Part 18 | Anak yang Menarik, Katanya

479 77 44
                                    

⚠ DISCLAIMER ⚠

- Fiksi
- Terdapat kata-kata kasar
- Vote dan Komen

HAPPY READING, GUYS~

⭐⭐⭐

.

.

.


Hari ini H-1 jadwal Jeha kembali mendekam di rumah sakit. Demi menjaga kondisi Jeha supaya tetap stabil, Darion menjaga ketat kebersihan mansion. Dia tidak ingin kemoterapi Jeha ditunda. Lihat saja sekarang! Pagi-pagi buta, pria itu sudah membuat keributan. Memerintah ini itu pada para maid dengan tampang galaknya.

"Kerja bagus, kerja bagus." Darion berkacak pinggang, mengangguk-angguk puas mengamati sekitar. Sebelah tangannya membawa tongkat kayu kecil, dipukul-pukul pelan pada pundaknya sembari lanjut mengecek tiap sudut ruangan.

Kalo kata Jeha, Ayahnya yang mondar-mandir itu udah persis seperti pengawas ujian saja.

"Basmi semua kuman-kuman di sini atau kalian yang akan kubasmi dari dunia ini!" Ancam Darion, mengawasi para maid yang beberapa sedang menyapu, mengepel, dan mengelap.

Darion lantas kembali menuju kamar Jeha yang katanya sudah selesai dibersihkan.

"Sarah, apa ini?!" Darion bertanya marah. Menunjuk sebutir debu yang tertinggal di pinggiran motif pintu lemari kamar Jeha dengan tongkat kayunya.

Sarah, kepala maid di mansion segera maju, mengecek, lalu segera menghadap sang tuan. "Maaf atas kecerobohan ini, Tuan Besar. --Kamu! Cepat bersihkan ini," perintahnya pada salah satu maid.

"Jangan sampai ada sedikitpun debu yang tertinggal. Itu tidak baik untuk paru-paru putraku."

"Baik Tuan."

"Dan ini, kenapa gorden ini belum diganti? Dari kemarin masih ini terus. Bisa stress putraku kalau pemandangan kamarnya monoton. Cepat ganti yang lain!"

Sarah dengan hati-hati menjawab. "Maaf Tuan, tetapi gorden ini baru diganti belum genap satu jam yang lalu."

"Oh, benarkah?" Tanyanya sedikit tak percaya.

"Benar, Tuan. Anda meminta kami mengganti gorden hampir tiap jam. Jadi kami kehabisan stok dan mencuci kering untuk mengganti secara bergiliran sampai kembali lagi mengenakan gorden motif ini."

"Oke. Bagus. Lanjutkan!" Darion menipiskan bibir. Alasan itu memang masuk akal jadi dia percaya saja.

Kembali berpatroli, Darion lagi-lagi terkejut menemukan sesuatu. "Loh Sarah, apa ini?!"

"Tenang tuan, itu bukan serangga betulan. Hanya mainan edukasi ekosistem hewan milik tuan muda Jeha yang baru saja anda belikan."

"Oh iya kah? Ingat! tidak ada yang boleh melukai putraku, bahkan gigitan kecil semut sekalipun."

"Baik Tu__"

"__Eh, Sarah, apa lagi ini?!"

"Itu motif vas-nya Tuan. Bukan noda."

"Kau yakin?"

Sarah segera menyemprotkan antiseptik pada telapak tangan kanan Darion. "Silahkan anda cek."

Darion mengusap vas itu dengan jarinya yang sudah steril. "Ah kau benar."

"Heh Sarah, apa ini?!"

"Astaga Ayaaaah ..." Jeha yang sedari tadi sudah terbangun itu pun jadi geram. Kedatangan Darion dan para maid sungguh mengusiknya.

Jeha dan LukaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu