"Bang Mada nggak pulang?" Tanya Althan- inti UL.
Rigal menggeleng. Malam ini dia ingin menginap.
Althan pun mengangguk mengerti. Lalu setelahnya kembali hening. Mereka sibuk pada kegiatannya masing-masing.
"Sat, kok bang Mada bisa keren ya?" Bisik Fei pada Angga. Tatapan terus menatap Rigal yang sedang memejamkan matanya dengan tenang.
Angga menatap Fei dengan aneh. "Dari awal kita ketemu juga dia keliatan keren kali!" balasnya berbisik.
Fei terdiam lalu mengangguk miris. Mada memang keliatan keren, padahal cuma diem dan nafas doang. Sedangkan dia yang sudah bergaya keren, malah keliatan kaya kutil kuda. "Gue nggak iri kok" ujar Fei sambil tersenyum tabah.
Angga rasanya ingin tertawa keras melihat Fei rendah diri. Karna sebelumnya, ketika belum bertemu Rigal, Fei adalah orang yang suka membanggakan dirinya.
"Nggak usah rendah diri kali Fei. Lo tetep keren kedua kok dimata kita..."
Alis Fei terangkat. "Kok kedua? Siapa yang pertama?" Tanya nya bingung. Jika Angga ingin menghiburnya, harusnya dia bilang Fei yang pertama dong.
Angga memasang wajah serius. "Ya bang Mada dong"
Fei menatap Angga datar, Tapi nggak buruk juga sih, kalo jadi yang kedua setelah bang Mada.
Sementara Angga tertawa puas karna tidak tau pikiran Fei.
Wajah babyface milik Jun menampilkan raut sinis pada Fei dan Angga. Bisik-bisik apa ngobrol sih mereka?! kenceng amat suaranya. "Diem tai!"
Rigal sedang menutup mata, dan Jun tidak mau mereka menganggu Rigal. Apalagi Rigal pasti mendengar bisikan mereka.
Fei dan Angga sontak menatap Jun. Ingin membuka suara, deep suara seseorang menghentikan mereka dari atensinya.
"Kalian laper?" Tanya Rigal setelah membuka mata.
Ada 25 anggota dimarkas. 10 bersama Arseno dan Andra menjaga dirumah sakit, dan selebihnya pulang ke rumah masing-masing karna hari sudah gelap.
"Kita laper!" Jawab Ares paling semangat. Tangan kecilnya mengepal ke atas. Menunjukkan dia benar-benar semangat untuk makan.
Rigal menengguk. "Kita balapan" ujar Rigal sambil berdiri dan memakai jaketnya.
Anggota pun bersorak riang dan mengikuti Rigal. Sudah lama semenjak hari itu Rigal enggan balapan, padahal skill nya paling unggul diantara semuanya. Ya kecuali king racing, di area balap A.
Sedangkan jika Rigal turun. Dia ke area B karna disana tempat orang yang skill nya dibawahnya. Jadi dengan jelas Rigal akan menang, dan perut semua anggota akan kenyang.
25 anggota, juga Rigal sebagai pemimpin membelah jalanan dengan damai. Semuanya berbasis rapi karna Rigal memang mengajarkan seperti itu.
***
Hingga tak lama perjalanan, mereka akhirnya sampai di area balap. Semua anggota terdiam kaku diatas motornya masing-masing.
Karna..
INI BUKAN AREA B! INI ADALAH AREA A, TEMPAT KING RACING BALAPAN!
Kok area A?
Bang Mada nggak salah?
Kenapa kita ke area A?
Mending kita ke area B mad, disini lawan lo king racing!
Beneran kita kesini bang?!
Itu! dia king racing!
Mana?
Yang pake style hitam dipojok kanan!
YOU ARE READING
Rigala
Fantasynote: jumlah kata setiap chapter akan terus bertambah seiring berjalannya cerita. __________________________ Menceritakan kisah tentang Elvian Jhonson. Pria matang yang bertransmigrasi ke tubuh bocah SMA bernama Rigala Mada Adinata. Bocah nakal yang...
