Chapter twenty three ~~

Start from the beginning
                                    

"Bubar!" Ujar Rigal lagi. Ditangannya sudah ada belati serbaguna miliknya. Siap mendarat kemana saja jika tidak segera dituruti.

Anggota yang melihat tanda bahaya dengan cepat berlari terbirit-birit menjauh dari jangkauan Rigal. Hingga ruangan yang tadinya diisi keributan menjadi hening dan tenang.

Rigal menghembuskan nafas pelan sambil memasukan belatinya ke dalam celana, dan berjalan kembali ke arah ruangannya.

'Dasar bocah!'

***

"Bang Lion! ngapain nih kita? masih pagi begini" Bima- anggota bertanya dengan bingung. Mereka semua berkumpul didepan markas setelah diusir oleh Rigal.

Posisinya masing-masing, ada yang jongkok, duduk, kayang, dan ada juga yang tiduran dijalan.

Mereka semua persis seperti gembel.

"Kita tawuran aja yuk!" Ajak Ares antusias.

Lion mendelik. "Sana! pulang-pulang abis lo sama Mada!" tukasnya sinis.

Ares menyengir. "Canda elah"

Lion menatap Bima. "Lo ada saran nggak?" Tanya Lion.

Bima mengangguk. "Biasanya gue kalo pagi olahraga sih.. jalan santai gitu sampe satu jam"

Lion mengangguk. "Karna tanggung jawabnya sekarang sama gue, gue putusin kita jalan santai muterin jalan."

"Setuju nggak?" Lanjutnya.

"Setuju. Pimpin bang" Sadeva bersuara.

"Gue jalan dibelakang. kata Mada, pemimpin harus berada dibelakang buat ngawasin dan jamin semuanya aman. Jadi yang kecil-kecil jalan didepan gih, gue Zoire, Xion sama Deva dibelakang jaga kalian." Penjelasan Lion membuat beberapa anggota berdecak kagum.

"Bang Mada selain keren ternyata bijak dan pinter juga ya?" Celetuk Fei karna lagi-lagi merasa rendah.

"Mada emang paling keren sedunia!" Ujar Ares bangga.

Para anggota mendengus. "Kok lo yang bangga?" Tanya Sergio tak mengerti.

"Ya bangga dong.. Mada kan sohib sejati gue"

"Sohib sejati?! pernah tidur bareng nggak?!" tanya Sergio ambigu.

"T-tidur bareng gimana?" Tanya Jun gagal paham.

Para anggota dengan serius menatap Sergio. Pikiran mereka salah kan?!

"Y-ya tidur bareng.. " gugup Sergio karna di tatap sedemikian rupa oleh semua anggota UL.

"Terus gimana rasanya? sakit nggak?" Tanya Zoire penasaran.

Sergio menggaruk pipinya. 'Kok nanya rasa sama sakit sih? emang tidur bareng plus pelukan bisa bikin sakit ya?' batin Sergio bingung.

"Enggak sakit, malah enak banget" Pelukan Rigal memang enak kok, rasanya hangat dan nyaman menurut Sergio. Jadi pertanyaan Zoire tadi tidak Sergio ambil pusing dan menjawabnya dengan tenang.

Semua anggota UL syok dibuatnya. Pemikiran mereka berbeda dengan maksud Sergio.

Mereka mengira Sergio nganu dengan Rigal, karna kata-katanya yang benar-benar terdengar ambigu ditelinga.

"Berapa kali?" Tanya Celo ikut penasaran.

Sergio berpikir. Rigal selalu menginap dan memeluknya saat tidur, jika dihitung 2 tahunan berarti sudah banyak hitungan nya.

"Gue nggak ingett berapa kali. Yang jelas udah dari 2 tahunan lalu"

Mereka lagi-lagi syok.

Lion berdehem. "Siapa yang mulai duluan?"

RigalaWhere stories live. Discover now