bab 2

595 43 2
                                    

happy reading


Bulan telah menghilang, digantikan dengan mentari pagi yang sudah menampakkan sinarnya. Gadis cantik yang tertidur di atas sofa, kini sudah terbangun. Bahkan dirinya sudah menjalankan rutinitas paginya.

Naya juga sudah mengganti pakaian pengantinnya dengan pakaian santai yang ia ambil dari koper miliknya yang tertinggal di kamar yang dibuat untuk merias dirinya kemarin.

Naya duduk diatas sofa sambil melihat pemandangan luar. Tanpa sadar jika sepasang mata tajam milik Langit menatap ke arahnya.

Langit terus memandang Naya sampai suara dering handphone membuat Langit memejamkan mata lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit terus memandang Naya sampai suara dering handphone membuat Langit memejamkan mata lagi. Naya mencari-cari keberadaan sumber suara.

Dering itu berasal dari handphone milik Naya yang di taruh di nakas dekat ranjang milik Langit. Naya beranjak dan berjalan ke arah keberadaan handphone miliknya yang terus berdering.

Naya mengambil handphonenya dan terlihat nama sahabatnya yang tertera di layar benda pipih miliknya. Sebelum mengangkat panggilan dari Reina, Naya melirik sekilas ke arah Langit yang masih memejamkan matanya.

[Babe!!]

Baru saja Naya menekan tombol hijau keatas, tetapi suara cempreng milik sahabatnya sudah membuat Naya menjauhkan benda pipih miliknya itu.

[Jangan teriak-teriak, ada kebo yang masih tidur soalnya]

Reina tertawa keras diseberang sana.

[Hei! Jadi lupa kan niat awal aku nelpon kamu]

[Ada apa emangnya?]

[Kamu nikah tapi ngga bilang sama sahabat kamu ini, mana ngga di undang lagi. Parah banget si kamu]

]Reina sahabatku sayang, dengerin penjelasan aku dulu ya]

[Udahlah Nay, jahat banget kamu]

[Hei! Dengerin dulu, aku ini dijodohin, dan kamu tau, orang tua aku baru ngasih tau satu hari sebelum hari pernikahan, gila kan? Kamu juga di Kanada Rei, dan mau ngurusin wisuda kan. Makanya aku ngga mau ganggu. Aku juga mau ngabarin kamu kalau kamu udah wisuda, tapi kamu udah tau duluan]


[Tetap aja Nay, aku kayak ngga berharga jadi sahabat kamu]

[Aku minta maaf, tapi tolong ngertiin aku ya, Rei]

[Yaudah, tapi ada satu syarat]

[Sebutin]

[Kalau aku balik ke Indonesia, kamu harus cerita semuanya]

[Aku tutup dulu ya Nay, mau nemuin dosen dulu. Bye bye baby!]

Sepagi ini?

Setelah itu, panggilan diakhiri oleh Reina.

Changed feelingsWhere stories live. Discover now