu sih, cuma ya kaget aja masih pagi juga. Udah jadi berita hot aja nih," ujar Aska. Rasa kantuk yang ia rasakan seketika hilang akibat pernyataan dari sahabat nya itu.

"Jadi gimana kalau saya nembak Anin? Apakah saya akan di tolak? Bagimana jika saya di tolak?" tanya cowok itu dengan beruntun.

"Sabar-sabar jangan kayak gini dong, gimana aku jawab nya," ujar cowok itu membuat Angkasa terdiam mendengarkan pernyataan dari sahabat nya itu.

"Jadi gimana?"

"Ga gimana-gimana, kamu kasih bunga, coklat boleh juga. Langsung di tembak di lapangan utama hari ini juga keren banget ga sih?" tanya Aska yang sudah menyusun skenario di dalam otaknya itu.

"Bagaimana ceritanya nembak, di lapangan utama? Bukan kah itu ramai?" tanya Angkasa.

"Polos banget sih kamu Sa! Ya itu dong tujuannya biar semua orang tau kalau seorang Angkasa sudah memasuki jatuh cinta era," ujar Aska membuat sang sahabat mulai jengkel.

"Cinta itu bukan untuk di umbar-umbar, jatuh cinta itu yang terpenting adalah rasa senang yang di rasakan ketika bersama," jelas Angkasa.

"Iya-iya deh, sipaling paham kalau jatuh cinta. Sedangkan ini aja tanya sama aku," ujar Aska sambil tertawa.

"Jadi ga? Sesuai rencana?" tanya Aska kembali, sedikit waktu hingga Angkasa menganggukkan kepalanya.

Di sekolah, tepatnya di waktu istirahat pertama. Seluruh siswa dan siswi SMANDA di kumpulkan di lapangan utama. Sesuai arahan Aska sang Ketua OSIS mereka. Disana dengan wajah kebingungan dengan ada apa, yang mengharuskan mereka kumpul disana dan mengganggu waktu makan mereka itu.

"Baik lah, terima kasih untuk perhatian kalian semua. Maaf juga telah mengganggu, waktu istirahat dan makan nya," ujar Aska membuka ditengah-tengah kerumunan lapangan utama itu.

"Dan selanjutnya akan di lanjutkan oleh Angkasa, Ketua OSIS kita semua," sambung Aska lalu memberikan mic kepada cowok yang berada di sebelah nya itu.

"Baik semua, terima kasih telah berkumpul disini. Sekarang saya tidak ingin banyak bicara saya ingin memanggil Anin, Anindya Vanilla Floryn kelas 10 Mipa 1 bisa ke tengah lapangan sekarang ya," ujar Angkasa dengan suara lembutnya itu.

Pernyataan Angkasa berhasil membuat seribu orang itu membelah jalan untuk mempersilahkan Anin untuk berjalan menuju ke arah sumber suara. Suara teriakan pun terdengar disana. Diikuti dengan lagu Penjaga Hati itu.

"Terima kasih telah hadir di dunia ya, terima kasih telah membuat Bumi terasa lebih banyak ramai, dan di kelilingi dengan rasa senang yang sangat banyak. Mungkin ini terlalu cepat, tapi saya merasa kalau saya harus menyampaikan ini. Baiklah Anindya Vanilla Floryn, apakah kamu ingin menjadi bagian dari hidup saya?" tanya Angkasa.

Suasana lapangan utama kembali riuh dengan pernyataan panjang lebar dari sang ketua OSIS mereka kali ini. Bahkan tidak lagi terdengar hal buruk disana mereka hanya berbicara untuk Anin menerima seorang Angkasa.

"Jadi gimana?" tanya Angkasa kembali.

"Iya aku mau," ujar gadis itu kecil.

"Apa nggak kedengeran?" tanya Angkasa ingin memastikan apa kah pendengaran nya bermasalah.

"Iya aku mau," jawab gadis itu kini meninggikan suaranya.

"Mau apa?"

"Mau jadi bagian hidup seorang Angkasa Harsa Erlangga," jawab gadis itu yang langsung di balas pelukan oleh Angkasa.

Pernyataan itu membuat seluruh SMANDA riuh. Tahun 2019, dan SMANDA Bandung kini menjadi saksi atas hari nya Angkasa dan Anin. Bandung, mari terus mengukir kisah kasih.

SMANDA DAN ANGKASA Место, где живут истории. Откройте их для себя